1. Compass

6 3 0
                                    

Tersesat di tangan yang tepat

𓍼

     Sudah kali ke-tiga runa mengelilingi tempat yang sama, sampai membuat dirinya berdecak sebal. Entah kemana perginya teman-teman sekelompoknya. Saat runa sedang fokus mengamati salah satu karya lalu berbalik dan mereka menghilang begitu saja. Padahal yang dilakukan runa kan sudah benar, mengamati karya seni menjadi tema study tour hari ini, tapi mengapa mereka bahkan hanya melewati setiap karya.

Lagi dan lagi, runa berdecak sebal. Karena terlalu sibuk mencari kesana kemari hingga tak memperhatikan jalan, gadis itu tersandung dan mendarat terduduk di lantai dengan sempurna tepat di hadapan seseorang.

Tidak bisa dibayangkan betapa malu nya runa saat ini. Wajah nya memerah dan tak berani menengadah untuk melihat orang di hadapan nya.

"permisi.." orang itu berjongkok melihat keadaan runa. Namun runa masih tetap menunduk.

"disini lumayan sepih jadi gapapa, kamu gaperlu malu" ujar orang tersebut seolah mengetahui apa yang runa alami.

Dengan hati-hati, runa menengadah perlahan untuk melihat siapa orang tersebut. Betapa kaget nya ia saat melihat siapa yang ada di hadapannya.

Tidak ada yang menyangka jika ternyata orang itu adalah nice stranger di hari ulang tahun runa. Mengapa runa menyebutnya seperti itu? karena sebagai orang asing, tingkah laku nya cukup membuay terkesan. Bahkan sejak mereka pertama kali mengobrol, kesan pertama runa sudah mengagumi orang tersebut. Maka sejak malam itu juga, runa terus menebak-nebak siapa orang tersebut.

Namun tak disangka takdir mempertemukan mereka kembali. Sudah hampir empat bulan kejadian tersebut. Kini siapa sangka takdir mempertemukan mereka kembali.

"eh runa ya?" runa terbelalak, bahkan lelaki ini masih mengingat namanya??

Sangking kagetnya dan tak menyangka, runa spontan berseruh "loh!!" sambil memegang tangan lelaki tersebut, membuat sang empunya sedikit terkaget. 

"eh sorry gak maksud nga-getin" runa berdiri disusul oleh si stranger

Setelah berdiri, tanpa disadari lelaki itu langsung mengajak runa duduk di sebuah bangku yang tersedia untuk pengunjung. Namun entah mengapa runa malah terdiam di tempat sambil melamun menatap lelaki tersebut.

Sempat bingung sejenak, tapi tersadar mengapa runa berlaku seperti itu membuat orang itu tersadar dan berkata "kita duduk dulu" membuat runa mau tak mau mengikuti arahan nya.

"by the way, gua zeaslan" ujar lelaki itu saat mereka sudah duduk.

"biasa di panggil apa?" jawab runa cepat.

Meski sedikit lucu mendengar jawaban runa yang terkesan ecxited, orang itu tetap menjawab "zean or zeus buat di plesetin sama temen-temen gue" jawabnya.

"kalau gitu gue manggil aslan" jawab runa.

"kenapa?" lelaki itu malah bertanya sedemikian.

"karena biar beda dari yang lain-"

Ucapan runa terpotong ketika lelaki yang dipanggil aslan tersebut mengambil tindakan tak terduga. Tiba-tiba lelaki itu berjongkok di depan runa sambil melihat keadaan lutut runa yang ternyata lecet sedikit berdarah.

"sekaligus nama karakter favorite gua di film narnia, raja aslan" lanjut runa. Dirinya masih bersemangat dengan nama panggilan sedangkan aslan nya sendiri khawatir melihat luka di lutut runa.

"well semoga gue juga bakalan jadi karakter favorite lo di dunia nyata" sangat pelan, terdengar samar namun tetap meyakinkan.

"hmm?" ujar runa. Namun aslan segera menggeleng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZeaslanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang