#19 | 𝐊𝐨𝐥𝐨𝐧𝐞𝐥 𝐊

4.6K 317 115
                                    


Mendengar alasan itu, wanita berambut pirang itu tampak menghela napasnya, namun ia sama sekali tak puas akan hal itu, ia lalu menarik pergelangan tangan Tizanna dan membawanya masuk untuk duduk di depan perapian.

"Lihat, tanganmu sangat dingin, kemari lah."

"..."

Begitu mereka talah menghangatkan diri bersama di depan perapian, wanita itu menyandarkan kepalanya pada bahu Tizanna, namun Tizanna tak mengatakan apapun.

"Apa kau baik-baik saja...?"

"Aku baik-baik saja, Julie." jawab Tizanna

Julia Amsel, atau yang lebih sering dipanggil Julie, dia adalah wanita muda berusia 25 tahun yang merupakan teman Tizanna. Julia adalah wanita berkebangsaan Jerman, dia mengenal Tizanna lewat suatu pertemuan ketika Julia, sang apoteker sekaligus PBF(Pedagang Besar Farmasi) bekerjasama dengan BB untuk menyuplai bahan obat-obatan. Namun, setelah mengetahui BB bergerak di bidang kejahatan dan ilegal, Julia akhirnya menghentikan kerjasama dengan BB lewat bantuan Tizanna dan akhirnya memilih untuk membuka perusahaannya sendiri di Berlin, sebagai penyuplai bahan obat-obatan yang kini dapat menerima pesanan dari dalam maupun luar negeri.

"Tapi, kau tidak biasanya menjadi pendiam." ucap Julie, "Ini sudah hampir 2 bulan kau seperti ini, dan kau tidak menceritakan apapun."

"..."

"Apa... BB yang membuatmu seperti ini?" tanya Julie.

"..."

"Tizanna? Jawab aku, ku mohon..."

Tizanna terdiam, Tizanna terus menatap api di depan mereka dengan tatapan kosong. Bayangan akan kematian temannya lagi-lagi terulang entah sudah ke berapa kalinya, bahkan Tizanna belum bisa melupakan apa yang dia alami di Rusia, dan ia bahkan tak siap jika harus menceritakannya pada Julie.

Sebenarnya, sudah sejak beberapa tahun lalu, Julie menyuruh Tizanna untuk segera berhenti dari BB, namun Tizanna menolak dan meyakinkan Julie bahwa semua akan baik-baik saja. Begitu berat bagi Tizanna untuk keluar dari organisasi yang telah membawanya ke titik sekarang, bahkan membiarkan teman-temannya untuk ikut dan hidup dengan baik, Tizanna tak bisa pergi begitu saja, itulah yang awalnya Tizanna pikiran. Namun, sekarang organisasi yang begitu ia percaya itulah yang menjadi penyebab utama atas kematian teman-temannya, hilangnya harga diri, dan bahkan nyali.

Tess...

Air mata menetes begitu saja melalui celah mata Tizanna yang sedari tadi terasa panas, mata Tizanna segera memerah dan dadanya terasa begitu sesak seperti ditekan. Bayangan mengerikan akan tragedy mengerikan itu membuat Tizanna hampir gila rasanya, seakan-akan hanya dengan membayangkannya secara berulang sudah cukup untuk menjadi alternatif sempurna dalam membawa depresi berat yang mengerikan.

"Ti-Tizanna?" Julie terlihat khawatir.

Tizanna tak memberikan jawaban, wanita itu terlihat kesulitan bernapas.

"Haa... Haa..."

"Ti-Tizanna? Tizanna, hey? Ada apa--"

Tubuh Tizanna terjatuh ke belakang, dada Tizanna naik turun, pandangannya bahkan menjadi aneh, ia tak bisa bernapas dengan baik hampir seperti tidak ada oksigen di sekitarnya.

"Haa... Haa..."

Dengan rauh wajah khawatir, Julie berusaha membantu Tizanna dengan membawa Tizanna ke pelukannya, "Tizanna!? Tenanglah, bernapas dengan benar! Dengarkan aku, Tizanna! TIZANNA!"

***

Sebelumnya itu, silahkan dibaca ^^

Sebelumnya itu, silahkan dibaca ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KOLONEL K || DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang