chapter 1

9 1 1
                                    

𝐡𝐚𝐢𝐢⋆. 𐙚 ˚
𝐡𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠

menjadi anak tengah itu tidak enak, sering di lupakan, sering di badingkan dan juga sering tidak di anggap, aku selalu mengalami seperti itu orang tua ku sering melupakanku setiap mereka akan pergi mereka hanya ingat kepada kakak dan adik ku saja, sementara aku bahkan aku yakin mereka tidak menginginkan ku

aku tidak suka diperlakukan seperti itu aku sempat mengatakan hal itu kepada mama ku tapi mamaku bilang dia tidak mungkin melupakanku tapi kenyataan yang aku terima berbanding balik dengan perkataan mama

mama sering kali membandingkanku dengan kedua saudaraku mama berkata kalau kak devan dan leora itu lebih pintar dibandingkan denganku aku tidak tahu kenapa mama mengatakan hal seperti itu yang aku tau aku selama ini nilai ku juga tidak buruk, tapi kenapa mama seperti itu?

tuhan aku tidak minta banyak aku hanya ingin mama dan papa menyayangi ku seperti kedua saudaraku, apa kau bisa mengabulkan nya tuhan??

                       ────୨ৎ────

"selamat pagi ma"

"pagi, duduklah dulu sarapan sebentar lagi siap"

alvino mendudukkan tubuhnya di kursi meja makan menunggu sarapan dan juga papa nya dan kedua saudaranya pagi ini cukup cerah, membuat alvino semangat untuk mengawali pagi hari ini

satu persatu keluarga yang di tunggu dateng sarapan yang di buat juga sudah siap tidak lupa dengan 2 gelas susu, 2 gelas kopi dan 1 gelas teh hangat satu persatu keluarga dirgantara mulai mengambil sarapan

"oh iya ma leora pulang sedikit terlambat, hari ini club dance bakalan memilih ketua club dance yang baru"

"benarkah? mama yakin leora bakal jadi ketua club dance yang baru karena anak mama yang ini hebat" vanessa mengusap kepala leora dengan lembut

"amin, leora berharap juga begitu ma"

"papa yakin kalau leora bisa menjadi ketua club dance yang baru, mama dan papa selalu mendukungmu"

leora yang mendapat dukungan dari kedua orang tuanya tambah semangat "hm, aku pasti bisa menjadi ketua club dance yang baru"

alvino yang sejak tadi hanya diam, hanya tersenyum kecil sudah bisa ia mengalami hal seperti itu dia mempercepat sarapannya agar terlepas dari suasana yang sedikit menyakitkan baginnya.

                      ────୨ৎ────

"hari ini lo pulang jam berapa alvino"

alvino mengalihkan pandangannya kearah sang kaka "jam 2 "

"mau gue jemput??kebetulan gue cuman ngasih skripsi doang hari ini jadi gue bisa jemput lo"

alvino menggelengkan kepalanya "gaperlu, gue bisa pulang sendiri"

akhirnya alvino meninggalkan devan sendiri di parkiran dan ia segera menuju ke arah kelasnya

                      ────୨ৎ────

pukul 8 malam

keluarga dirgantara sedang berada di ruang makan mereka sedang makan malam bersama

"alvino gimana sekolah kamu hari ini??" sang ayah bertanya kepadanya

"lancar pa"

"baguslah, pertahankan nilai mu agar kamu bisa seperti saudaramu"

"iya pa"

"betul itu kata papa mu, contoh seperti kaka dan adik mu mereka hebat bisa mendapatkan nilai yang memuaskan kalau bisa kamu juga seperti itu alvino jangan hanya bisa nongkrong bersama teman teman mu itu saja kamu" kali ini sang mama yang berbicara pada nya

"aku usahain ma, pa"

𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘯𝘪𝘭𝘢𝘪 𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘬𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢 𝘥𝘦𝘷𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘭𝘦𝘰𝘳𝘢

merasa matanya sedikit memanas, alvino segera meninggalkan ruangan tersebut dan kembali ke kamar untuk tidur walaupun akhirnya air mata yang di tahanya turun membasahi pipinya.

malam ini lagi dan lagi alvino menangis sendiri tanpa ada seorang pun yang mengetahui kalau ia sedang menangis.

𝗵𝗮𝗹𝗹𝗼 𝘁𝗲𝗿𝗶𝗺𝗮𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰𝗮 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗶𝗻𝗶, 𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗹𝘂𝗽𝗮 𝗱𝗶 𝘃𝗼𝘁𝗲 𝗱𝗮𝗻 𝗸𝗼𝗺𝗲𝗻 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝘀𝗲𝗺𝗼𝗴𝗮 𝗸𝗮𝗹𝗶𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗵𝗮𝘁 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂🤩🤩

𝘀𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗮𝘂𝘁𝗵𝗼𝗿
𝗯𝘆𝗲𝗲

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

anak tengah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang