21. Iyo Kemana?!

1K 120 65
                                        

"Kitcii?! Meow kitci~"

Kaki Iyo melangkah ke setiap penjuru ruangan, mata bulatnya menatap setiap sisi untuk mencari anabul putih milik Yushi yang biasa menemaninya bermain. Rumah terasa sepi, Jaehee telah berangkat kesekolah diantar Riku lalu disusul Sion yang pergi bekerja. Tersisa dua balita dan Yushi yang memang tengah mengambil hak cutinya.

"Kitti lagi mandi!" terdengar suara teriakan Yushi dari arah kamar mandi bawah. Segera Iyo mempercepat kakinya untuk melangkah. Senyum lebar terlukis, menampilkan jajaran gigi susu yang putih dan rapi.

"Ushi Yo mawu bantu," Yushi menoleh melihat balita yang masih terlihat pendek walaupun kini posisi dia tengah berjongkok. Tangan Iyo merentang kedepan siap menerima Kitty yang sedang dalam keadaan basah.

"Gak usah, ini kucing gue. Sana minta sama Ayah lo," ucap Yushi yang kembali pada kegiatan awalnya untuk membersihkan Kitty.

"Ushi mayah?" senyuman lebar si kecil perlahan lenyap, tapi tangannya tetap terangkat. Barang kali Yushi mau meliriknya kembali dan memberikan izin untuk dirinya membantu.

"Sana main dulu sama Uya. Anak gue mau mandi,"  ucap Yushi dengan nada biasanya. Tapi lain maksudnya jika dalam pendengaran Iyo. Balita itu menyangka Yushi marah. Mengingat dirinya dan Uya menolak untuk memanggil Yushi dengan sebutan sejenis Ayah, Papa atau kata lainnya yang masih memiliki arti yang serupa.

"Ushii~ maafkan Iyo,"

Yushi menegakkan tubuhnya saat kalimat itu terucap dari bibir mungil balita dibelakangnya. Yushi semakin tak percaya saat melihat Iyo tengah mengatupkan kedua tangan sambil menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ehh jangan nangis! Aduh mana anak si Riku lagi yang gue bikin nangi," segera Yushi membilas kedua tangannya yang dipenuhi busa sabun.

"Cil jangan nangis. Ayah lo kalo ngomel ngalahin emak lo sumpah. Udah ya, lo gak buat salah deh perasaan," Iyo masih tetap mengatupkan kedua tangan ditambah bibir yang bergetar siap mengeluarkan isakan.

Yushi semakin merasa bersalah. Entah apa yang balita itu tangkap dari perkataannya. Apalagi saat hendak mendekat Iyo malah melangkah mundur, matanya bergetar serta kepala yang menggeleng cepat. Ada yang tak beres dengan Iyo. Kenapa mendadak anak itu seperti ketakutan?

"Ci- ehh jangan lari! IYOO! " tanpa berpikir panjang Yushi segera mengejar Iyo yang berlari keluar rumah. Melupakan jika ada satu lagi balita yang berada dirumah.

"Jaehee, ada yang mengganggu kamu?" seorang guru wanita yang tengah menjelaskan materi didepan kelas merasa terganggu dengan arah tatapan Jaehee yang terlihat bimbang dan kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jaehee, ada yang mengganggu kamu?" seorang guru wanita yang tengah menjelaskan materi didepan kelas merasa terganggu dengan arah tatapan Jaehee yang terlihat bimbang dan kosong. Bahkan guru itu sampai meminta Jungmin untuk menepuk pundak Jaehee agar kesadarannya kembali.

"Ahh iya Bu?"

"Ada yang mengganggu?" guru itu mengulangi pertanyaannya.

"Eum saya boleh izin dulu kebelakang gak Bu?" Jaehee bangkit dari posisi duduknya. Dikarenakan Jaehee tak termasuk murid yang sering membolos mata pelajaran kecuali ekskul, guru itu dengan mudah memberikan izin.

Selangkah keluar dari kelas Jaehee berkali-kali mendial nomor Yushi. Dua sampai empat panggilan tak ada jawaban, berhasil membuat Jaehee kalang kabut. Jujur saja, Jaehee bingung dirinya sendiri. Kenapa dia bisa merasa seresah ini? Apalagi sampai mengkhawatirkan dua balita yang dia tinggalkan bersama Yushi. Apa karena kedekatan mereka, menimbulkan untaian benang merah hingga sampai bisa seperti ini?

"Uya dicini~" panggilan kesekian akhirnya membuahkan hasil. Suara lucu milik Uya terdengar keluar dari dalam panggilan.

"Uya, ini Jee," jawab Jaehee diakhiri senyuman, ya walaupun dia tau disebrang sana Uya tak dapat melihat senyuman yang ditampilkan Jaehee.

"Jeje!"

"Seneng banget ya? Iyo sama Abang ushinya kemana?" tanya Jaehee sambil mendudukkan dirinya dibawah pohon rindang dibelakang sekolah. Rasa resah dan takutnya membawa kaki Jaehee untuk mencari tempat yang sejuk tapi juga sepi, hingga saat ini Jaehee bersantai dibawah pohon sambil mendengarkan suara Uya yang seperti obat baginya.

"Ushi Ndak ada Jeje. Yo lali, Ushi luar cama yo!"

Baru Jaehee hendak menyenderkan punggungnya pada batang pohon, ucapan Uya barusan membuat dirinya terasa di tiban sesuatu yang berat. Sepertinya lain kali Jaehee tak akan mengabaikan keresahan yang tiba-tiba hinggap. Kejadian kedua kalinya, dan memang selalu terjadi sesuatu pada kedua balita yang dia tolong.

"Uya sama siapa dirumah?"

"Uya mam oti Jeje hihi."

Oke ini darurat, orang dewasa mana yang meninggalkan balita kecil sendirian dirumah tanpa pengawasan? Apalagi siang hari seperti ini wilayah rumah mereka terbilang sepi, bagaimana jika sesuatu terjadi?

"Tunggu disana. Jee pulang sekarang oke," tanpa menunggu jawaban dari Uya, panggilan diakhiri sepihak oleh Jaehee. Langsung saja, Jaehee mendial nomor Riku dan Sion dalam satu panggilan. Tak perduli jika saat ini mereka tengah bekerja tau apapun, baginya yang penting adalah keadaan makhluk kecil yang sudah menjadi bagian penting dari hidupnya.

"Gue gak terima alasan apapun. Sekarang pulang kerumah, cari Iyo sama Bang Yushi. Cepet!"

Sementara itu di rumah nomor dua empat Uya tengah menyembulkan kepalanya dari balik jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu di rumah nomor dua empat Uya tengah menyembulkan kepalanya dari balik jendela. Pagar rumah terbuka lebar, sepi tak ada satu orang pun yang melewati daerah mereka. Hingga saat Jaehee datang dengan motor milik salah satu temannya, Uya langsung berlari untuk menyambut.

"Pinter. Tetep dirumah gak keluyuran,"   Uya tertawa menerima setiap afeksi dari Jaehee dalam pangkuannya. Mulai dari ucapan kepala, cubitan dipipi dan hidung hingga akhirnya kecupan singkat di kening sikecil.

"Jee! Maksud lo apa nyari Iyo sama Yushi?!"

"Papa! Yayah!" sambut Uya saat melihat Sion dan Riku sampai. Raut bingung tercetak jelas disana, pakaian yang lusuh serta rambut yang semula ditata rapi kini terlihat berantakan.

"Mereka gak ada. Uya bilang Iyo lari terus Bang Yushi ngejar, ninggalin Uya dirumah sendiri," jelas Jaehee pada dua orang yang lebih tua darinya.

"IYO ILANG?!" teriak Riku, mengagetkan Uya dalam pangkuan Jaehee.

"Lo gak bisa lapor polisi. Ini belum 24 jam Rik," ucap Sion saat melihat Riku mengeluarkan ponselnya. Geraman frustasi dikeluarkan oleh Riku.

"Kita cari disekitar sini dulu. Jee lo sama Uya lapor pak RT," Sion mencoba memberi usulan. Memang tak ada lagi yang bisa mereka lakukan selain itu, jadi akhirnya mereka berpecah, menyebar untuk mencari keberadaan Iyo dan Yushi.























Halloo haii, lama banget aku ga up. Ada yang masih inget ff ini ga? Atau udah lupa karena hampir satu Minggu lebih ga ada notifikasi apapun? HAHAHA

DAN!!! aku sekalinya up langsung bikin tegang, iya ga sih? Kalo ngga gapapa, efek sakit perut jadi kurang dapet 'kesan tegangnya'

Oke paiipaii semuaa, aku kebelett (˘̩⁠╭⁠╮⁠˘̩⁠)

HOUSE No.24 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang