Abraham dan Liana tiba di kamar jeno, melihat anak itu yang sepertinya sedang scroll apk tok tok di dalam crib nya, Abraham segera menghampiri Jeno, sebelum itu dia membuka crib itu dulu lalu memeluk posesif bungsunya, sedangkan Liana duduk di tepian kasur king size.
"Loh daddy kenapa" tanya jeno bingung.
"Tak apa, daddy hanya merindukan mu baby" jawab Abraham, dia semakin mengeratkan pelukannya.
"Mas, baby bisa sesek kalo kamu" peluk kayak gitu" peringatan Liana yang tampak khawatir.
" Tidak sayang, aku masih mau memeluk nya" ucap Abraham kekeuh.
" Mas lepas ya, lihat baby kesulitan bernafas, kamu mau baby kenapa Napa" ucap Liana memberi pengertian, sambil mengelus lembut puncak kepala Abraham.
Abraham yang mendapat perlakuan lembut dari sang istri seketika meregangkan pelukannya pada si bungsu yang mulai bernafas lega.
"Mommy Jeno mau ini" tunjuk Jeno pada hp nya.
Liana mengernyit heran "itu motor jenis apa baby"
"Ini tuh motor cb mom, mommy mau kan beliin ini" tanya jeno penuh harap.
"Tanya sama daddy, boleh tidak, kalo mommy sih tidak" jawab Liana santai
"Iii mommy, Jeno mau ini" rengek nya
"Oke oke, mommy boleh, tapi tanya daddy dulu, boleh atau tidak"
Jeno menoleh ke arah Abraham "daddy mau kan beliin Jeno motor cb" tanya nya
"Tidak itu bahaya baby, kamu masih kecil"jawab Abraham.
"Pokoknya tidak" bukannya tidak mampu, bahkan jika harus membeli helikopter untuk si bungsu pun ia lebih dari kata mampu, tapi ini si bayi minta nya motor cb, tentu saja tidak boleh, karena itu berbahaya untuk bayinya.
.
.
.
.Skip esok hari
Saat ini mereka sedang berada di meja makan, kecuali Aldrich, entahlah mungkin belum bangun.
" Daddy kapan beli cb " tanya jeno yang berada di pangkuan Aiden, ia sudah siap dengan seragam sekolah nya.
"Tidak ada motor untuk bayi" jawab Abraham sekenanya, karena terlampau bosan mendengar Jeno yang terus meminta cb.
" Memangnya baby mau motor cb buat apa hmm" tanya Galen.
"Jeno mau bonceng cewek tobrut yang montok bang" jawab jeno santai.
Mereka yang ada di meja makan kompak istighfar.
"Astaghfirullah baby"
"Adek masih kecil, gak boleh mikirin cewek oke" ucap Aiden memberi pengertian, dan di balas anggukan oleh si kecil.
"Eh bang Aldrich mana, kok gak makan" tanya jeno yang baru menyadari jika kakak sulungnya tidak kelihatan.
"Mungkin lagi di kamar, biar daddy panggil dulu" jawab Abraham dan langsung pergi ke kamar anak sulung nya.
Saat sampai di kamar Aldrich, Abraham langsung masuk dan melihat putra sulungnya yang masih tertidur lelap.
Dia seperti mencium bau tidak sedap dari diaprs anak nya, saat di lihat, Yap aldrich poop, seperti Al tidak sadar saat poop, karna kotoran nya yang cukup encer, mungkin diare.
Abraham segera mengambil perlengkapan seperti perlak, baju, cream anti ruam, diapers, tissue basah, tak lupa bedak bayi.
Abraham menggendong Al perlahan, lalu membentang perlak di atas kasur dan kembali membaringkan Al dengan posisi kaki yang mengangkang, Al tampak sedikit melenguh, kemudian Abraham mulai melepas baju dan celana, lanjut membuka popok yang penuh dengan poop nya Al, ia mulai mengelap sela" kemaluan Al, mengangkat kaki serta bokong Al untuk memasang diaprs yang baru.
Setelah semuanya selesai,ia mengelap wajah Al dengan tissue basah, Al yang merasakan sensasi dingin langsung terbangun "Eungh daddy, gendong~" ucap nya manja
" Sebentar ya, Daddy bersihkan dulu wajah mu" ucap Abraham, setelah itu ia langsung menggendong Al ke meja makan.
Sekedar info, out fit Al saat ini adalah kaos warna putih polos dan kaos kaki putih polos dengan garis hitam di atasnya, tanpa celana hanya diaprs aja.
Saat sampai di meja makan, semua mata mengarah ke Abraham dan Al di gendongan nya, kecuali jeno yang sudah berangkat di antar Liana.
"Loh Abang kenapa" tanya Galen yang heran, sedangkan Aiden hanya menyimak.
"Al sedang demam, dan sekarang di tambah diare" jawab Abraham sekenanya.
"Kenapa kau sangat menggemaskan bang" tanya Aiden.
" Sudah jangan menggodanya, ayo makan"
Hari sudah berganti siang, mereka semua berkumpul di ruang keluarga, sambil menemani bungsu mereka yang menonton kartun dua botak.
Saat ini jeno sedang duduk di pangkuan Abraham, sambil menyantap biskuit yang di buatkan mommy nya.
"Daddy kapan cb Jeno datang" lagi dan lagi cb, Abraham bukannya tdak mau membeli, tapi usia Jeno belum cukup untuk mengendarai motor, walaupun sudah cukup juga mungkin tidak akan di perbolehkan, karena Jeno selamanya akan menjadi bayi kesayangan keluarga Radlay.
" Daddy tidak akan membelikan baby sepeda motor jenis Apapun itu" jawab nya tegas.
"Tapi Jeno mau cb daddy"
Saat sedang asik berdebat, tiba-tiba terdengar suara dari belakang
Grrrrr
Brrruuthhh..
Ggrrrrowrrrrrr...
CrroootttthTernyata Al yang sedari tadi menahan agar tidak cepirit akhirnya keluar juga semuaaanyaaaa, bayangkan betapa malunya dia di depan adik" nya, sebenarnya sudah sedari tadi ia ingin ke toilet, tapi badannya terasa sangat lemas.
"Eum suara apa itu dad" tanya jeno.
"Entahlah mungkin suara motor cb"
. . . . . . .
TeBeCeh
Gimana kangen nggak.
Btw author lupa, Galen tuh sebenernya masih SMA atau udah kuliah, ada yang ingat, plis kasi tau.
Bayar pake vote🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
NAJENO
Teen FictionNajeno remaja menggemaskan yang berusia 14 tahun yang hidup sebatang kara dan tinggal di kost kostan kecil, sejak keluar dari panti asuhan karena gak mau ngerepotin ibu panti lagi katanya . dia remaja yang ceria, nakal, cerewet, pokoknya seper Badun...