22

98 8 2
                                    

Selamat menikmati kisah keluarga kami. ~Mahendra brothers.

.
.
.
.

"Dimana?" Suara Sagara mengudara. Dirinya baru saja kembali ke rumah bersama Natta setelah diberi kabar oleh Aka.

"Ini ayah," seru Aka sambil berdiri dari kursi.

Sagara mengamati dengan seksama. Dirinya merasa bahwa keluarganya semakin tidak aman. "Sudah di buka?"

"Belum, Yah. Seperti yang Ayah minta," balas Aka.

Natta tampak terdiam disamping keduanya. Mengamati kotak kecil yang berada di tangan sang Ayah. "Seperti kado?"

Sagara tahu, tapi ia diam. Membuka bungkusan itu lalu mengambil barang didalamnya.

"Cincin?" Pekik Aka melihat adanya sepasang cincin yang telah rusak.

"Ayah, itu siapa?" Tanya Natta ketika melihat ke arah foto didalamnya.

Sebuah foto berisikan empat orang. Dengan wajah yang sudah tidak terlihat jelas. Dan sebuah goresan dari cutter yang membentuk huruf.

"Ayah, coba pakai ini," ucap Aka sambil memberikan spidol miliknya. Dirinya tengah mengerjakan tugas kala Sagara tiba.

Sagara mencoret bagian belakang foto itu. Untuk melihat dengan jelas arti dari goresan dibelakang foto.

"Aku mendapatkan Mu!"

"Apa maksudnya Ayah?" Tanya Aka setelah membaca kalimat yang tertera di sana.

Sagara nampak terdiam. Dirinya kini memutar otak dengan pasti. Memikirkan siapa orang di masalalu yang mirip dengan foto yang dikirim. Serta cincin yang rusak.

"Riga dimana?" Tanya Sagara setelah melihat satu putranya tidak ada dirumah.

"Kafe ayah," balas Aka.

"Telpon! Suruh pulang!"

.
.
.
.

"Ayah? Ada apa?" Tanya Riga setelah dirinya kembali dari kafe.

Beberapa menit yang lalu dirinya diminta oleh sang kembaran untuk kembali secepatnya karena dicari oleh sang Ayah. Riga yang memang kebetulan sudah berada di parkiran kafe langsung tancap gas keluar dari area itu menuju rumah.

"Riga. Kamu tidak apa?" Tanya Sagara setelah melihat Riga kembali.

"Riga baik-baik saja ayah. Ada apa?" Tanya Riga bingung.

"Ayah tahu. Sekarang kita bawa Ghana dan Chandra ke rumah Kakek. Setelah ayah jelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

.
.
.
.

Rumah keluarga Mahendra kembali terasa tenang setelah kedua bungsu, Ghana dan Chandra, dibawa ke rumah kakek dan nenek mereka. Meskipun ini merupakan langkah yang tepat untuk melindungi mereka, keheningan rumah seakan menyimpan banyak pertanyaan dan ketegangan. Malam itu, ketika Sagara berkumpul bersama ketiga anak sulungnya, Aka, Natta, dan Riga, suasana terasa berat. Mereka semua menunggu penjelasan penuh dari Sagara, yang telah menyimpan begitu banyak rahasia dari masa lalunya.

Sagara, dengan napas berat, duduk di sofa depan tv, sementara ketiga putranya duduk melingkar di sekitarnya. Aka, yang paling tua, duduk dengan wajah serius, sementara Natta dan Riga juga bersiap mendengarkan dengan seksama. Mereka tahu bahwa malam ini, segala misteri yang selama ini menyelimuti keluarga mereka mungkin akan terungkap.

"Seperti yang Ayah katakan sebelumnya," Sagara membuka pembicaraan dengan nada rendah, "Keluarga ayah bukanlah keluarga yang bersih dari masalah. Persaingan dan ketegangan selalu menjadi bagian dari kehidupan kami, bahkan sejak ayah masih kecil. Dan apa yang terjadi pada kita sekarang... ini bukan kebetulan."

Mahendra BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang