BAB 14 - Musim dingin

45 3 0
                                    

Helen mengunjungi butik langgananya, Butik Hysperie. Salah satu butik yang lumayan terkenal di sekitar ibu kota, karena menggunakan bahan yang bagus dan berkualitas.

Setelah memesan total dua matel yang tebal untuk persiapan musim dingin, Helen melihat seseorang memasuki butik tersebut, ia mengangkat kedua alisnya saat sadar bahwa itu adalah Putra mahkota. Helen merasa bahwa ia harus menyapanya, tapi tidak jadi deh, sepertinya ia kurang kepercayaannya diri.

Helen memejamkan matanya seolah ia  tertidur, angin pagi memasuki ruangan dari jendela, sungguh menenangkan Sampai akhirnya seseorang menepuk pundaknya.

Helen menoleh kebelakang, ternyata itu adalah Kyran.

"Apa?"

"Tidak ada apa apa."

Keheningan berlanjut saat kedua pasangan itu menatap satu sama lain. Kyran menghela nafas dan duduk didepan Helen.

"Ini tentang pernikahan kita, kita akan pergi kekerajaanku, tepat dikota MoonWave setelah musim gugur berakhir."

Helen hanya mengangguk pelan, berarti ia harus meninggalkan istananya esokkan harinya, benar ia harus meluangkan waktunya untuk keluarganya.

"Aku mengerti, apa kaisar diundang?"

"Saat pernikahan kita, undang saja dia, aku tidak peduli, dan kuharap kau bisa cepat merapikan dirimu untuk esok."

Kyran berdiri tegak, sambil membawa mantel yang ia bawa, ia pergi tanpa berbalik dan tanpa mengucapkan selamat tinggal, Helen hanya bisa mendesah lega melihat pria itu akhirnya pergi dari pandangannya.

Seorang wanita tua keluar dan menghampir Helen, ia membungkukan badannya yang lemah.

"Saya telah menyiapkan mantel yang sudah anda minta, silahkan mengambilnya, nona."

"Baiklah terimakasih atas kerja kerasmu."

Wanita tua itu memberikan kantung tas yang tebal, isinya adalah dua buah mantel, untuk Helen dan juga Yelen.

Helen bangun dari tempat ia duduk, ia meninggalkan senyum hangat disana dan segera keluar dari butik tersebut, butik itu tetap ramai walau pagi hampir berakhir.

***

Musim salju pun tiba, salju putih yang cantik itu perlahan turun kepermukaan.

Helen memandangi jendela yang beku itu, ia mengusap kaca jendela yang mengkristal. Helen memakai mantelnya dan bersiap untuk berkuda.

Helen akan berkuda bersama dengan Kyran, dan mungkin juga dengan Aria.

Tiba tiba Felix memasuki kamar Helen tanpa seizin Helen. Helen yang sedang memakai sarung tangannnya mengerutkan keningnya karna kesal dan menghampiri kakaknya.

"Apa yang anda inginkan?"

"Kau akan pergi menggunakan kuda nanti, aku sudah menyiapkan kuda putih betina untukmu, dia juga kuda yang jinak sehingga tak akan mengamuk dijalan."

"Aku mengerti, terimakasih."

Sebelum Helen keluar dari kamarnya, Felix menggegam bahu kecilnya itu, membuat Helen terhenti.

"Kemungkinan sang putra mahkota akan membawa pelayan itu, ku harap kau tidak jatuh cinta pada bajingan itu."

Helen tersenyum lembut mendengar perkataan kakaknya, ia kemudian menyingkirkan tangan kakaknya dengan lembut dibahu nya.

"Aku mengerti, tidak perlu mengkhawatirkanku."

Helen dan Felix keluar secara bersamaan, Helen tidak lupa membawa tas kecil yang berisikan roti untuk perbekalan nanti.

Tragic FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang