Hari itu, pantai tampak lengang. Angin lembut menyapu permukaan air yang tenang, mengirimkan aroma asin khas laut yang segar ke hidung Lookkaew. Anda, dengan wajah yang tampak lebih santai daripada biasanya, duduk di sampingnya, mengenakan kacamata hitam yang menyembunyikan matanya. Mereka telah memutuskan untuk melarikan diri sejenak dari rutinitas kota besar yang melelahkan dan meluangkan waktu bersama.
"Aku masih tidak percaya kau setuju untuk liburan ke pantai," ujar Lookkaew sambil menatap Anda, senyum kecil menghiasi bibirnya. "Biasanya kau selalu memilih tempat-tempat yang lebih... bisnis."
Anda hanya mengangkat bahu, mencoba terlihat acuh. "Aku butuh waktu istirahat," katanya singkat, meskipun senyumnya yang tersembunyi di balik kacamata hitamnya mengisyaratkan lebih dari sekadar itu.
Lookkaew tertawa kecil, lalu menggoda, "Atau mungkin kau butuh waktu denganku?" Anda menoleh ke arahnya, dan meskipun mata mereka tidak bertemu, ada sesuatu yang terasa antara mereka sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan atau pertemuan profesional biasa.
Ada ketegangan yang menggantung di udara, ketegangan yang Lookkaew rasakan begitu jelas namun Anda terus mencoba untuk menepisnya.
Lookkaew berdiri dan menepuk tangannya, membersihkan pasir dari telapak tangannya. "Ayo, aku ingin berjalan-jalan di tepi pantai!" serunya.
Anda menghela napas panjang, tetapi akhirnya mengangguk. "Baiklah, tapi jangan terlalu jauh. Kita masih harus kembali sebelum malam."
Mereka berjalan di tepi air, ombak kecil menyentuh kaki mereka yang telanjang. Lookkaew merasakan dinginnya air laut yang menyegarkan, sementara Anda terlihat menikmati suasana tenang yang jarang ia dapatkan di tengah kesibukan dan tekanan pekerjaannya sebagai seorang CEO.
"Aku senang kau bersamaku di sini," kata Lookkaew tiba-tiba, suaranya lebih lembut. "Kadang-kadang, aku pikir kau terlalu keras pada dirimu sendiri."
Anda berhenti sejenak, menatap laut yang luas. "Mungkin aku memang harus begitu," jawabnya dengan nada rendah. "Aku punya tanggung jawab besar, Lookkaew."
"Tanggung jawab, ya," gumam Lookkaew, "Tapi bagaimana dengan kebahagiaanmu sendiri? Apakah itu bukan tanggung jawab juga?"
Anda terdiam. Pertanyaan itu menggantung di udara, menggugah sesuatu dalam dirinya. Lookkaew menatapnya, berharap mendapatkan jawaban yang lebih jujur. Namun, sebelum Anda bisa menjawab, Lookkaw sudah berlari ke arah laut, mencipratkan air dan tertawa.
Anda tak bisa menahan senyumnya. Tanpa sadar, dia mulai berlari mengejar Lookkaew, meninggalkan semua kekhawatirannya di belakang.
Mereka akhirnya berhenti, terengah-engah dan tertawa, di tengah air yang mencapai betis mereka. Lookkaew memandang Andaa dengan tatapan penuh arti. "Kau tahu, Anda... aku ingin kau tahu bahwa kau tak perlu selalu kuat. Kau tak perlu selalu menjadi CEO yang dingin dan keras. Ada aku di sini yang bisa menemanimu... apa pun yang terjadi."
Anda merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Ia tahu bahwa Lookkaew tulus, dan ia tahu bahwa ada sesuatu dalam dirinya yang merespon kata-kata Lookkaew itu. Ia merasakan kedekatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, kedekatan yang memberinya kehangatan di tengah-tengah dinginnya kehidupannya yang penuh tekanan.
"Terima kasih, Lookkaew," akhirnya Anda berkata, pelan namun pasti. "Mungkin... mungkin aku bisa belajar untuk lebih santai bersamamu."
Lookkaew tersenyum lebar. "Aku akan sangat senang membantu, Nona CEO yang serius!"Mereka kembali tertawa bersama, dan untuk pertama kalinya, Anda merasa seolah-olah beban yang selama ini menekannya mulai menghilang, sedikit demi sedikit. Di pantai yang tenang itu, mereka menemukan kebahagiaan yang tidak pernah mereka duga sebelumnya—dan mungkin, sesuatu yang lebih dari sekadar kebahagiaan.
Matahari mulai turun ke cakrawala, mewarnai langit dengan gradasi jingga dan merah muda yang indah. Lookkaew dan Anda duduk berdampingan di atas pasir, menikmati pemandangan matahari terbenam yang luar biasa. Suara deburan ombak yang lembut menambah suasana yang nyaman dan damai di antara mereka.
Lookkaew memecah keheningan, "Aku ingat saat pertama kali bertemu denganmu, kau tampak begitu menakutkan." Dia tertawa kecil mengingat betapa gugupnya dirinya dulu.
Anda menyunggingkan senyum tipis, matanya masih tertuju pada matahari yang perlahan menghilang. "Aku memang harus bersikap seperti itu. Pekerjaanku menuntutku untuk tidak menunjukkan kelemahan."
Lookkaew menggelengkan kepala pelan. "Tapi, di balik semua itu, aku melihat seseorang yang peduli, seseorang yang hangat. Hanya saja, kau terlalu pandai menyembunyikannya."
Anda menoleh, menatap Lookkaew dengan tatapan yang lebih lembut dari biasanya. "Kau... kau mengubah cara pandangku. Kau membuatku sadar bahwa ada lebih banyak hal di dunia ini daripada sekadar pekerjaan dan tanggung jawab.
Lookkaew tersenyum, merasa hatinya menghangat. "Aku senang mendengarnya. Karena, Anda, kau layak untuk bahagia, sama seperti orang lain. Kau hanya perlu membiarkan dirimu merasakannya."Anda menghela napas, merasa ada sesuatu yang berat di dadanya mulai menghilang. "Aku ingin mencoba, Lookkaew. Bersamamu... aku ingin mencoba."
Mendengar kata-kata itu, Lookkaew mendekatkan dirinya, tangan mereka hampir bersentuhan di atas pasir. "Aku akan selalu ada untukmu, apa pun yang terjadi."
Anda menatap dalam ke mata Lookkaew, melihat kejujuran dan kasih sayang yang terpancar dari sana. Dia merasa hatinya berdebar lebih cepat, merasa ada sesuatu yang berbeda di antara mereka sesuatu yang indah dan menggetarkan.
Tanpa sadar, Anda mendekatkan wajahnya ke Lookkaew, bibir mereka hanya berjarak beberapa inci. Detik-detik berlalu dengan lambat, seakan waktu berhenti sejenak. Lookkaew menahan napas, matanya terpaku pada mata Anda.
Namun, tiba-tiba Anda berhenti, matanya berkedip sejenak seakan ragu. "Apakah ini yang kau inginkan, Lookkaew?" tanyanya, suaranya rendah dan lembut.
Lookkaew tersenyum tipis, "Hanya jika itu juga yang kau inginkan."
Anda terdiam sesaat, sebelum akhirnya mengangguk pelan. "Ya, aku ingin."
Tanpa berkata lebih, Anda perlahan mendekatkan bibirnya pada Lookkaew, mencium dengan lembut, seolah mencicipi sesuatu yang baru dan manis. Sentuhan itu penuh dengan rasa ragu, namun segera berubah menjadi lebih yakin, lebih berani. Lookkaew membalasnya, matanya terpejam dan hatinya penuh kebahagiaan.
Anda tersenyum, merasa ada beban besar yang terangkat dari dadanya. "Aku belum pernah merasakan hal seperti ini," katanya dengan jujur. "Ini menakutkan... tapi juga menyenangkan."
Lookkaew mengangguk, tangannya menggenggam tangan Anda dengan erat. "Kita bisa menghadapinya bersama. Kau tidak sendiri lagi, Anda."
Mereka duduk berdua, saling menggenggam tangan, menikmati momen kebersamaan yang intim dan hangat. Angin laut berhembus pelan, membawa suara ombak dan janji akan hari-hari yang lebih baik di depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
COE Dingin Dan Gadis Bawel
FanficKisah seorang COE yang bernama Anda anunta yang jatuh cinta kepada Asisten nya yang bernama Lookkaew