15. Sambutan Yang Meriah

59 10 2
                                    

Intro:


[#Kerajaan Solomon, Pelabuhan Gilosme#]

Di ujung barat Kerajaan Solomon, terdapat sebuah pelabuhan bernama Gilosme. Pelabuhan ini, jika dilihat sekilas, tampak tak berbeda dari pelabuhan-pelabuhan lain di sepanjang pesisir kerajaan. Deretan perahu nelayan bergoyang pelan diterpa angin laut, sementara aroma asin air laut bercampur dengan bau ikan segar yang baru ditangkap.

Gilosme bukanlah pelabuhan yang megah atau sibuk. Penduduknya sebagian besar adalah nelayan sederhana yang telah mengarungi perairan sekitar selama beberapa generasi. Setiap pagi, mereka berlayar ke laut dengan harapan membawa pulang tangkapan melimpah, dan setiap sore dermaga dipenuhi hiruk-pikuk aktivitas pelelangan ikan.

Namun, ada yang membuat Gilosme istimewa. Entah bagaimana, pelabuhan ini telah menjadi pintu gerbang tak resmi bagi para petualang yang datang dari pulau-pulau di sebelah barat. Mungkin karena letaknya yang strategis, atau mungkin karena keramahtamahan penduduk lokalnya, Gilosme telah menjadi tempat singgah favorit bagi mereka yang mencari petualangan.

Setiap beberapa hari, sebuah kapal asing akan merapat, membawa serta penumpang dengan berbagai macam bentuk pakaian. Dan kebetulannya, hari ini ada tiga kapal layar, yang merapat ke pelabuhan, dan menurunkan berbagai macam orang ataupun ras lainnya.

Mereka turun ke dermaga kayu yang sudah agak tua, dan disambut oleh aroma ikan bakar dan teriakan para nelayan yang menawarkan hasil tangkapan mereka.

Seseorang dengan pakaian khas petualang, dengan jubah compang-camping warna biru tua yang menutupi beberapa bagian pakaiannya, berkibar pelan saat terkena angin laut, mata dan rambutnya yang berwarna coklat, dengan wajah yang bahagia.

"Sungguh pemandangan yang indah, cara berpakaian warga juga sangat berbeda dengan tempat tinggal ku, jadi petualangan ku akan segera dimulai." Ucapnya yang terdengar sangat bersemangat.

Ia turun dari kapal, menengok kesana kemari, melihat kehidupan sehari-hari dari warga, lalu melihat ke arah kapal yang di tumpanginya tadi.

"Terimakasih karena sudah membawa Ku kemari," Ucapnya berterima kasih pada kapal layar yang sudah mengantarkannya.

Dia kemudian berbalik, lalu mulai berjalan keluar pelabuhan dan memasuki kota Gilosme, dia berbicara ke beberapa penduduk untuk menanyai mengenai tempat tinggal, dan sampai pada satu penginapan.

Dia memesan kamar di penginapan tersebut dan kemudian keluar untuk mencari guild petualang, dan masuk. Dia tidak mengharap banyak dari guild petualang, karena dia sudah tahu bahwa semua guild petualang yang ada, memiliki satu kesamaan. Yaitu, ramai.

"Tambah satu gelas lagi cepat!!" Teriak seseorang yang sudah mabuk berat, dengan banyak gelas kosong di sekitarnya.

Dia kemudian melihat ke arah lain.
"Hei, apakah kau dengar?" Lalu dia berbisik dengan teman di depannya.

Menengok ke arah lain lagi dia melihat 2 party sedang berdiskusi.

"Itu tidak adil, party kami ingin bagi hasil yang seimbang sesuai dengan kontribusi yang dilakukan." Ucap seseorang yang sepertinya terlihat tidak senang.

Lalu dia mendengar suara orang tua.
"Ayo makan-makan tidak usah sungkan! Hahahahaha-" Ucapnya sambil tertawa, menyaksikan beberapa anak muda makan.

Kemudian dia melihat ke papan quest, dimana ada seorang petualang yang tengah kebingungan.
"Tidak ini terlalu rumit. Hmmm. Ah! Mungkin ini cocok."

Ramai seperti biasanya, itulah yang dipikirkan oleh dia, namun dia tetap tersenyum dan berjalan menuju meja resepsionis, dimana dia disambut oleh seorang wanita yang bisa di anggap cantik.

Veteran Soldier Went To Another World And Became A [Ruler]Where stories live. Discover now