5

102 8 7
                                    

"Bagaimana kamu bisa seperti ini
Lukas"jovan memandang sahabatnya
Jengah,dia sudah muak dengan tingkah
Lukas yang terus-terusan minum.

"Lalu aku harus bagaimana?aku
Sangat mencintai devina"ucap lukas
Lirih,seakan lupa ada submisif lain
Yang mungkin tengah menunggunya.

"Tapi dia tengah hamil dan itu
Benihmu"jovan memukul bahu
Lukas"jangan jadi bajingan kedua
Kalinya lukas,devina pergi itu
Salahmu,kamu yang bermain
Dibelakang devina"lanjutnya.

Lukas mendengus mendengarnya,sumpah
Demi apapun tidak ada niatan sekali pun
Dia bermain dibelakang devina,saat itu
Dia tengah mabuk berat karena masalah
Perusahaan dan dia bertengkar kecil
Dengan devina,lagi pula seharusnya
Cipto tidak meminta pertanggung
Jawabannya,cukup saja biaya finansial
Seumur hidup Anaknya,lukas selalu
Merasa kesal saat melihat wajah
Cipto,dia itu bocah di matanya.

"Lupakan devina dan mulailah kembali
Dengan submisifmu itu,dia tidak tahu
Apapun"ucap jovan.

Lukas terkekeh"seharusnya dia tahu
Aku sudah menikah,kakaknya bekerja
Di perusahaanku sebelumnya,mana
Mungkin pria itu tidak tahu aku sudah
Berkeluarga,pernikahan yang sudah ku
Bina tiga belas tahun,kandas begitu
Saja"ucapnya.

Jovan mengerti,ini begitu rumit!lukas
Sangat mencintai devina,bahkan pria
Itu mengejar devina dari masa sekolah
Kejuruan dan sudah menikah selama
Tiga belas tahun,putranya sendiri sudah
Sekolah menengah pertama,melupakan
Sosok yang sangat penting dalam hidup
Kita tidak segampang membalikan kedua
Telapak tangan,perpisahan lukas dipaksa
Karena keadaan dari sudut pandang
Lukas,ini memang tidak adil juga tapi
Cipto jauh lebih sakit jika sahabatnya
Ini mengabaikannya,submisif itu tidak
Tahu-menahu tentang hal ini.

"Lukas,kamu akan melukainya juga
Jika kamu bertingkah seperti ini"ucap
Jovan lagi.

Lukas sahabatnya pria baik dengan tutur
Kata lemah lembut,pria bertanggung
Jawab,berani dan selalu mengakui
Kesalahannya tapi sekarang?kemana
Lukas yang seperti itu?yang jovan lihat
Sekarang hanya lukas yang terpuruk akan
Rasa kecewa dan percintaan yang kandas.

"Pulanglah,aku tidak mau melihatmu
Di barku lagi"ucap jovan.

"Masih ada bar lain yang mau
Menerimaku"lukas beranjak dari
Duduknya dengan sempoyongan,jovan
Benar-benar ingin mencekik leher pria
Itu agar sadar akan tingkahnya.

Tidak mau ada kabar kecelakaan,jovan
Terpaksa mengantar sahabatnya ini
Pulang,tidak baik mengendarai disaat
Mabuk diperjalanan.

Memang sakit untuk
Melepaskan,tapi akan
Lebih sakit lagi jika
Terus bertahan.

Cipto menggosok-gosok tangannya,sudah
Kedua kalinya dia keluar rumah untuk
Memastikan kedatangan lukas,dia
Khawatir terjadi sesuatu kepada
Suaminya itu!malam terasa dingin,udara
Begitu menusuk pori-pori membuat
Cipto kedinginan.

Segaris senyuman tipis terbit saat
Melihat mobil lukas memasuki
Pekarangan,keningnya mengerut
Saat lukas dipapah oleh pria lain.

"Maaf,apa kamu suaminya"tanya jovan
Terdengar bodoh.

Cipto mengangguk"iya,apa yang terjadi
Kepadanya"tanyanya.

"Dia mabuk!bawalah,pria ini selalu saja
Menyusahkanku"jovan mendengus"ya
Sudah aku harus pulang"ucapnya.

Cipto memapah lukas"terima
Kasih Tuan"ucapnya sebelum
Jovan melangkah pergi.

perih🥺🥺(mpreng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang