1.Bandung.
"Kota Pasundan Bandung yang indah yang tercipta dikala tuhan sedang tersenyum."
"Katanya Lo,mau pindah ya? Lia?"pertanyaan yang keluar dari birai seorang remaja laki - laki yang sudah beberapa kali menanyakan hal yang sama dan dia pasti sudah tahu bahwa jawabannya akan tetap sama.
Alis Ilusi berkerut saat ia berbalik memandang pria yang sudah dua hari ini terus saja menanyakan hal yang sama padahal dia tahu jawabannya.
"Lo,lupa atau gimana si?kan gue udah bilang mingdep gue udah mulai pindah ke Jakarta,gue juga udh bilang sama nyokap juga bokap gue jadi aman semuanya udah diurus,Lo kenapa si nanya Mulu."ucap gadis itu menjawabi memberitahu kembali mengenai tempat tujuan pindah rumahnya.
"Gapapa gue,cuman........gapapa deh cuman Lo pasti bakalan nggak blik lagi ya ke Bandung?"Tanya pria itu dengan ekspresi wajahnya yang kini terlihat muram.
"Gue, pasti balik kok paling nggk gue ntar setiap libur semester pasti ke Bandung,untuk memeluk Bandung lagi."jawab gadis itu dengan membalikkan pandangan nya kembali menatap lurus kedepan.
"Kenapa si,Lo harus banget ninggalin gue, sendirian di bandung,Lia?"pertanyaan yang kembali di keluar kan pria di sebelah nya seolah tidak puas dengan setiap jawaban yang ada atau ingin menahan kepergian seseorang yang ada di sebelah nya.
"Gue, pergi bukan sekedar pergi tapi gue pergi untuk menjemput bahagia yang telah tertunda dengan takdir,gue gamau terlalu lama sedih di kota indah ini karna itu cuman bakal bikin pandangan gue terhadap kota ini jadi buruk."Ungkap gadis itu pandangan nya kini meredup sendu terlihat bnyak sedih yang ia pendam setelah 2 bulan terakhir di kota tempat lahirnya ini.
Pria disebelah nya kembali menatap gadis itu kali ini jauh lebih lekat dari sebelumnya,ia tahu betul tatapan sendu itu yang hadir akhir - akhir ini tanpa alpa didalam diri Lia-Nya.
"Gue,yakin Bandung pasti akan rindu,Lia."***
Pagi yang belum dihiasi oleh matahari membuat kota Bandung,diselimuti oleh sejuk nya udara subuh di jam 04:30 waktu sekitar.
"Buna,gamau dengar kabar teteh sakit atau kenapa - kenapa disana ngerti?"kata ibu dari seorang gadis remaja yang kerap dikenal Lia,itu sedang tersenyum dengan mata yang memandang hangat putri cantiknya yang sedang membawa sebuah koper di tangan kanan nya sementara tangan kirinya merangkul pinggang ibunya.
"SIAP!Buna sayang, teh Lia bakalan baik selalu dan sehat selalu kok Bun."ucap gadis itu meyakinkan ibunya agar ibunya bisa tenang melepas nya di Jakarta.
"Kabari ayah kalo teteh perlu apa - apa dan butuh apa - apa ya teh ingat jangan sakit dan lupa makan karna sibuk atau hal lain yng bisa ditinggal sebentar."kata ayah nya yang mengekor istri dan putrinya didepannya."Ingat jangan lupa untuk sholat tuhan akan rindu jika di lupa,teh."Lanjut pria paruh baya itu yang kini sudah mengambil posisi berdiri disamping kanan istrinya.
"Iya ayah sayang teteh nggak akan lupa sama sholat teteh,itu kan tiang setiap umat ayah."jawab gadis itu yang baru saja memeluk dn mencium ibunya yang kini sudah beralih untuk mencium ayah nya serta memeluknya,pelukan antar anak dan orang tua yang akan jauh setelah beberapa menit lagi.
Ilusi,sudah berada di dalam mobilnya dan siap menuju terminal untuk menuju tujuan,mobil kini sudah mulai dilajukan bersiap segera akan keluar dari pekarangan rumah kedua orangtuanya yang terdapat kenangan indah bersama dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
81124
Ficção AdolescenteDia Raffaello Sanzio Pradipta,laki - laki yang hadir untuk yang pertama dan terakhir karna aku hanya akan mencintai sekali seumur hidupku bukan untuk berkali - kali dengan orang yang berbeda - beda. -Bandung Dia yang menunggu ku pulang.