Bab 23 | maen sepeda

3.2K 153 4
                                    

Haii, it's vayyaa3. Book 1 ini aku Ré upload dari fizzo dgn beberapa bab akan aku pdf kan, sama seperti di fizzo. Terimakasii, selamat membaca <3
——-
Salma menuruni tangga rumahnya menuju lantai satu. Dia merapikan piyama lengan panjang dan hijab instannya seraya berkaca pada ponselnya. Salma lalu menatap ke sekelilingnya, mencari keberadaan rony. Iya, suaminya menghilang entah kemana. Sejak bangun dari tidur siang tadi, salma tak melihat rony. Dia terbangun sendiri di ranjang dengan piyama yang terlepas semua kancingnya karena saat tidur siang tadi rony memang tengah menyusu padanya.

Salma melirik waktu pada ponselny, jam tiga kurang lima belas menit. Kemana sih bayi kiciknya itu kabur. Sampai di lantai satu, salma masih belum menemukan keberadaan rony. Dia memilih berjalan ke dapur, bermaksud bertanya pada bi ima dan bi rum sekalian meminta dibuatkan jus semangka. Panas- panas begini memang paling enak minum yang segar- segar.

Sampai di dapur, "bi ima,  bi rum." panggil salma pelan.

"Eh, mba salma sudah bangun?" Sahut bi ima.

Salma mengangguk, "iya, bi. Aku mau tanya, bi ima sama bi rum ada liat rony gak? aku bangun anaknya udah gak ada."

Bi ima dan bi rum saling pandang sesaat sebelum melihat ke arah salma. "Mas rony ada di halaman belakang, mba." sahut bi ima.

"Tadinya main dengan bombat, kejar- kejaran. Terus tadi saat saya pindahkan tanaman hias mba salma, saya liat mas rony main sepeda di halaman belakang." Bi rum ikut menimpali.

"Maen sepeda? Rony? Dia maen sepeda?" Tanya salma mengernyitkan dahi, tumben sekali suaminya.

Bi rum mengangguk, "iyaa, mba salma. Sepertinya sekarang juga masih main."

Salma menghembuskan nafasnya kesal, masih jam tiga kurang, sudah kejar- kejaran dengan bombat di halaman belakang, mana maen sepeda pula. Ya Allah, kepala salma sudah bertanduk saja rasanya. Ada saja kelakuan rony yang memancing emosinya.

"Duh, istigfar banget salma sama kelakuan tuh bocah. Di ajak tidur siang bangun- bangun malah ilang. Tau nya malah kejar- kejaran sama bombat di taman belakang, mana maen sepeda pula. Apa gak ngerasa panas, padahal matahari nya masih kerasa banget. Ya Allah, sabarkan hamba. Pusing banget ngurusin bocil."

"Sabar mba salma, sebenarnya tadi saat mau ke halaman belakang sempat saya larang karena memang masih panas. Tapi kata mas rony: gak apa, cowok harus berani panas- panasan." Sahut bi ima jujur.

Salma mendengus kesal, "emang kampret si rony, bi. awas aja ntar ngadu pusing karena kepanasan, salma kepret juga dia. Ya Allah, ada aja kelakuannya."

"Sabar mba salma, mungkin mas rony bosan, makannya maen dengan bombat dan maen sepeda." Bi rum juga ikut menenangkan salma.

"Emang je anaknya nakal, bi. Bebal banget, susah kali di suruh diem. Ada aja yang dilakuin. Ga bisa banget di suruh istirahat, padahal baru tadi pagi balik manggung." Kesal salma. Sebenarnya dia khawatir, tapi ya gitu, kesal juga dengan rony.

Salma menghela nafasnya lagi, "bi rum, tolong buatin salma jus semangka dong. aku mau susulin dia ke halaman belakang."

Bi rum mengangguk, "baik mba salma, biar saya bawain kesana."

"Ga usah, bi. Salma tunggu aja, biar aku bawa sendiri aja."

Sepuluh menit berlalu, setelah mendapat jus semangka yang dia inginkan, salma berterima kasih pada bi rum dan bi ima lalu pamit ke halaman belakang rumah untuk menyusul rony.

Sampai di halaman belakang rumah, salma bisa melihat rony tengah maen sepeda seraya di kejar- kejar bombat dari belakang. Tawa khas rony terdengar keras, rony terus tertawa seraya tetap mengayuh sepedanya menjauh dari bombat yang terus mengejarnya dari belakang.

MARRIAGE LIFE : Teman tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang