BAB 18 - pesta berkuda

29 1 0
                                    

Keheningan menyelimuti ruangan yang gelap itu, Kyran menyalakan lampu tidur yang berada dikamar ku, matanya menatapku dan menembus jiwaku, tolong lah aku ingin segera tidur.

"Apa yang kau bicarakan dengan Fellencia?"

"..Kurasa hanya perbincangan normal."

Yah jika aku jujur kami membicarakan Aria pasti dia akan memarahiku dan mengataiku tidak sopan seperti yang ayahku dulu lakukan.

"Jangan berbohong padaku, Helen."

Itu adalah pertama kalinya Kyran memanggil namaku, mungkin sedikit canggung tapi kini dia sudah memanggil namaku, aku tidak tau dia marah atau apa tapi aku tidak akan jujur atau Fellencia akan ikut masuk kedalam masalah.

"Aku tidak berbohong, Fellencia hanya mengajakku berkenalan, hanya itu." aku masih berada didalam selimut, Mataku menatapnya tajam.

"Aku tidak berpikir demikian, tapi kau bukan tipe orang yang mudah mengalah jadi, Fellencia bilang kau mencariku, apa yang kau inginkan dariku."

"Tunggu apa? sejak kapan aku.. ah jadi ini rencananya, sialan sekarang apa yang harus kulakukan sekarang." Batinku.

"Apa kamu tertipu dengan omong kosongnya?" Aku mengangkat sebelah alisku

"..Aku hanya ingin memeriksa, sebaiknya kau tidak salah paham."

Dari matanya, aku tau dia berbohong, tenang saja kau tidak perlu malu tapi jika itu aku, aku akan malu. Aku menghela nafas pelan dan menyelimuti diriku dengan selimut.

"Sudah selesai bukan, aku ingin istirahat sekarang, sampai jumpa esok."

"Siapa yang bilang aku akan meninggalkan ruangan ini segera?"

Aku menyipitkan mataku kearahnya, pria ini tidak masuk akal, kau seharusnya malu dan keluar dari kamar ini, dan lagi kau masuk tanpa mengetuk pintu, dasar pria sialan.

Sebelum aku sempat mengomel, pria ini membaringkan tubuhnya di kasurku, aku tergoda untuk mendorongnya, tetapi aku akan takut jika dia mengomeliku.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Tidur." ucapnya santai.

"Kau tidak tidur dikamar mu?"

"Ibuku akan marah padaku jika tau aku tidur sendirian malam ini, hanya untuk malam ini."

Alasanmu jelek sekali tuan. Aku hanya menghela nafas pelan, tetapi tidur disamping pria yang membenciku sungguh aneh. Benar juga, aku hanya perlu menunggunya tertidur lelap dan aku akan pindah kesofa, sofa itu juga terlihat nyaman.

Dua puluh menit berlalu begitu saja, dan aku terus menatap wajahnya yang tertidur dengan tenang, aku harus segera bergegas pindah kesofa. tapi tidak, dia merangkul pinggangku sialan, aku bukanlah gulingmu atau apalah.

Dia merangkul ku sangat kencang seolah tidak ingin melepaskanku, tubuhku yang rapuh dan kecil tidak akan bisa melawan tubuh idealnya itu.

Dia membenamkan wajahnya di lekuk leher ku, itu menggelikan, aku penasaran bagaimana situasi wajahnya esok pagi. Dia terlihat tenang dan tenang malam ini, apa Aria tidak mencarinya?

***

Matahari terbit begitu saja, aku membuka mataku terlebih dahulu, aku masih bisa merasakan nafasnya yang berada dileherku, dia menyusahkan sekali.

Aku mencoba mendorongnya, tetapi ia bahkan tak bergerak sama sekali, hingga akhirnya aku memutuskan untuk membangunkannya dengan cara menepuk pipinya pelan, layaknya seorang kekasih pada umumnya.

"Hei kau berat, cepatlah bangun dan lepaskan aku."

Beberapa kali aku menepuk pipinya, ditepukan yang kelima, akhirnya ia membuka matanya, walau terlihat masih mengantuk dia mengusap matanya pelan, rambutnya acak acakan, poninya terjauh di hidungnya. Aku tak bisa berbohong dia memang tampan.

Tragic FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang