Awal mengenalmu, aku rasa bahagia. Mendengar kamu bercerita, tertawa dan lelucon kamu yang begitu lucu. Kamu pun turut mendengarkanku.
Waktu itu, aku rasa ada benih penasaran yang berusaha kamu tuai. Hingga mungkin setelah semua rasa penasaranmu terbayarkan. Kamu pun menghilang.
Ya Tuhan, sungguh waktu itu, aku sudah mulai jatuh hati.
Pada akhirnya, aku sangat nelangsa kehilanganmu. Aku selalu bertanya-tanya dimana salahku. Kupu-kupu harusnya dikejar bukan mengejar! Tetapi apa? aku yang seharusnya dikejar dan mirisnya malah aku yang mengejar! Mungkin aku bukanlah kupu-kupu yang cantik.
Bisakah waktu diputar kembali?
Aku ingin kenangan saat bersamamu terulang lagi. Walau hanya sebentar. Aku tahu hatimu sebenarnya masih teringat masa lalu, jujur aku
cemburu. Padahal saat itu, aku ingin menjadikanmu seseorang yang spesial di dalam hidupku. Dari banyaknya laki-laki,yang kuingin cuma kamu. Sikapmu seakan menyuruhku untuk berhenti. Aku bimbang, lelah, tetapi tidak ingin pasrah. Katamu, "Akan aku usahakan untuk memilikimu."
Hm, namun kenyataannya jauh berbeda. Kala kamu menjauh, aku yang justru mengusahakanmu. Aku terus mengejarmu, menge-chatmu, tak kenal jera. Aku percaya kamu adalah manusia yang baik. Kamu
meresponsku pun dengan ramah.Tiba dimana, kamu dan kita
sama-sama menyatakan perasaan. Sempat kamu bilang, "Semisal aku nembak kamu, kamu terima nggak?" Tetapi ada yang aneh disini, mengapa aku terasa biasa saja? Flat. tidak
senang maupun sedih. Dalam lubuk hati yang paling terdalam, tampak aku ingin sekali kamu menjadi kekasihku. Di sisi lain, aku bimbang, karena aku merasa kamu tidak mencintaiku. Yang aku inginkan,
aku dan kamu tidak ada ikatan kekasih. Sebab aku tidak ingin menjadikanmu mantan. Yang aku ingin, bisa terus bercengkerama denganmu didasari komitmen. Hm, terdengar menjijikan bukan?
Ya, aku sangat tahu kamu tidak
menyetujuinya. Rasa aneh ini tetap berkobar. Entahlah aku sebenarnya amat mencintaimu atau tidak. Bodoh nya aku terus menerus menghubungimu,mengemis perhatian. Padahal aku juga sadar, kamu enggan peduli denganku lagi.
Urusan duniamu lebih penting ketimbang aku. Dan dengan mudahnya kamu menyepelekan gadis periang sepertiku.Berbulan-bulan, dipikiranku selalu ada kamu. Berharap untuk dicintai, sekali lagi. Layaknya pertama kali kamu mendekatiku. Hari ini, aku masih stuck memikirkan dirimu. Seandainya kamu lihat juga keadaanku. Aku sedang sakit, murung
dan menangis. Setiap kamu lemah, aku coba untuk beri semangat, sedangkan aku lemah, kamu dimana? Oh iya, kamu pernah bilang juga waktu itu, "Aku merasa tidak
pantas untukmu. Itu alasan aku menjauh dari kamu." Damn! Aku dapat jawaban yang selama ini aku tanyakan. Setelah kamu menyatakan menembakku, dan semua
berlalu.Lagi-lagi, tololnya aku masih terus
menghubungimu. Aku sendiri bingung. Yang aku mau apa. Terus terang, aku ini masih kokoh ingin bersamamu. Kepergianmu, membuatku sulit move on. Kamu, first experience ku. Kamu orang pertama yang aku mau untuk sleepcall.Baru kali ini, aku menyesal karena telah menolak. Tetapi bukan artian menolak perasaan. Melainkan ikatan kekasih. Bervariasi cara aku coba untuk move on. Dari mulai hindari semuanya seperti, hapus
segala tentang kamu, menghindar untuk berpikiran mengenai kamu, jalani sampai capek dan sebagainya. Walakin, Ya tuhan, aku masih taruh perasaan.Bagaimana dengan ini semua? Aku masih berharap untuk dicintai, sekali lagi. Kita saling menyayangi dan menghargai. Apa karena ada suatu hal yang membuatmu jengkel sehingga kamu pun eneg dan tidak ingin berkomunikasi denganku?
Menurutku pacaran bukanlah hal yang wajib. Entahlah pendapatmu seperti apa. Aku mengaku salah, aku selalu memaksakanmu terus menetap. Padahal aku tahu, seseorang datang dan pergi. Aku seharusnya bisa menerima kenyataan ini. Semesta pun mungkin mendukung. Hm. Aku tidak tahu, mengapa aku rasa jika aku selalu galau tentang kamu pasti ada saja gertakan semesta yang seolah-olah berkata, "Jangan sama dia, cari yang lain." Ya Tuhan, sialnya perasaan ini terkadang
kumat. Memori indah bersamanya selalu menghantuiku. Aku pun merasa rindu. Tetapi, aku bisa apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Berharap, untuk dicintai sekali lagi.
Short Storyjangan dibaca isinya gajelas wk publish: 11 September 2024