Kelihatan seorang pria yang masih lena dalam mimpinya. Tidak beberapa lama kemudian mata pria tersebut mulai membuka secara perlahan-lahan. Menggosok matanya lalu melihat ke arah jendela yang disinari cahaya mentari. Shinichi tersenyum sejenak ntah mengapa dirinya teringat peristiwa semalam di mana dirinya mencium pipi Shiho.
Begitu saja sudah malu bak kepiting rebus , apa jadi jikalau ku lakukan lebih dari itu.
Pikir Shinichi. Tindakannya yang semalam secara jujur bukanlah sekadar lakonan palsu. walau mereka harus berpura-pura menjadi pacar,segala bentuk perhatian yang diberikan pada Shiho bukan lah olok-olok, malah adalah sesuatu yang murni datang dari diri Shinichi sendiri. Shinichi sedar, apa yang dilalui ini ,namun dek kerana masih ragu-ragu jadi dia mengurungkan perasaannya ini terlebih dahulu. Bukan ragu kerana tidak percaya dengan diri sendiri, sebaliknya ragu akan jawapan atau reaksi yang akan diberikan Shiho seandainya Shinichi mengatakan perkara yang sebenar. Pria ini tahu benar, jauh dalam hatinya ini mulai menumbuh suatu perasaan yang hangat yang selama ini tidak pernah dia rasakan. Sungguh ironis sekali.
Kamu sungguh membuatkan diriku tidak waras, Miyano Shiho !
Setelah bergelut dalam pemikirannya sendiri Shinichi pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu menyiapkan dirinya untuk turun bersarapan di dapur. Kakinya melangkah menuruni anak tangga itu satu persatu. Sebaik sahaja dirinya masuk ke dapur Shinichi melihat Shiho yang sedang menyiapkan sarapan pagi bersama ibunya, Yukiko. Kedua orang itu memandang Shinichi yang baru saja turun.
" Ohayogozaimasu, kudou-kun." Sapa Shiho yang dibalas kembali oleh Shinichi tentunya.
" Ayuh sarapan Shinichi, Shiho Sudah menyiapkannya " Ajak Yukiko kepada anak terunanya ini.
" Dimana Saki-baachan? ". Bukan apa-apa hanya saja tidak biasanya bibik Saki tidak ada di pagi hari lebih lebih lagi waktu sarapan.
"Ouh, baachan ade urusan sebentar diluar, lebih tepatnya dia mahu mengambil Hikaru yang sepertinya mahu berkunjung ke sini lagi. "Jawab shiho sambil menjamu Shinichi.
Pria itu hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti lalu memandang makanan yang disediakan Shiho. Ada pancake dan juga roti bakar yang berintikan strawberi selai blueberry ditambah lagi dengan aroma bau air teh yang sungguh memikat.
" Shiho-chan mempunyai selera seperti di orang-orang di inggeris ya." Ucap Yukiko yang sudah duduk bersama untuk menikmati sarapan. Yusaku tidak ada Kerna mempunyai urusan di luar kota.
Mendengar pernyataan Yukiko barusan tadi, Shiho lalu membuka suara.
" Bisa dikatakan begitu, kaa-san. Aku dibesarkan di inggeris sewaktu kecil ketika belajar di luar negara kok. " Terang Shiho sambil tersenyum lembut memandang Yukiko. Walau baru sahaja bertemu Shiho dapat merasakan kasih-sayang seorang ibu daripada Yukiko. Hal itu membuatkan Shiho sedikit bahagia.
" Shiho juga merupakan blasteran inggeris kok okaasan, ibunya merupakan orang Inggeris dan ayahnya orang jepang . " Tambah Shinichi yang sedari tadi masih menikmati sarapannya.
Pancake ini memang sedap!
Puji Shinichi dalam hatinya." Hehhhh sugoiii, maknanya aku akan dapat cucu berketurunan blasteran juga yaaa nanti hohohohoho." Ucap Yukiko. Yukiko memandang Shinichi dan Shiho dengan pandangan yang jahil setelah mengucapkan perkataan tersebut.
Perkataannya tadi berjaya membuat Shinichi tersedak.
" U-uh-uhukk uhuk uhukk,o-k-okaasan ! "
Protes Shinichi yang wajahnya sudah merona.Shiho yang mendengarkannya membulatkan mata lalu garfu di genggaman tangannya terlepas kerana terkejut. Wajahnya yang mudah merah terpampang jelas.
" HAHAHAHAHA iyaaaa maaf sih, kaa-san hanya menyatakan ramalan aja deh." Ucap Yukiko tertawa kerana berjaya menggoda kedua-dua anaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Savior
Fanfictiononly a FanFiction I'm Shiho and Shinichi fan All of the characters DC used belong to Gosho Aoyama