CHAPTER 1 : Negara Gu Mu di Pegunungan Qinliang [1]

23 5 0
                                    

Terhimpit di antara kulit manusia yang dingin menusuk, Zhang Qiu membeku dan menggigil. Kedua matanya linglung, tetapi pikirannya cukup jernih. Bibir yang lembut namun dingin itu menelusuri sisi wajahnya hingga ke leher dan tenggorokan. Seperti ular yang sedang berhibernasi, perlahan meluncur turun. Di tempat yang sunyi, satu-satunya suara manusia yang terdengar adalah suara napasnya sendiri. Pihak lain bahkan tidak mengeluarkan suara sedikit pun ... ...

Tidak seperti manusia.

Ular sedingin es itu melingkari tubuhnya, seolah ingin menelannya ke dalam kegelapan.
Dalam sekejap, sepasang mata yang jernih, dingin, dan acuh tak acuh muncul dalam kegelapan.

Zhang Qiu tiba-tiba duduk di tempat tidur. Matanya yang bingung melihat sekeliling dan merasa familiar, dia merasa sedikit lega.

"Mimpi ini lagi." Zhang Qiu mengangkat tangannya untuk menyeka keringat dingin di dahinya. Tiba-tiba ada rasa mual, jijik dan tidak bisa menahan diri untuk tidak bertelanjang kaki ke kamar mandi. Dia bersandar di toilet dan muntah-muntah.

Lampu ruangan semuanya menyala.
Wajah Zhang Qiu tampak pucat. Dia menjepit buah plum asam ke dalam mulutnya, yang hanya meredakan rasa tidak nyaman di perutnya.

Hanya beberapa detik kemudian, kelopak mata ditarik ke bawah lagi, jelas mengalami mimpi buruk. Hasilnya, tidak tidur sedetik pun.

Mengantuk, mual, dan makan asam.
Tuhan tahu bahwa dia dulu membenci hal-hal yang asam.

Zhang Qiu merasa ada yang tidak beres. Dia menjilati buah plum di mulutnya samar-samar, membungkus selimutnya, dan memikirkannya di tempat tidur. Tampaknya itu dimulai lebih dari sebulan yang lalu setelah dia keluar dari makam.

.......

Lebih dari sebulan yang lalu.

Sebuah resor pegunungan sedang dibangun di Pegunungan Qinling. Ketika tanah digali, sebuah makam kuno ditemukan secara tidak sengaja. Penggali itu membidik pintu masuk makam dan memperlihatkan sebuah prasasti batu catatan naskah yang diukir dengan sangat sederhana.

Kelompok pertama yang masuk adalah tim Arkeologi Shan Bo* dan profesornya. Profesor tersebut adalah orang yang mengkhususkan diri dalam studi aksara orakel dan prasasti pada benda-benda perunggu kuno, sangat terkenal di kalangan arkeologi Provinsi Shaanxi. Mengikuti tim Arkeologi Shan Bo dengan kolaborasi, sekaligus membawanya melihat dunia untuk memperkaya pengalamannya. Ia juga mempertimbangkan praktik pengetahuan teoritis.

*Gelar Doktor Shaanxi

Makam itu tidak dirampok. Jika kali ini tidak digali secara tidak sengaja, tidak tahu berapa lama makam itu akan berada di Pegunungan Qinling. Para pejalan kaki dengan hati-hati masuk dari pintu masuk makam. Jelas itu adalah hari di bulan Juni. Zhang Qiu yang hendak masuk merasa kedinginan, jelas tidak ada angin, tetapi selalu merasa telinganya berdenging. Dia mengikuti di belakang profesor, ekspresinya tampak gugup dengan sedikit kegembiraan. Gerakannya sangat hati-hati, tidak berani mengatakan sepatah kata pun, kedua matanya benar-benar melewati cahaya redup untuk melihat ke sekeliling.

Kali ini makamnya adalah makam yang diperbaiki dengan tergesa-gesa dan berlubang besar seperti mulut. Entah siapa pemilik makam ini dan apakah peninggalan sejarah di dalamnya sama dengan Prajurit Terracota dan Kuda yang dikubur bersama orang mati. Ditambah lagi sirkulasi udara yang menyebabkan kerusakan tidak dapat diperbaiki.

Makam itu berbentuk persegi, sangat besar, dengan lapisan di atasnya, dan kayu paling luarnya agak kuning. Ia tidak tahu apakah itu penyebab cahaya atau memang benar-benar kuning. Kayunya terlihat sangat kokoh dan tidak ada kerusakan.

"Ada lima lapisan." Profesor itu bersuara dan suaranya mengandung kegembiraan yang tak terkendali. "Tapi ini makam besar yang cocok untuk bangsawan dan raja."

[BL] I Woke Up Pregnant With An Undead's ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang