~Selamat Membacaaa~
"Kak Rafka. Aku hari ini kuliah yah?" pinta Keisha merengek, pasalnya sudah 3 hari Rafka melarangnya untuk beraktivitas.
Keisha mana tahan dikurung seperti ini. Belum lagi kedua sahabat nya yang terus bawel menyuruhnya untuk bekuliah. Karena berkunjung ke cafe dilarang oleh Rafka. Rafka bilang dia membutuhkan istirahat yang banyak untuk pemulihan. Padahal setelah satu hari sejak kejadian itupun Keisha sudah merasa lebih baik. Dia sudah terbiasa menerima serangan fisik seperti itu. Membuat tubuhnya terasa kuat dan kebal.
Tapi ada yang aneh disini. Keisha merasa sikap Rafka sedikit perhatian padanya. Laki-laki itu akan terus bertanya apakah luka ditubuhnya sudah lebih baik atau belum setiap saat.
"Hari ini terakhir kamu izin."
"Ish. Gabut tau Kak diem di kamar terus. Emang nya aku lumpuh apa diem di ranjang tiga hari ini," keluh Keisha mencebikan bibirnya kesal.
"Ikut saya ke pesantren."
"HAH?"
Rafka yang sedang mengerjakan pekerjaanya di I pad pun menatap Keisha tajam. Suara gadis itu mengganggu pendengaranya.
"Ngapain?" pekik Keisha lagi.
"Berkunjung."
"Tapi..."
"Ummi yang minta," sela Rafka cepat.
Keisha bungkam. Tidak bisa melawan jika sudah menyangkut orang tua.
"Aduh kayanya aku gak bisa ikut deh Kak. Lukanya berasa sakit lagi," drama Keisha mencari alasan. Dia cukup trauma menginjakan kaki kesana karena terakhir kali mereka kesana adalah saat dimana dia hampir saja akan di hukum cambuk dan ditatap hina oleh warga pesantren.
"Jika berniat untuk berbohong, belajar membenarkan mimik wajah kamu dulu agar tidak mudah terbaca," sindir Rafka yang tau jika istrinya itu sedang menghindar.
"Ck! Nanti aku kesana di bully loh Kak. Baru juga sembuh," keluh Keisha.
Rafka mengerutkan dahinya bingung, "siapa yang berani bully kamu?"
"Ya santrinya lah. Atau ustadz sama ustadzahnya. Aku masih inget yah sama tatapan mereka waktu kita di fitnah dulu."
Rafka menghela nafas, "tidak akan ada yang berani bully kamu asalkan kamu terus berada disamping saya."
Perkataan Rafka barusan berhasil membuat pipi Keisha merah merona. Dia malu-malu kucing mendengar kata-kata manis itu. Baru kali ini dia merasa dibela dan dilindungi oleh suaminya. Biasanya laki-laki itu akan terus bersikap tidak acuh padanya. Apakah perjuangan nya ini nyaris berhasil?
"Yaudah mau," cicit Keisha melipat bibirnya kedalam, berusaha untuk tetap cool menahan salting. Rasanya dia ingin joget joget sambil kayang, tapi malu takut Rafka tertekan dengan kelakuanya.
Rafka beranjak dari duduknya. Dia menaruh I pad nya dinakas dan berjalan menuju lemari. Diam-diam Keisha kepo ingin tahu apa yang suaminya kerjakan. Gadis itu terus mengamati pergerakan Rafka yang mengambil sesuatu dari dalam lemari.
"Pakai ini."
Keisha menganga tidak percaya melihat Rafka yang memberikan gamis beserta kerudung yang senada untuk dirinya. Gamis berwarna cream dan kerudung pasmina yang sangat cantik. Bahkan Keisha sendiri merasa jatuh cinta saat melihat baju itu pertama kali.
"Woooaaahhh bagus banget. Ini Kak Rafka yang beli?" tanya Keisha dengan wajah yang berbinar.
"Om Tio."
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Merindu
Ficción General"Kamu cemburu?" tanya pria itu jail. "Enggak!" Dia tidak cemburu. Hanya saja hatinya panas melihat lelaki itu berdekatan dengan perempuan lain. "Masa?" "Iya!" "Masa sih???" "IYA!" pekik gadis itu membuat lelaki di hadapanya terkejut. "Iya apa?" "...