Eureka! Chapter 1 [Second Life - another flashback] - 21+

525 25 0
                                    

|Eureka! Satu kata dari bahasa Yunani yang sering digunakan untuk menggambarkan momen pencerahan atau penemuan penting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Eureka! Satu kata dari bahasa Yunani yang sering digunakan untuk menggambarkan momen pencerahan atau penemuan penting. Enam tahun membina rumah tangga, agaknya di moment kali ini, Seungcheol dan Jeonghan bisa memahami si kata ajaib. Ya... akhirnya mereka menemukan penemuan penting!|

. .

WARNING! 21+

"Aku seneng kamu temenin," Seungcheol mencium punggung tangan Jeonghan lama. Pukul 8 malam waktu Jakarta di dalam penerbangan business class menuju Singapura, Seungcheol dan Jeonghan seolah diberi waktu rehat barang sejenak menjadi orang tua.

Sekitar 5 tahun berkarir menjadi orang tua dari 3 anak, Seungcheol dan Jeonghan bahkan lupa kapan terakhir mereka bisa berduaan saja. Padahal, keduanya sadar jika peran sebagai pasangan adalah yang utama. Binar-binar cinta itu harus selalu dipupuk dan dirawat selamanya. Caranya? Meluangkan waktu berdua. Meski memang jadinya hanya teori saja.

"Mau punya anak berapa juga, tetep harus pacaran!"

Halah...

Ngomong sama tangan!

Nyatanya, sulit sekali untuk bisa berkencan berdua. Padahal, sudah ada Mbak Mirna sang bala bantuan terbaik yang bisa dipasrahi tiga anak. Toh, di rumah juga ada belasan pekerja rumah tangga yang bersedia membantu kalau-kalau Mbak Mirna kewalahan. Tapi sejauh ini tak ada masalah. Semuanya aman terkendali, kecuali kebiasaan kedua orang tua ini yang diam-diam miliki sifat micro manage akut persoalan anak. Maunya mereka sendiri yang pegang.

Maklum, Seungcheol sudah pernah merasakan tak enaknya menjadi duda. Semua-muanya ia kerjakan sendiri bahkan ia tak punya teman bercerita. Dua belas tahun bukan waktu yang sebentar untuk membentuk karakter Seungcheol menjadi Ayah yang semuanya harus paham soal Rayya. Putra satu-satunya.

Sementara Jeonghan, diberkati tiga anak lucu yang terkadang membuat 'gemas', rasanya sering tak rela untuk meninggalkan barang sebentar. Rayya, Aluna, dan Ara sedang dalam masa pertumbuhan, usia emas. Sedang lucu-lucunya, ada saja tingkahnya. Semua ingin yang terbaik, cara paling mutakhir, dan diberikan apapun yang paling sehat dan berkualitas tinggi. Jadi, kedua matanya seolah 'awas' untuk menjaga tiga anak ini.

Diam-diam, Seungcheol dan Jeonghan kompak sekali soal kerja kelompok berperan dalam keluarga kecil. Tak ada masalah jika Jeonghan harus gigit jari melihat Soonyoung dan Jihoon yang terbang kesana kemari. Terakhir, Jeonghan menangis sedikit melihat instastory Soonyoung yang menghadiri konser terakhir Adele di Munich. Kalau dulu, Jeonghan bisa terbang dari London dan bermalam satu hari hanya untuk menonton konser untuk besok paginya ia tetap bisa melakukan presentasi prima di depan para dosen. Sekarang? Boro-boro. Si Kembar tidur siang saja, Jeonghan bisa ikut pingsan di samping.

Tapi, rasanya tidak bijak ya kalau apa-apa semua hanya soal anak. Pillow talk saja, yang dibahas masih soal anak. Jeonghan sih tak keberatan, apalagi Seungcheol yang memang agak miliki obsesi pada 'mengatur masa depan paling cerah untuk anak-anak'. Tak ada protes, keduanya senang-senang saja. Sampai, satu kalimat dari Minghao, membuat Jeonghan berpikir sejenak.

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang