Bab 16 Disangka Artis

1 0 0
                                    

Sumber : yourpersonalstylist.uk

Seminggu berlalu. Perkuliahan pun dimulai. Safa masih memegang lembar KRS (Kartu Rencana Studi) karena belum menghapal jadwalnya.

"Jam pertama di gedung A lantai tiga," ucapnSafa. Lalu, dia memasukkan lembaran itu ke tas.

Safa berjalan santai karena waktu kuliah masih cukup lama.

Suasana ramai mendukung untuk berjalan lambat, karena banyak para mahasiswa yang berlalu-lalang. Hari ini adalah OSPEK pertaman. Entah nama itu sudah berubah memjadi apa sekarang, Safa masih mengklaim itu kegiatan OSPEK.

"Permisi, Kak," kata seorang mahasiswa baru yang hendak menyalip langkah Safa.

Safa pun minggir. Dia merasa aneh karena mahasiswa itu tetap memperhatikan wajahnya ketika sudah melewatinya. Gadis itu hanya diam. Tak bertanya atau menegur. Dia terus berjalan hingga tempat kuliahnya.

"Eh, Tuan Putri sudah tiba," goda Kevin.

"Apasih lo!"

"Apa? Lo? Wah, wah, Tuan Putri bisa gue-elo-an," kata Kevin.

Safa langsung masuk ke kelas.

"Yah, nggak asyik," gerutu Kevin yang masih jelas terdengar oleh Safa.

"Dia kenapa, sih?" tanya Safa pada Syifa.

"Aku juga diledek sama dia,* kata Syifa.

"Biasa, baru putus, caper," kata Azzam yang ada di belakang kedua gadis itu.

Respon yang berbeda didapat Azzam. Safa hanya mengucap oh, sedangkan Syifa menatap Azzam dengan sangar.

Azzam hanga mampu memperlihatkan dua jarinya. Dia memang tak sengaja menyinggung hubungan yang putis di hadapan Safa.

Dosen pun datang. Safa mengeluarkan KRS kembali. "Bukannya ...."

"Benar. Saya menggantikan Pak Irwan mengajar kelas ini selama yang kurang bisa ditentukan," jelas dosen tersebut.

"Kirain dia pulang," bisik Safa ke Syifa.

Syifa hanya menanggapi dengan mengelus punggung Safa.

Perkuliahan berlalu. Sangat terasa bagi Safa bahwa perkuliahan pertama sangatlah lama. Padahal, hanya tiga puluh menit. Jika yang di depan Irwan, pasti dia mengeluh perkuliahan terlalu cepat.

"Lihat UKM tampil, yuk! Katanya tahun ini UKM tampil di hari pertama," ajak Syifa.

"Di semestermu yang tua ini, emang masih minat ikut UKM?" kata Safa.

Mereka pun keluar kelas, berjalan sepanjang koridor menuju tempat parkir motor.

"Katanya Nata kuliah di sini. Emang nggak mau bantu dia memilih?" tanya Syifa. "Ayo naik!"

Safa pun membonceng Syifa.

"Jadi? Kos apa panggung UKM?" tanya Syifa memastikan.

"Ke panggung aja. Dia kan baru di sini. Anak pendiam kayak dia takurnya nggak ada teman, atau malu mau tanya-tanya," kata Safa.

Dugaan Safa meleset jauh. Sesampainya di area panggung, dia langsung menemukan Nata yang sedang bergandeng manja dengan mahasiswa lainnya.

"Eh, kok di sini?" tanya Safa pada Nata setelah mengetahui depan panggung tidak terlihat dari tempat Nata berdiri.

Mereka berbicara dengan suara lantang karena bising.

"Males, di sana. Mending sama Khana di sini, ya, kan, Khan?" jawab Nata.

Ketika Cinta Mekar KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang