11.Kedatangan

158 16 8
                                    

Vote And Komen🤍

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

[-Uselles Regret-]
By:@Rsunflowerr
•°🌷🌷🌷°•

Disebuah ruangan klasik dengan dinding bercat'kan putih-Abu,Terlihat seorang pria tengah mengutak-atik Labtob-nya. Ia terlihat begitu serius ditengah kesibukannya itu. Berkas-berkas penting bertumpuk diatas meja kerjanya.

Itu-Rahendra. Walaupun kini waktu sudah menunjukan pukul 11.30 malam,ia masih setia dengan meja kerjanya,ditemani dengan detak jarum jam yang tak pernah berhenti.

Beberapa Staff dan kariawan lainnya sudah pulang,menyisahkannya dengan sekretaris pribadinya diruangan itu.

"Pak,sepertinya ini sudah terlalu larut malam. Anda bisa melanjutkannya besok"
Ucap sekretaris Rahendra,kala ia memperhatikan CEO nya terlalu sibuk dimeja kerjanya.

"Jika kau lelah,kau bisa langsung pulang,Seunhwoo. Aku masih harus menyelesaikan ini."
Setelah mengatakan itu,Rahendra kembali fokus pada Labtob miliknya.
Ia kembali mengutak-atik lagi.

Lim Seunhwoo. Seorang pria yang bekerja sebagai sekretaris pribadi  Rahendra,usia keduanya tak jauh berbeda. Mereka berdua pernah menempuh pendidikan disekolah yang sama. Meski begitu,mereka adalah teman dekat-ohh,lebih tepatnya sahabat.

"Mana mungkin aku meninggalkan mu sendiri,Rahen? Apa kau tak lelah?"
Ucapnya jengah kala melihat temannya ini tetap kekeuh ditempatnya,tak ingin pulang.

Karena tak mendapat sautan dari lawan bicaranya,Seunhwoo kini memilih mengambil segelas hot coffe diatas meja partry didekat ruangan itu.

"Ck! kau memang selalu saja keras kepala! Jane pasti lelah menghadapi sikap mu itu!"

"Jangan membicarakan tentang wanita itu disini!"
Ucap Rahendra menoleh pada Seunhwoo. Kini dengan sorot mata yang menajam.

"Hahh...sampai kapan?sampai kapan kau akan terus-terusan menyalahkan wanita malang itu atas kematian Sooya?aku tak mengerti lagi dengan jalan pikiranmu sekarang."
Ucap Seunhwoo tak mau kalah,ia juga menunjukan sorot mata yang tajam.

"Aku tahu. Hatimu memang masih untuk Sooya-

"Selamanya akan selalu begitu! Tak' akan pernah berubah"
Sela Rahendra cepat.

"Huh! Dengar. Kali ini aku yang memberimu nasihat. Kita berteman sudah sangat lama,bukan? Aku tahu betul watak dan sikapmu itu. Jadi dengarkan ini baik baik, cinta memang tak bisa dipaksakan tetapi seharusnya cinta juga harus bisa mengiklaskan. Kau tahu? Puncak tertinggi dari mencintai adalah 'Mengiklaskan' dan aku yakin,suatu saat nanti kau pun pasti bisa melakukannya."

"Melakukan apa maksudmu?"

"Mengiklaskan dia yang telah pergi,dan menerima seseorang yang sudah sangat lama kau campakkan' kehadirannya--ouuch,bukan hanya satu orang. Tetapi dua orang"
Setelah mengatakan itu,Seunhwoo akhirnya pergi keluar dari ruangan itu,tetapi saat diambang pintu ruangan itu...

"Aku harap,kau mengerti,agar penyesalanmu dikemudian hari...tak terlalu buruk"

Kini,Rahendra diam ditempatnya. Ia kembali mengingat kata-kata yang dilontarkan sahabatnya itu. Apa benar ia harus mengiklaskan dan merelakannya? Apa-ahh...Rahendra tak mau ambil pusing. Ia memutuskan untuk tidak memikirkan perkataan sahabatnya itu dan kembali pada pekerjaannya yang ia rasa lebih penting.

Useless Regret[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang