#satu

555 51 13
                                    

Dalam sebuah ikatan cinta tentu ada yang namanya timbal balik, saat salah satu memberi bahagia otomatis yang satu memberikan cinta.
Hubungan yang baik terjalin atas dasar cinta dan hanya mengatasnamakan cinta, tapi itu hanya berlaku bagi segelintir orang yang berpemikiran kolot/jadul.

Di zaman modern seperti sekarang nampaknya hanya berbicara tentang cinta dan kesetiaan itu jelas ditertawakan. Harta dan Materi adalah hal yang layak di pertanyakan sebelum memulai sebuah hubungan. Setuju?
Berpikiran lah terbuka, tak ada manusia yang bisa hidup tanpa UANG apapun gendernya!



———————

"Bagaimana tanggapanmu tentang gadis materialistis?"

"Mengapa pertanyaanmu random sekali, sipit?!"

"Terserah bagaimana aku, kau juga kau hanya harus menjawabnya!"

"Haha.. Oke, em— Bagiku, tak ada gadis semacam itu. Hidup realistis saja, setiap orang membutuh uang dan jika pun gadis itu menuntut lebih tentang materi, aku menyebutnya dengan penikmat belas kasih." Timpal santai seorang gadis tinggi berambut blonde.

"Setuju! akupun berpikiran seperti itu, kita perempuan dan membutuhkan banyak uang untuk menunjang penampilan di depan pasangan atau orang lain salah satunya.." Gadis berambut hitam menimpali.

"Selama aku mampu, aku pasti berusaha memberikan apa yang kekasihku inginkan meskipun harus banting tulang. Karena bagiku senyuman kekasihku itu obat pelepas penat dan lelah" Sambung si gadis blonde seraya tersenyum tulus membuat kedua gadis lainnya ikut tersenyum.

Shin Haram, gadis berusia 22 tahun yang terlahir dari keluarga sederhana tanpa sosok seorang ayah di dalamnya, hanya ada seorang ibu dan adik belianya.
Rami panggilan akrabnya, ia memiliki tujuan dengan semangat yang membara untuk bisa membahagiakan orang-orang yang ia sayangi bagaimana pun caranya. Si gadis pendiam namun konyol dan menyebalkan di hadapan mereka yang mengenalnya dengan dekat.

"Kak Ruka, Kak Rita, kalian masih mau disini?" Tanya Rami

"Iya, kami memang tidak memiliki kegiatan hari ini" Timpal si gadis sipit bernama Ruka

"Kalau begitu, aku duluan ya"

"Kau mau kemana?" Tanya gadis lainnya, Pharita.

"Aku ada pekerjaan lain, Kak"

"Berapa pekerjaan yang kau ambil, Rami?" Pertanyaan sekaligus sindiran itu berasal dari Ruka

"Pekerjaanku hanya satu, sisanya pelipur kebosanan" Timpalnya dengan senyuman lebar

"Apa kau tidak lelah? Bahkan aku yang mendengarnya saja menghela nafas lelah" Rami tertawa atas ucapan Ruka

"Dasar aneh, aku bertanya kau malah tertawa!"

"Kau lucu sekali sipit! Sudahlah, aku duluan ya" Ia bangkit, menyambar jaketnya yang tergantung di sandaran kursi kemudian berjalan kearah pintu keluar kafe. Sebelumnya ia menghampiri meja kasir dan membayar semua pesanan mereka.

"Aku salut dengan kerja keras dan kegigihannya. Beruntung sekali Rora yang menjadi kekasihnya" Puji Pharita, Ruka menganggukkan kepala

"Kau benar sayang, Rami memperlakukan Rora sebaik itu. Bukan hanya Rora, Ibu dan Adiknya pun tak pernah ia kecewakan dan— kita. Aku bangga mengenalnya"

"Sudahlah, aku takut telinganya berdengung panas karena kita membicarakannya" Tukas Ruka, Pharita tertawa renyah atas ucapan kekasihnya.

"Sayang, aku bosan, kita jalan-jalan yuk?" Ajak Pharita tiba-tiba, Ruka mengangguk kemudian menarik kekasihnya ke arah kasir

Babymonster Rami || Second Chance or Choice?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang