Bab 3 || Kamu marah, ya?

156 100 4
                                    

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-oOo-

Bruk!

"JALAN PAKE MATA NJIRT!!" bentak seorang pemuda, ia menatap nyalang ke arah gadis yang tidak sengaja menabrak dirinya.

"M-maaff," ujar gadis itu takut-takut.

"Omgg, kamu gapapa sayang?" ucap salah satu gadis, yang bisa di pastikan kekasih pemuda itu, detik kemudian tatapannya berubah menjadi tajam kala menatap gadis yang tidak sengaja menabrak kekasihnya.

"Aduh, Ris! Lo bisa nggak sih jalan pake mata?" tanya gadis itu julid.

Risa hanya mampu mengepalkan tangannya, ia lantas menjawab,"Jalan pake kaki bukan mata!" jawab Risa menatap gadis itu tak kalah tajamnya.

Benar! Gadis yang tidak sengaja menabrak pemuda itu adalah Risa. Karena kurang memperhatikan jalan, membuat Risa tidak sengaja menabrak pemuda di depannya.

"Lo masih berani jawab perkataan cewe gua??" tanya pemuda itu seraya mendekat.

Risa yang didekati lantas melangkah mundur, jika lawannya seorang gadis ia berani, tetapi jika sebaliknya ia akan mundur. Karena ia tidak mungkin melawan seorang pemuda yang bahkan kekuatannya sangat bertentangan dengan kekuatan yang dirinya punya.

Pemuda itu menyeringai, ia lantas mengangkat tangannya hendak mendaratkan sebuah tamparan di pipi Risa.

Sreettt

Dugh!

"Akhh."

"Jauhin dia!!"

"Berani lo sentuh dia sedikit pun? mati lo!!"

Perkataan itu mampu membuat semua mata menatap ke arah seorang pemuda dengan penampilan acak-acakkan, tetapi tetap tampan, tubuh yang tinggi dan tegap, mata elang yang selalu membuat semua orang takut kala melihatnya. Siapa lagi jika bukan Fian.

"Siapa lo bangsat?" tanya pemuda itu, dirinya mencoba menahan rasa sakit yang berada di kepalanya agar tidak terlihat lemah.

Fian berhadapan langsung dengan pemuda itu, mata elangnya mampu membuat pemuda tersebut ketar-ketir. Namun dengan sekuat tenaga pemuda itu tetap mempertahankan diri.

"Mau apa lo??" tanya Fian dengan tatapan menyelidik.

"Elo yang mau ngapain, tiba tiba datang terus lempar helm ke gua! siapa lo?" sentak pemuda itu membuat Fian menyunggingkan sebuah senyuman devil.

Fian yang paling tidak suka basa-basi hendak mendaratkan sebuah bogeman mentah di pipi pemuda tersebut, tetapi sebuah tangan mungil menarik lengannya mundur.

"Fiann!" Risa menarik lengan Fian agar mundur. Ia menggelengkan kepalanya dengan mata yang mulai berkaca kaca.

Fian mendekap Risa dengan lembut seolah meyakinkan semua akan baik-baik saja, ia lantas membawa Risa pergi dari sana. Sebelum pergi ia sempat memberikan isyarat kepada Galang dan semua sahabatnya. Galang yang mengerti akan isyarat sang bos langsung saja menghampiri pemuda yang termasuk temannya sendiri.

Gadis Kesayangan Fian (Rombak Bentar) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang