5

42 2 0
                                    

Pilih seokjin terasa perih saat sebuah tamparan dari kakeknya mendarat mulus di pipinya bahkan Wonyoung kaget dengan kejadian itu.

"Kau mau menghancurkan perusahaan ini Kim Seokjin"
"Perusahaan yang aku bangun dengan darah dan air mata"
Ucap Kakek Seokjin di liputi amarah yang memuncak.

"Maafkan aku kakek,aku akan memperbaiki semuanya"mohon seokjin sambil bersujud di hadapan kakeknya

"Aku tau semua yang kau lakukan Jinan,usahamu"
"Tapi ini yang perusahaan yang tidak kecil,kalau sampai perusahaan ini bangkrut bagaimana dengan nasib para pekerja kita yang bergantung hidup pada perusahaan kita?"ucap Kakek Seokjin penuh sesal

"Aku minta maaf kakek"
"Aku akan mengeluarkanNya dari perusahaan"
"Dan aku akan mengembalikan uang itu"
Ucap seokjin membuat kakeknya menghembuskan nafas panjangnya

"Dan kau Jang Wonyoung,apa tak cukup uang cuma-cuma dari Jinan yang kau nikmati bersama keluargamu ,sampai kau berusaha mengrogoti uang perusahaan ku dengan memasukan keluargamu yang tamak itu ke perusahaanku"
"Bahkan menjual informasi rahasia perusahaanku ke perusahaan lawanku"ucap Kakek Seokjin sambil menatap tajam perempuan di samping cucunya dengan benci

"Wonyoung ...kau"ucap seokjin kaget pandangannya beralih pada Wonyoung yang sudah gugup

"Aku ,tidak seperti itu oppa"
"Kakekku berbohong,dari awal dia tidak menyukaiku,dia ingin menyingkirkan ku"kilah Wonyoung sambil terbata-bata.

"Kau"ucap kakek seokjin sambil memegangi dadanya,kemudian ia tumbang

"Kakek....kakek"panggil seokjin panik sambil berusaha membangunkan kakeknya bersama sekertaris kakek seokjin,mereka membawa kakek seokjin ke rumah sakit,sedang woonyoung menatap mereka dengan cemas.

Pertengahan bulan Desember di mana salju pertama turun di Osaka Jepang dan seorang bayi perempuan mungil terlahir.

Sehun menggendong bayi perempuan itu dengan hati-hati dengan mata yang menggembung haru.
Tidak di pungkiri,bayi itu mirip dengan seokjin,semua diri seokjin tercetak jelas pada bayi itu,seokjin versi  mini,sedikit membuatnya sedih kenapa bukan seperti Irene saja.Setiap menatap bayi itu apa Irene akan selalu mengigat seokjin.Ia takut tentu saja tapi dalam hatinya ia selalu mengatakan ini putrinya,miliknya, sekalipun kenyataan mereka tidak ada ikatan darah sekalipun,ia tak perduli.
Ia suami sah Irene  dan sekarang,bayi ini putrinya,dua orang miliknya,miliknya yang terus akan ia jaga,dan tak akan membiarkan seokjin berusaha memilikinya.
Tatapannya beralih pada Irene yang masih lemas di ranjang karena persalinan yang baru saja terjadi beberapa jam lalu.
Senyum Irene tersungging di bibirnya.

"Bolehkah aku yang memberi nama putri kita?"tanya Sehun

"Tentu,kamu ayahnya"ucap Irene sambil menggangukkan kepalanya membuat Sehun tersenyum sumringah

"Oh Winter"
"Artinya musim dingin agar kita bisa meninggingat hari kelahiran putri kita di setiap musim dingin"ucap Sehun membuat Irene tersenyum

"Nama yang cantik sekali"
"Oh Winter"

Tiba-tiba winter menangis dan membuat Sehun memberikan putrinya pada Irene.
Winter kecil kemudian menyusu dengan kuat membuat Sehun gemas.
Ah ternyata putrinya lapar.

Hari ini winter pulang kerumah atas izin dokter Jennie.Irene sudah membaik juga sehat begitu juga winter.

"Kita pulang" ucap Sehun sambil membuka pintu apartemenNya,bersaman dengan Irene yang menggendong  winter.

"Selamat Datang"seru beberapa orang yang berjejer bahkan menyambut Irene,Sehun dan juga winter bahkan  ingin menggendong si kecil winter.

"Ommonim"" ucap Irene haru saat ibu Sehun memeluk  Irene dengan hangat.

LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang