5.

2 0 0
                                    

"Belum ada satu bulan-"

"Ku yakin masih ada sisa wangi ku di baju mu."

"Anjay, wangi banget tuh parfumnya. Apakah itu varian cherry blossom atau lavender?"

Aban dan Syarul sibuk bercanda sambil sibuk membersihkan rumah. Hari ini adalah hari minggu, dimana jadwal mereka membersihkan rumah di saat tanggal merah itu datang.

Sejak tadi pagi, sekitaran jam enam, Aban dan Syarul tidak melihat pergerakan dari Nesya yang akan keluar dari kamar. Tapi, Aban sempat melihat kakaknya itu keluar dari kamar saat azan subuh.

"Udah mau jam delapan, tapi Kak Eca belum juga keluar dari kamarnya. Dia ngapain sih?" Tanya Syarul.

"Belum ada satu bulan, ku yakin Kak Eca masih tidur di ranjangnya dengan imut." Aban menjawab dengan nada lagu Satu Bulan oleh Bernadya.

"Dih, nyanyi mulu nih anak. Sadar Bang, aku masih anak SD udah hapal satu bulan."

"Ya, siapa juga yang suruh hapal. Gue gak nyuruh."

"Telinga Syarul ni, yang sumpek dengerin Bang Aban nyanyi satu bulan tiap hari di kamar. Makanya bisa hapal."

Mereka kembali menyelesaikan tugas masing-masing. Aban yang tengah memberikan pupuk untuk tamanan yang baru saja di beli oleh sang Bunda. Dan Syarul yang tengah menyapu sampah bersama dedaunan yang ada di halaman.

Pintu rumah berdecit begitu Nesya membukanya dan segera keluar untuk mengantarkan beberapa gorengan yang akan ia jual di kedai-kedai yang ada di dekat rumahnya.

"Eh, mau kemana, Kak?" Tanya Syarul penasaran begitu melihat sang Kakak sudah cantik dan membawa dua kantong plastik besar di tangannya.

"Mau ngantar kue ke warung. Kenapa?" Tanya Nesya balik.

"Oh, gak papa. Soalnya, dari tadi Syarul sama Bang Aban gak lihat kakak. Kirain masib tidur."

"Makanya, ke dapur. Dari tadi itu, kakak ada di dapur tau. Buat nyiapin kue ini." Nesya mengangkat kedua plastiknya sedada untuk menunjukkan hasil kerja kerasnya beberapa minggu ini.

"Yaudah deh, sana gih. Keburu siang."

"Okey."

Nesya hendak mengambil motor yang biasanya Aban pakai ke sekolah. Ia sering sekali memakai kendaraan itu saat ingin pergi ke suatu tempat. Dan Bundanya sendiri memiliki kendaraan lain yang di gunakan untuk berpergian.

"Kalian yang semangat ya, kerjanya. Jangan lupa mandi." Nesya menyemangati kedua adik-adiknya sebelum beranjak dari rumah.

"Kaya wangi aja kamu, Kak. Kita berdua mah juga udah pada gede. Jadi, gak perlu lagi lah, di ingetin kaya gitu." Sahut Aban.

Nesya tersenyum jahil. Lalu, ia menutup kaca helmnya dan segera berangkat menuju tujuan.

Di perjalanan, Nesya lebih banyak tersenyum dari pada hari lain. Itu semua karena kejadian tadi malam. Abangnya yang sangat lucu seperti Yupi itu-Rasya, yang membuat Nesya jadi senyum-senyum sendiri.

Tadi malam, mereka sempat-sempatnya menceritakan banyak hal. Bahkan, kata Rasya, dia baru sekali itu merasakan bagaimana rasanya sleep call. Berarti, Nesya lah yang menjadi first impression dalam hidup Rasya.

Bahkan, sempat beberapa kali Rasya katakan, bahwa ia sangat gugup untuk mengajak Nesya telponan hingga larut malam. Ia hanya takut jika Nesya merasa terganggu akan jadwal tidurnya dan sang Ayah yang akan marah nantinya.

Lalu, Nesya menjelaskan semuanya secara baik-baik. Di mulai dari perceraian kedua orang tuanya semenjak ia duduk di kelas sebelas MA. Beranjak dari cerita itu, Nesya berpindah cerita bagaimana hidupnya berjalan selama tujuh tahun tanpa kabar dari Rasya. Dan, ia juga menceritakan bagaimana kejadian yang membuatnya trauma sehingga tidak bisa tidur atau bisa di sebut insomnia.

friend to loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang