"Aku tidak tau kau akan sangat keras kepala, [m/n]." Suara yang terdengar samar-samar memasuki pendengaran ku. Dimana aku? Bagaimana aku bisa ada disini? Siapa dia? Apa yang dia inginkan? Pertanyaan-pertanyaan yang terus menghantui pikiran ku. Aku bisa merasakan kaki ku tidak menapak, tangan dan mataku ditutup dan diikat. Apa aku sedang digantung.
Nyiiitt
Sakit kepala mulai menyadarkan ku dengan apa yang terjadi beberapa jam yang lalu.
Saat menyelesaikan misi di rumah sakit Shinyoung gwang, pak Lee Gwang-gyu menjemput kami. Aku sedang berada didalam mobil bersama dengan Kim Soon-gu, Lee yuna dan Dokgo bersaudara. Kami berhenti di halaman sekolah dan berpisah di sana. Saat melewati gang Saat aku di culik oleh Park Sangdo, aku mulai merasakan sesuatu yang aneh seakan ada seseorang yang mengawasi ku.
Aku mulai mempercepat langkah kaki ku tapi sebuah serangan cepat melayang kearahku. Belum sempat menghindar sebuah peluru bius ditembak kearahku dan begitulah cara ku berakhir disini.
"Itu kau kan Rafael?" Tanya ku dengan kesadaran penuh.
"Senang rasanya kau mengenalku dengan baik, bahkan dengan mata tertutup kau mengenali suara ku. Aku akan langsung keintinya saja. Ada kabar yang mengatakan kau sangat dekat dengan Peter?" Pertanyaan itu menjelaskan kenapa aku bisa ada disini
Ahli-ahli menjawab, aku menutup rapat-rapat mulut ku.
"Sepertinya hanya ada satu cara untuk membuat mu berbicara." Dia seperti memanggil orang masuk. Saat itu aku merasakan tubuhku diangkat dan kami berhenti di sebuah ruangan yang terdapat cermin dua arah. Penutup mataku dibuka dan dipantulan cermin aku bisa melihat ibu yang pingsan.
Sontak aku langsung membrontak tapi karena belum sepenuhnya pulih, tenaga ku tidak sanggup menghadapi 11 rasul yang berada dalam ruangan aku berada saat ini. Rafael duduk didekat cermin sambil meminum teh. Cahaya yang minim membuatku sulit untuk melihat wajahnya dengan jelas.
"Rafael bajingan. Apa yang kau inginkan dari ku sebenarnya?" Kemarahan yang tidak bisa aku tahan mulai keluar.
"Saat melihat hasil pertarungan di rumah sakit Shinyoung gwang. Mayat-mayat yang ada disana mati dengan dua senjata yang berbeda. Satu seperti sayatan pedang dan satu lagi seperti besi tipis yang lentur. Dan 'Nathaniel' bilang kalau kau orang yang membantu Peter kabur waktu itu. Beritau semuanya jika kau tidak ingin melihat ibu tercinta mu celaka!" Suara perintah itu seakan mengintimidasi. Apa yang harus aku lakukan saat ini?
Kesunyian yang lama membaut suasana semakin memanas.
"Peter....dia...sudah mati!" Maafkan aku jika jawaban ku melukai 'mu' [ibu]
"Kau pikir aku akan percaya hal itu. Cctv rumah sakit bahkan menangkap sosoknya. Apa kau mengatakan itu semua kebohongan?" Tanya Rafael.
"Iya, kematian Nathaniel sudah aku rencanakan dari awal. Peter merupakan umpan untuk dia, atau haruskah aku bilang para anjing setia glory yang selalu bersembunyi dengan slogan yang mulia. Hahahahah melihat kalian mencari sosok yang sudah mati dan terus mencarinya itu sungguh sangat menghibur. Bagaimana rasanya dipermainkan Rafael!?" Aku tertawa dengan sangat senang, karena dengan berakting seperti ini bisa menjamin keselamatan ibu.
"Apa yang kau katakan?" Suara dari pria kekar dan tinggi yang wajahnya ditutupi oleh kegelapan terdengar kesal dengan apa yang baru saja aku katakan.
"Bocah ini 😡!!" Lagi, aku bisa mendengar suara-suara para rasul baru, mereka sangat kesal dengan apa yang baru saja mereka dengar. Ada juga yang tersenyum karena jawabanku.
Rafael kembali duduk dan mulai berdiam seakan dia seperti mencerna sesuatu.
"Kau membunuh anak buah Nathaniel, menunjukan wajahmu di kamera lalu mengeditnya dengan wajah Peter. Kau bahkan berhasil mengalahkan 100 anak buahnya dalam waktu beberapa menit bahkan mengalahkan Nathaniel. Hahaha [M/n] dari awal yang aku rasakan dari dirimu adalah kekuatan tanpa batas. Inilah yang membuat aku tertarik dengan mu." Wajah Rafael sungguh sangat mengerikan jika terlihat. Aku merasakan sesuatu yang aneh, fealing ku mengatakan kalau orang itu sudah sepenuhnya gila.
Dorr 🔫
Saat tangan itu menyentuh tombol di dekatnya, warna merah mulai mewarnai kepala ibuku. Wajah ibu yang semulanya masih memiliki warna kini mulai memutih. Tubuhnya jatuh tak berdaya seakan tidak memiliki tenaga sama sekali. Lantai yang dingin mulai penuh dengan darah. Entah mengapa saat melihat itu aku tidak merasakan apapun semuanya menjadi gelap dan sunyi.
Walaupun tidak mengetahui apapun, aku merasakan sesuatu menjambak rambutku.
"Sebagai pemenang dari permainan, terimalah hadiah ini wahai sang pemenang!" Suara Rafael yang berbisik dikuping ku. Saat itu aku yakin aku sudah pingsan.
Saat tersadar entah mengapa aku bisa berada di sebuah gang dengan darah yang terus mengalir dari kaki dan tangan. Kepala serta seluruh badanku sakit. Aku bersandar dan termenung dengan tatapan kosong tak terasa air mata jatuh dari mata ku.
Kenapa aku menangis? Dia bukanlah ibu kandung ku melainkan ibu kandung pemilik tubuh ini. Benar, aku telah merusak kehidupan normal Kim [M/n], aku seharusnya tidak ikut campur dalam komik ini. Aku bisa saja hidup normal, kehidupan yang aku inginkan dari dulu. Tapi, apa hak mereka? Apa hak mereka? Mereka mengambil kehidupan yang aku inginkan. Kenapa mereka sangat ingin membunuh kakek tua itu. Seseorang yang akan mati karena usia.
Tubuhku mulai lemas dan dingin menusuk hingga ketulang-tulang. Malam yang larut dengan hujan deras yang turun membuat malam semakin dingin. Sebelum pingsan sepenuhnya sebuah senter 🔦 menangkap sosok ku.
"[m/n]!!" Teriak seseorang dengan suara yang Familiar.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Killer Peter X Male Reader [m/n]
ФанфикAku terjebak dalam komik yang bahkan aku tidak tau alur ceritanya. Tapi, apa yang harus aku lakukan jika jiwa ku di masukkan ditubuh gemuk ini!!! "Aku akan membantu mu dan kau akan membantu ku, mari saling bekerjasama untuk keuntungan kita masing-ma...