Aliyah
Pagi ini aku berangkat kuliah seperti biasanya tepat jam 7 pagi, dimana mbak nia dan mbak ika belum beberes untuk pergi kuliah karena mereka kuliah siang bahkan sore. Aku melakukan aktifitasku sebagai mahasiswi biasa di kampus.Siang hari …
Aku pulang ke rumah kontrakan dengan badan yang penuh keringat karena betapa gerahnya hari ini, gamis berwarna hitam yang kukenakan hari ini terasa sedikit lembab, namun untungnya jilbab kuningku tidak basah karena keringatku. Setibanya di depan rumah kontrakan, kulihat pintu depan terbuka dan terparkir sebuah motor di halaman. “Assalamualaikum..” aku mengucap salam dan disahut oleh mbak ika “wa’alaikumsalam..”. Saat aku hendak masuk, “Eh mbak aliyah, baru pulang kuliah ya?” sapa pak karyo dengan senyum ramahnya. “I..iya pak, permisi ya pak” jawabku terbata-bata dan langsung kupercepat langkahku menuju kamar, aku merasa ada yang aneh dari tatapan pak karyo padaku, tapi yasudahlah mungkin aku terlalu bersuudzon.
Ika
Hari ini aku tidak ada masuk perkuliahan karena dosenku sedang keluar kota, sehingga hari ini aku bisa bersantai ria di rumah tanpa mesti pusing dengan perkuliahan, nia dan aliyah pergi ke kampus, jadi otomatis aku sendirian di rumah. “Tok..tok...tok..” terdengar ketukan pintu depan. Aku bergegas keluar hanya dengan menggunakan sebuah celana training hitam dipadukan baju kaos lengan panjang sedikit ketat dan jilbab abu-abu. “Krek..” kubuka pintu, ternyata pak karyo. “Ehh..pak karyo, ada apa pak?” tanyaku. Kulihat pak karyo terbengong melihat pakaian yang kukenakan, “Pak karyo! Liatin apa sih?” aku mencoba menyadarkannya. “Seksi amat neng pakaiannya,bapak jadi ngaceng nih” ucapnya seraya mendekati dan memelukku lalu ia meremas kedua bongkahan pantatku. “Ihh pakk..jangan dong..” ucapku seraya berusaha melepaskan pelukannya. “Kenapa jangan neng? Apa neng ndak rindu dengan kontol bapak?” tanyanya. “Yaelah baru juga kemarin pak, duduk dulu pak” ucapku singkat seraya meninggalkannya dan menuju ke dapur hendak membuatkan teh untuknya.
Setelah selesai aku membuatkan secangkir teh untuk beliau …
Aku antarkan teh tersebut ke meja ruang tamu tempat beliau duduk, “Heh pak, kok bengong lagi?” ucapku seraya melambaikan tanganku di depan wajahnya. “Neng aliyah cantik ternyata yaa” ucapnya singkat. Aku lekas menjewer dan mencubitnya, “Hush! Jangan berani macam-macam ya bapak dengan aliyah! Kalau sampai aliyah kenapa-kenapa, kontol bapak saya potong!” aku mengomelinya dengan sedikit berbisik agar aliyah tidak mendengar apa yang aku katakan. Mendengar omelanku pak akryo lekas menarik tubuhku agar duduk diatas pangkuannya, sehingga kini kami saling berhadapan, aku yang kebetulan tidak menggunakan cd, dapat merasakan kontol pak karyo mulai berdenyut dari balik celana satpamnya. “Iyaahh iyaah…kontol bapak hanya untuk neng ika dan nia deh..” ucapnya seraya meremasi pantatku.
“Janji yaa…” ucapku seraya menempelkan jari telunjukku ke bibirnya. “Iyaah neng…yuk main” ucapnya. “Habisin dulu tehnya, saya tunggu di kamar” ucapku seraya meninggalkan beliau. Aku berbaring di kasurku menanti pak karyo datang, “Krek” suara pintu kamarku terbuka. Pak karyo masuk sambil tersenyum penuh kemenangan, “Eh pak pintu depan udah ditutup belum?” ucapku.
“Udah kok neng, selalu safety..” ucapnya sembari mulai membuka seragamnya satu persatu, terlihat kontol pak karyo sudah setengah mengacung. Kini ia tak mengenakan sehelai benangpun. Pak karyo lalu menaiki ranjangku, dan menimpa tubuhku yang masih berpakaian lengkap. “Ugh..” lenguhku merasakan tubuh hangatnya mendekap tubuhku. Pak karyo mulai melakukan foreplaynya dengan menyingkapkan jilbab panjangku ke bahu, ia menjilat senti demi senti leherku dan itu menciptakan rasa geli yang tidak dapat kupungkiri, “Ughh..” desahku.
Tangan kanannya mulai menarik baju kaosku keatas dan meraba serta meremas toket kiriku dengan lembut, sementara tangan kirinya mulai berusaha menurunkan celana training hitamku, terasa jemari kasarnya mulai menjamah memekku yang berbulu tipis, rangsangan demi rangsangan membuatku ingin mendesah lebih keras namun aku takut ketahuan oleh aliyah yang kamarnya dua pintu dari kamarku.