empat

820 28 0
                                    

Gus alfa berjalan pelan dilorong rumah sakit, kali ini ia membawa serta senja keklinik sebab mereka akan mulai tinggal di ndalem hari ini. Gus alfa malas bolak balik ke apartemen menjemput senja jadi lebih baik ia membawa senja keklinik saja.
Senja dengan setia mengekor suaminya yang berada didepannya. Ia sedikit tertegun kala melihat semua orang yang mereka temui menghentikan kegiatan mereka lalu menyapa gus alfa.
"Pagi dok" Semua orang berucap demikian.

Dia tau bahwa itu seperti penghormatan tapi senja bingung ini semua orang berlaku seperti itu.
"Mas kenapa semua orang begitu? " Cicit senja.
Gus alfa menoleh kebelakang sebntar melihat ekpresi senja. Ya seperti dugaannya gadis bermata binar itu sedang memandang takjub kearah nya. Perasaan gemas menerpa hatinya, entah sejak kapan dia senang melihat ekpresi senja yang absurd menurutnya.

"Kalau difilm film sih yang biasanya diperlakukan baik begini biasanya yaa.. BIASANYAAA.. Itu pemilik atau direk-"
"Saya yang punya " Potong cepat gus alfa tanpa melihat senja.
"Tur" Sambung senja yang berhasil dipotong gus alfa.

Senja melongo mulutnya terbuka menganga tak percaya. Gus alfa mengentikan langkahnya dan berbalik. Iamendekat kearah senja yang mematung tak percaya.
"Tutup mulutnya nanti lalat masuk" Goda gus alfa sambil menaikan dagu senja dengan jarinya agar tertutup. Gus alfa terkekeh geli melihat ekpresi senja.

Gus alfa berlalu begitu saja, senja yang sadar mengejar gus alfa dan menyamai gerak kakinya.
"Ojo sombong gus! " Lalu senja berlari meninggalkan gus alfa.

Gus alfa tak habis fikir gadis kecil itu tadi heboh termenganga karna tau suaminya pemilik klinik kini malah meledeknya dengan ucapan begitu. Gus alfa menggeleng tak percaya .
"Dasal bocil "

Sesampainya didepan sebuah pintu  yang bertuliskan DR. ALFARUQ gus alfa menengok kanan kiri mencari keberadaan istri kecilnya.
"Kemana gadis itu" Gumamnya pelan.
Gus alfa mendorong pintu perlahan , ia menekan saklar lampu untuk memberi penerangan ruangannya yang gelap.
"Duaaarrrrrrr"
Gus alfa terperanjat kaget kala senja tiba tiba muncul dikegelapan.
"Senjaaaaa" Pekik gus alfa sambil memegangi jantung yang berdetak tak karuan. Gadis ini memang diluar nalar sikapnya .

Senja berjalan dari belakang sofa lalu duduk manis disofa single , ia tertawa terbahak bahak melihat ekpresi gus alfa yang terkejut setengah mati. Ia memegangi perutnya yang kaku karna tertawa .
"Mas coba lihat muka sampean" Ia menyusut matanya yang ber air .

Gus alfa tak menghiraukan senja ia kini duduk dikursi kerjanya. Sesekali ia melirik kearah senja yang masih tertawa tak jelas . Apa lucunya prilakunya tadi batinnya.

Tak berselang lama ketukan dari pintu mengalihkan atensi mereka berdua kearah suara. Seorang wanita yang mengenakan jas putih dan sebuah map ditangannya berdiri diambang pintu.
"Permisi dokter saya izin masuk" Ucap wanita itu sopan.

Senja tak memperhatikan ia hanya sibuk membaca kitab yang ia bawa tadi dari rumah. Ia berkomat kamit membaca kitab sambil menghafalnya.
Sesekali ia melirik kearah dua manusia yang duduk berhadapan dimeja kerja suaminya. Senja sedikit kepo melihat wajah suaminya yang tiba tiba sumringah. Padahaltadi wajahnya suram , bibir tipisnya mengerucut seperti topi santa batinnya.

"Baik dok .. Nanti langsung aisyah  sampaikan.. "
"Terimakasih banyak aisyah"
Senja kembali menoleh setelah mendengar nama aisyah. Nama itu tak asing baginya entah siapa yang pernah menyebutnya batinnya.

Aisyah berjalan melewati senja begitu saja, namun aisyah berhenti kala melihat kitab yang dibaca senja.
Aisyah cukup yakin itu kitab milikmya melihat ujung tali pembatas yang bergantungkan gambar boneka taddybear.

"Dia siapa mas? "
Gus alfa yang semula menunduk karna membaca beberapa proposal mendongak menatap aisyah yang mengajaknya bicara . Ia lupa ada senja disana. Bagaimana ia mengenalkan istrinya itu pada wanita yang ia sukai sekarang.

SENJA( END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang