BAB 13 - Fyra

51 2 0
                                    

"Aku perlu berbicara denganmu"

"Dengan senang hati nona, tapi mungkin ada beberapa pertanyaan yang tidak bisa saya jawab pada anda" Senyum licik tersungging dibibir pria itu.

"Sebelumnya, sepertinya aku melupakan namamu, bahkan aku tidak mengingat wajahmu sebelumnya."

"Ah, sepertinya itu efek dari racun itu ya, saya Ryan Cesandrio Aries mengaku meminta maaf karna telah meracuni anda."

Helen menyipitkan matanya saat mendengar permintaan pria itu yang tak terdengar tulus, ia memikirkan pertanyaan apa yang harus ia berikan agar tak mejadi Boomerang pada dirinya sendiri.

"Ryan ya, mengapa kau meracuniku?"

Ryan terdiam, ia berpikir sejenak dan menyeringai kembali.

"Atas suruhan tuan saya, nona."

"Siapa tuanmu?"

"seperti yang saya katakan, ada beberapa pertanyaan yang tidak bisa saya jawab, maka itu salah satunya."

Helen tak terkejut jika pria ini memprediksi pertanyaannya, ia menatap obor dengan api yang menyala nyala diatasnya, Helen kembali menatap Ryan yang dirantai dalam kondisi lemah.

"Jika aku mengambil obor dan melemparkannya kesini, apakah kau akan tetap menutup mulut? aku akan melepaskanmu jika kau memberi tauku siapa tuanmu."

Ryan terkekeh pelan, ia menghadap kelantai.

"Sepertinya saya tidak butuh nona.."

Helen mengangkat sebelah alisnya, tidak mengetahui apa rencana pria ini, ia berjongkok untuk menatap mata kosong Ryan. "Maka.. apa yang kau inginkan?"

"Anda."

Helen terdiam, dia terkejut mendengar perkataan Ryan, ia mundur selangkah dan melipatkan tangannya didepan dadanya.

"Apa maksudmu?"

"Entahlah, namun saat anda berada didekat saya, saya merasakan kelembutan dan sesuatu yang tak saya ketahui. Sejak kecil saya merasa hati saya telah disegel sehingga saya tak dapat merasakan apapun bahkan rasa sakit, tetapi saya tak bisa tidak merasakan perasaan bahagia setelah melihat anda tersenyum."

"Lalu mengapa kau mencoba membunuhku?"

Ryan terdiam dan menoleh kearah Helen, matanya sebagian tertutup oleh rambut, dia dengan lembut tersenyum.

"Aku tidak tau, aku hanyalah anak buah Mr.L "

"Mr.L? apa itu hanya petunjuk yang bisa kau berikan?"

"iya nona, saya dikendalikan oleh Mr L, jika saya bertindak gegabah maka ia akan membunuh nyawa orang orang tersayang saya. Adik saya Fyra, berada disebuah rumah kecil, didekat penginapan yang mewah, dia mengancam akan menghabis adik saya jika saya tak menurut, adik saya adalah satu satunya bagi saya."

Helen terdiam sejenak, saudara laki laki dan juga saudara perempuan.. ini bukan waktunya bernostalgia tetapi Helen tak bisa tidak bersimpati apda cerita Ryan, ia mendekati Ryan mengelus rambutnya yang kotor itu.

"Nona?"

Helen hanya terdiam, ia menatap wajah pria yang malang itu sebelum mengangkat tangannya dan berbalik.

"Ah.. itu sentuhan yang hangat saya menghargainya."

"menghargai ya. Aku akan mengunjungi rumah adikmu, akan kupastikan ia terjaga." Helen menjauh dari tempat Ryan berada, Ryan menatap punggung Helen dan menahan air mata yang menutupi pandangannya.

"Terimakasih nona, aku mencintaimu."

Itu adalah kata terakhir yang didengar oleh Helen sebelum keluar dari ruangan tersebut, apa dia benar benar tulus mengatakan itu. Helen mengusap dadanya dan memfokuskan pikirannya pada Mr L.

Tragic FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang