34

246 38 4
                                    

Zuohang bercanda dengan Xinhao dan Zeyu di kelasnya. Kebetulan saat ini mereka tidak ada kelas karena guru sedang menghadiri rapat. Jadi mereka bebas melakukan apa saja selama tidak melanggar peraturan sekolah.

Zuohang kemudian meminta izin kepada teman-temannya untuk pergi ke toilet. Setelah mendapat izin, dia langsung pergi ke toilet sendirian. Dia ditawari untuk menemaninya tetapi dia menolak.

Beberapa menit kemudian, dia menyelesaikan urusannya di toilet. Zuohang keluar dari toilet tetapi tiba-tiba seseorang menghalangi jalannya. Dalam sekejap, wajah Zuohang berubah setelah melihat siapa yang menghalangi jalannya.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Zuohang datar. Dia sungguh malas melayani orang tersebut. Orang yang ditanya hanya tersenyum sinis mendengar pertanyaan Zuohang.

"Jauhi Fj4. Kamu tidak pantas berada di dekat mereka!" katanya. Zuohang terkekeh mendengar kata-kata orang itu.

"Siapa kamu hingga melarangku berada di dekat mereka, Lusi? Lagi pula, bukan aku yang senang berada di dekat mereka, malah sebaliknya, merekalah yang pertama kali mendekatiku," jawab Zuohang sinis. Yup, orang yang menghalangi Zuohang untuk masuk ke kelasnya lagi adalah Lusi.

"Mereka tidak akan mendekatimu kalau kamu tidak merayunya, jalang!" ucap Lusi dengan marah. Zuohang, yang disebut jalang oleh Lusi, tetap tenang tanpa bereaksi. Ia lalu mendekat ke arah Lusi dan membisikkan sesuatu yang bisa membuat Lusi tertegun.

"Pelacur sebenarnya adalah aku atau kamu? Jangan kira aku tidak mengetahui rahasiamu, Lusi. Wanita penghibur yang selalu memuaskan nafsu para pria belang di club xxx setiap akhir pekan,"

Setelah membisikkan hal itu, Zuohang berjalan pergi meninggalkan Lusi yang masih tertegun mendengar ucapan Zuohang. Lusi menggenggam tangannya hingga memutih tanda dia sedang berada di puncak amarahnya.

'Bagaimana dia tahu rahasiaku! Dia tidak bisa dibiarkan begitu saja. Tunggu saja Zuohang! Aku pasti akan melenyapkanmu bagaimanapun caranya!'

Sementara itu...

Zuohang sedang berjalan menuju kelasnya dengan mulut menggerutu tidak jelas. Dia benar-benar kesal dengan apa yang baru saja terjadi.

"Lusi itu sungguh menyebalkan. Dia pikir dia bisa mengancamku seperti itu!"

Zuohang terus menggerutu sampai dia tidak menyadari ada seseorang di depannya. Dia kemudian menabrak orang itu.

"Ahhh!!!"

Seseorang menghentikan tubuh Zuohang agar tidak jatuh. Zuohang yang pasrah hanya menutup matanya. Merasa bahwa dia tidak jatuh, Zuohang membuka matanya dan melihat seseorang telah menghentikannya agar tidak jatuh. Merasa familiar dengan orang tersebut, ia terus mengamati wajah pria tersebut hingga ia menyadari pria yang membantunya.

Zuohang dengan cepat menjauhkan diri dari pria itu. Matanya tidak meninggalkan pria itu.

"Chen Tianrun?"

Tianrun hanya tersenyum tipis sambil menatap wajah Zuohang. Dia kemudian berjalan meninggalkan tempat itu, tapi dia menyempatkan dirinya untuk membisikkan sesuatu kepada Zuohang.

"Lain kali berhati-hatilah saat berjalan. Satu lagi, wajahmu lucu sekali saat sedang panik. Dan juga badanmu sungguh harum,"

Setelah itu, Tianrun pergi meninggalkan Zuohang. Sementara itu, wajah Zuohang memerah setelah mendengar kata-kata Tianrun. Zuohang dengan cepat berjalan ke kelasnya. Dia benar-benar berharap dia menghilang begitu saja dari sana.

Di kelas...

Zuohang yang sudah sampai di kelas segera duduk. Wajahnya masih terlihat merah akibat perbuatan Tianrun beberapa waktu lalu. Xinhao yang menyadari ada yang tidak beres dengan Zuohang langsung bertanya

"Azuo, kamu baik-baik saja? Mengapa kau lama sekali ke toilet? Apakah terjadi sesuatu? Apakah ada sesuatu yang mengganggumu? Kenapa wajahmu merah sekali?"

Zuohang yang mendengar pertanyaan Xinhao hanya menghela nafas pelan. Dia ingin memarahi Xinhao tetapi tertahan karena dia masih menyayangi sepupunya. Tidak lucu jika dia terus memarahi Xinhao padahal Xinhao hanya mengkhawatirkan dirinya sendiri.

"Satu-satunya pertanyaan Xinxin. Aku baik-baik saja. Tidak ada yang terjadi pada aku. Tidak ada yang menggangguku. Dan kenapa wajahku merah karena aku merasa sedikit panas tapi sekarang sudah tidak apa-apa," jawab Zuohang dengan sabar. Xinhao yang mendengar ucapan Zuohang hanya nyengir. Xinhao kemudian kembali ke bangkunya setelah memastikan Zuohang baik-baik saja.





















































































Selamat membaca semua. Sampai di chapter seterusnya. Jangan lupa tinggalkan jejak readers-readers tersayang sekalian. Bye ii!!!

Transmigrasi ZuohangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang