Ami POV
Setelah seharian berada di rumah sakit bersama Hayato–kami hanya di beritahu nama oleh dokter–yang sepertinya adalah kembaranku-tidak, kembaran tubuh ini. Dari mana tau? Aku mencari cermin dan bentukan ku sebelas duabelas sama dia.
Aku duduk di pinggir kasur menghadap jendela, melamun. Bukan ngelamun si, cuma lagi mikir. Apa iya aku pindah tubuh dan masuk serial anime? Kalau iya, aku perkirakan aku masuk anime Boku no Hero Academia. Karena tadi aku liat wakel kelas 1A itu. Hm..kok dia kesini, apa aku kerabatnya?
Tanpa sadar aku menggigit kuku saat melamun, dan Hayato menyadarkanku
"Hoi, jangan melamun"
Aku reflek nengok belakang karena tadi aku duduk belakangin dia "aku gak ngelamun, lagi mikir."
Abis itu dia ikutan diem, ikut mikir kali
Hm..mari kita puterbalik dulu, Aku, Dito, Arlan lagi jalan balik pulang sekolah, ke toko buku, abis itu ngobrol tentang..
Aku merinding inget topik apa yang kita obrolin
Astaga ni mulut, beneran mati dong.
Aku keasikan mikir ampe ga sadar si Hayato udah duduk di pinggir ku, aku sedikit kaget tapi balik lagi mikir
Ini aku masuknya waktu timeline kapan, apa udah masuk ke alurnya, atau udah jauh, atau aku masuknya sebelum alur jalan? Tapi tadi aku liat penampilan bapack guru tercinta masih sehat walafiat, ga ada bekas luka di bawah matanya. Berarti belum masuk alur, tapi ini aku masuknya berapa taun sebelum alur?
Lagi asik mikir, tiba tiba keinget duo, hm..bukannya waktu ketabrak sama sama innalillahi? Atau aku aja yang pindah? Atau mereka beda anime? Tanpa sadar aku bergumam namun karena Hayao duduk dipinggirku jadi dia denger
"Dito ama Arlan kemana..?"
Reflek Hayato noleh dengan tatapan kaget, aku juga reflek natap dia dengan tatapan 'apa?' Hayato sempet diem sebelum ngomong
"Kau...Ami?"
Aku diem, mikir, ini Dito apa Arlan. Tapi aku ngangguk pelan, dan nanya
"Kau..?"Bukannya jawab, Hayato malah maju dan tiba tiba meluk. Aku herman ada apa?
"Ha-hayato..?"
"Dito."
"Huh...Dito?.."
Aku gak yakin ini Dito tapi waktu dia lepas pelukannya dan ngomong
"Aelah ga inget kau? Apa jangan jangan beneran amnesia ampe akar akarnya?"
Oke ini Dito, tapi Arlan mana?
"Inget inget, cuman masih ga nyangka. Hm..kita jadi kembar..Arlan kemana?"
Hayato diem, ikut mikir tapi tak lama kemudian pintu terbuka
"Ciee nyariin, kangen ya?"
Sontak aku dan dito–maksudku Hayato menoleh dan mendapati seorang remaja lelaki seumuran kami, rambutnya hitam pekat, bermanik hijau tosca, pipi dan kaki kanannya di perban dan sepertjnya tanyan kirinya patah karena pakai apalah itu untuk menopang tangannya
Aku dan Hayato sempat terdiam melihatnya, apa itu Arlan?
"Yaelah malah bengong, tau gitu ga ku datengin" ucapnya lagi
Oke ini Arlan ges.
Aku segera berdiri dari ranjang dan hendak menghampirinya namun aku terjatuh, aku lupa
Kaki kananku patah mak
Reflek Hayato membantuku berdiri "udah tau patah masih aja jalan" omelnya sambil menuntunku berjalan, Arlan bukannya bantu malah ketawa sendiri di depan pintu
KAMU SEDANG MEMBACA
Emotionless [BNHA X OC]
FantasyBahagia, Sedih, Marah, Takut, Khawatir, dan sebagainya adalah hal yang biasa di rasakan manusia. Hal yang normal merasakan semua itu, merasakan 'Emosi'. Ya, Emosi. Emosi adalah perasaan yang muncul dalam diri manusia sebagai respons terhadap situasi...