Mata merah yang menatapku dengan lembut, dia secantik salju yang turun kemudian ditumpahi darah merah yang segar.
"Mungkin aku tak seharusnya masuk kesini begitu saja, kuakui sifatku cukup tidak sopan.
Dari gaun dan juga ciri cirinya yang mirip dengan raja, ratu, maupun Kyran, aku langsung mengetahui bahwa gadis yang berdiri di pintu kamar ku adalah gadis yang dibicarakan calon suami ku.
Fellencia, gadis yang menatapku dengan tatapan menyedihkan saat Ia melihat Helen ditenggelamkan di lautan, namun kini yang kulihat adalah mata yang lembut dan juga lembut.
"Aku baik baik saja, apa ada yang ingin kau bicarakan disini?"
"Ah, aku belum berkenalan, aku hanya ingin berkenalan denganmu."
"Aku Helen."
"Salam kenal nyonya Helen, aku Fellencia, adik perempuan Kyran."
Bisakah kalian berhenti memanggilku nyonya? aku nikah muda lo.. sudahlah apapun yang mereka panggil padaku selain bukan jalang aku tidak masalah.
"Mengapa anda terdiam?"
"Tidak, mungkin karna terlalu lelah."
"Nyonya, apa aku boleh memanggilmu kak?"
Aku menatap gadis itu, itu cukup aneh bukankah ia seharusnya membenciku? tapi dilihat lihat sepertinya ia mengikuti gen ibunya, aku menurunkan kewaspadaanku dan tersenyum lembut.
"Tentu, mengapa tidak."
Fellencia berbinar geli disana, ia menutup pintu dibelakangnya secara perlahan dan duduk di sampingku. Aku tidak tau apa yang ingin dia lakukan, tetapi aku tidak akan mungkin mengusirnya sepertinya dia baik, jadi mungkin akan lebih baik jika aku berteman dengannya.
"Apa kakak bertemu Aria sebelumnya?"
Pertanyaan itu membuatku hening sejenak, apa dia memiliki hubungan dengan Aria, secara di Novelnya dia tidak terlalu banyak muncul dibeberapa adegan. Benar juga Helen selalu mengusirnya apabila dia bertemu dengannya, dia jijik pada mata merah keluarga ini.
"Aku bertemu dengannya, mengapa?"
"Aku merasa kasihan padamu, Aria itu benar benar diluar perkiraan ku."
"Apa yang dia lakukan?"
"Menggoda kakak tentu saja, dia dipandang baik oleh raja dan ratu karna sifatnya yang penurut, aku awalnya juga percaya padanya, tetapi aku tersadar bahwa ia hanyalah gadis manja yang suka menempeli kakakku layaknya seekor anjing."
"Bukankah itu wajar karna ia adalah pelayan pribadi Kyran?"
"Pelayan pribadi? tidak mungkin dia memaksa menempel pada kakakku yang harus menemuimu, apalagi itu keinginannya sendiri bukan keputusan ayah!"
"Sudahlah Fellencia, aku tidak ingin berdebat sekarang, aku tidak masalah pada hal itu."
Fellencia mengerutkan keningnya, ia kesal dengan Helen dan juga kakak laki lakinya, pernikahan bodoh tanpa cinta.
"Ayolah, apa kau tak merasakan perasaan tidak nyaman atau apapun."
Aku hanya menghela nafas dan menggelengkan kepala ku, entah apa yang gadis ini bicarakan, aku tidak tau apakah aku harus memberi tau Fellencia jika ini hanyalah pernikahan kontrak. Mungkin lebih baik diam.
"Kalian aneh sekali, tetapi jika disuruh memilih aku lebih memilihmu menjadi iparku, aku akan membantu mu meluluhkan hati kakak!"
"Berhentilah Fell, kau pikir akan mudah menarik perhatiannya?"
"Tentu saja mudah!" Sahutnya percaya diri.
"Dimana Kyran?"
"Kakak biasanya berada dikamarnya, apa perlu kupanggilkan?"
"Tidak perlu, kurasa sekarang aku hanya ingin istirahat, aku tidak ingin bertemu dengannya sekarang."
"Aku mengerti, selamat malam kakak!"
Fellencia berdiri dan menarik rok gaunnya itu sambil berlari keluar pintu, aku bersyukur ia tidak menggebrakkan pintunya karna terlalu bersemangat, aku Tidak tau tapi perasaanku tidak enak.
Mungkin sebaiknya langsung tidur saja, aku memejamkan mataku, bulu mataku terasa begitu berat saat ini, ruangan yang hening dan damai adalah sesuatu yang ku damba dambakan sejak kecil, karna orang orang terus mengelilingiku, kurasa satu satunya hal positif dari dijauhi adalah merasa damai dan tak terganggu karna tak akan ada yang mau memperhatikan juga.
***
Fellencia berada dilorong istana yang dingin, sambil menatap lukisan yang berada di didekat vas bunga tulip yang indah.
Sebuah tangan tanpa ia sadari menepuk bahunya dengan pelan membuatnya menoleh kearah sentuhan itu, kakaknya Kyran menatapnya dengan tatapan bingung. Mata Fellencia berbinar saat ia mengetahui bahwa yang menepuknya adalah kakaknya.
"Mengapa kau belum tidur?" tanya Kyran tegas.
"Aku dari kamar kak Helen."
Kyran mengangkat sebelah alisnya dan tertawa kecil, apa yang dia lakukan malam malam dikamar nya?
"Untuk apa kau kesana?"
"Sepertinya Helen merindukan kakak, dia ingin bertemu dengan kakak tapi dia tidak tau kakak dimana, makanya ia memanggilku dan meminta bantuan padaku." Fellencia tersenyum polos.
"Omong kosong apa"
"Ini bukan omong kosong, kak Helen adalah orang yang tertutup, ia pasti hanya malu dengan kakak, cobalah bertemu dengannya, tapi itu terserah padamu aku tidak memaksa."
Fellencia membalikkan wajahnya acuh tak acuh dan berjalan melewati kakaknya yang sedari tadi melamun menatap lantai.
Senyum licik dibibir Fellencia muncul saat ia melewati kakaknya 'Bermesra mesra lah kalian, aku sudah melaksanakan tugasku sebagai adik yang baik, aku pantas mendapatkan hadiah' ucap batinnya.
Kyran tetap terdiam seperti patung, tetapi keputusannya sudah bulat untuk menghampiri Helen, ia tidak bisa membiarkannya jatuh cinta, bagaimana jika Helen mencintainya dan tidak mau berpisah dengannya, itu mimpi buruk.
Kyran melangkahkan kakinya mantap, ia menuju kamar Helen yang gelap. Sampailah ia di depan pintunya, dia ragu, haruskah ia mengetuk pintu terlebih dahulu.
"cih untuk apa dia pasti sudah tertidur."
Kyran memutar kenop pintu yang berada didepan nya, cukup mengejutkan bahwa ia tidak mengunci kamar tidurnya.
Kyran melihat Helen yang tertidur terlentang, matanya yang tertutup memang bisa dibilang indah, sesuatu yang tak bisa dijelaskan untuk dirinya sendiri, Kyran menghampiri Helen yang menutup matanya itu, menatap kearah bibir merahnya.
"..Apa yang kulihat, memalukan sekali." Kyran mengusap rambut hitam miliknya, menyelimuti badannya yang kecil jika di bandingkan dengan nya.
Merasakan tangan dingin yang menyentuh lengannya, aku membuka mataku yang terpejam dan menatap Kyran yang berdiri santai disamping tempat tidurku, aku ingin melompat dan berteriak tetapi sepertinya itu mengejutkan, ia terlihat seperti hantu daripada seorang pria tampan.
"Apa yang anda lakukan disini?"
"Apakah salah jika aku mengunjungi kamar yang berada di istanaku sendiri?"
"Ah maksudku mengapa ada disini tengah malam, dan bahkan berada disampingku."
"Tidak ada, silakan kembali tidur."
Aku menatapnya dengan ekspresi bingung diwajah ku, tentu aku ingin kembali tidur tetapi siapa yang tidak takut jika tidur sambil ditatap seperti itu, aku lebih baik diperhatikan oleh burung hantu tanpa kulit daripada dia.
"Maaf tapi apakah anda bisa keluar, bukan bermaksud apapun tetapi saya.."
"Aku mengerti, sebelum aku keluar ada sesuatu yang harus ku bicarakan padamu."
Malam malam begini? bukankah terlalu mendadak, tetapi aku hanya mengangguk pasrah, memutuskan untuk mendengarkannya saja.
🌊🌊🌊
yooo aku minta maaf banget apabila di BAB² sebelumnya ada kesalahan seperti Typo atau sejenisnya, aku bakal berusaha perbaikin dan ngembangin cerita inithank youu
KAMU SEDANG MEMBACA
Tragic Fate
Fantasyseorang remaja yang saat itu sedang pulang dari pekerjaannya. pada pukul 11 malam tanpa ia sadari sebuah truk melaju kencang didepannya. badannya berhenti bergerak dan brak! ------ Kini sekarang bukannya mati dia malah bereinkarnasi menjadi putri an...