2. SPESIAL PEOPLE

5 1 0
                                    

HAI HAI HAI

Kalian apa kabar, baik kan? Harus baik dong
Tau nggak.. author belum nemu nama panggilan untuk kalian, gimana dong. Mau request, boleh deh, jangan aneh-aneh tapi yah
Hehehe 😁

Oh Iyah, CH 2 UPDATE
JANGAN LUPA KLIK ⭐ dan TINGGALIN JEJAK KALIAN DI KOLOM KOMENTAR YAH

HAPPY READING ❤️


~ ~ ~

Pagi yang cerah tapi tidak bagiku. Hari ini adalah hari dimana aku harus mulai bekerja secara resmi di rumah sakit jiwa yang sekarang menjadi tempatku bekerja, dan hari ini juga aku akan mulai bekerja di ruangan SP, ruangan yang menurutku lebih menakutkan daripada penjara. Aku berjalan dengan mendorong sebuah troli berisikan obat-obatan dan makanan untuk keenam pasien yang entah sudah bangun dari alam bawa sadar mereka ataukah masih berkutat dengan mimpi indah mereka, aku tidak tahu, aku juga malas memikirkannya.

Aku menarik napas dalam-dalam sebelum membuka pintu ruangan SP, masih sama seperti kemarin, hawanya lebih terasa menyeramkan daripada ruangan lainnya. Aku memasukkan kunci ruangan kedalam lubang juga yang berada di pintu, memutarnya kekiri,

ceklek

Pintu terbuka. Aku melangkahkan kakiku masuk kedalam dan kembali menutup pintu ruangan yang terbuka. Sekali lagi aku menarik napas ku sebelum aku membuka pintu kamar milik Anggita.

Tok

Tok

Tok

Ceklek

Pintu kamar terbuka, dan terlihat Anggita yang sedang duduk didepan meja rias miliknya sambil menyisir rambut panjangnya itu. Anggita menghentikan kegiatan menyisir rambutnya saat menyadari seseorang sedang menatapnya sekarang, dia kemudian melemparkan sebuah sisir kearah pintu kamarnya. Aku bernapas lega saat berhasil menghindari sisir milik Anggita yang sekarang sudah tertancap dipintu kamarnya, ternyata sisir itu memiliki sebuah pisau kecil yang berada diujung nya. Sisir macam apa itu?!!! Apakah dia juga mengoleksi benda-benda seperti itu, akhh sialan, dia wanita yang cukup menakutkan.

"B-bisa kah kau tidak melepar benda tajam ke sembarang orang?" ucapku dengan gugup, jika aku salah bicara mungkin aku akan dibunuhnya.

"Ahh... ternyata itu kau kakak tampan. Aku mengira kau adalah wanita busuk itu." Anggita menatapku kemudian tersenyum lebar seperti tak terjadi apapun beberapa menit yang lalu. Wanita gila, setelah melakukan adegan berbahaya yang hampir saja membunuhku dia hanya tersenyum dengan lebar, Ya Tuhan tolong aku.

"Aku membawa obat dan makanan mu. Jadi kau harus makan dan kemudian meminum obat, okey?"

Anggita hanya mengangguk paham, dia tidak banyak membantah seperti pasien pada umumnya. Kalau dipikir-pikir dia tidak seperti orang yang seharusnya berada di rumah sakit jiwa ini, dia terlihat cantik dan dia tidak banyak melakukan hal-hal aneh seperti pasien sakit jiwa yang biasa diceritakan di tv.

"Kakak tampan, apa hari ini aku terlihat cantik?" Anggita menatapku dalam setelah bertanya pertanyaan yang mungkin akan ku dengar setiap hari mulai sekarang.

"Iya, kau sangat cantik hari ini" Aku tidak berbohong, dia memang terlihat cantik, tapi gaya berdandan yang sangat tebal dan baju yang seperti tak serasi itu sedikit tidak enak untuk dipandang, jika dia berjalan keluar dengan dandanan dan pakaian seperti itu mungkin orang-orang akan menyebutnya 'orang gila' walaupun dia memang orang seperti itu, menyedihkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ORANG-ORANG SPESIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang