Rencana Amel

84 16 2
                                    

Bugh...

Bugh...

Bugh...

Amel terus memukuli Wingky tanpa henti. Sementara Wingky yang dipukuli sang kakak hanya pasrah tak melawan. Ia tau dirinya salah. Dengan membebaskan Nayla, itu sama saja ia berkhianat pada keluarganya sendiri.

"Kenapa lo bebasin gadis pemilik darah suci itu, Wingky?! Lo udah mengacaukan seluruh rencana gue!" Amel berujar marah.

Sementara disana, Nico dan seorang vampir perempuan lainnya hanya memperhatikan saudaranya itu memukuli Wingky. Mereka pun kesal juga dengan kelakuan Wingky. Apa motif dibalik perbuatannya?

"Kenapa lo lakuin ini?" Tanya Amel dengan nafas memburu.

Wingky hanya terdiam. Ia menyeka darah hijau yang telah mengalir dari sudut bibirnya.

Amel terkekeh sinis. Melihat sang adik yang hanya terdiam, perempuan itu mengetahui jawabannya.

"Semua ini demi Thea. Iya kan?"

"Amel! Gue mohon! Mending kita gak usah ngincar darah suci itu, Amel!" Pinta Wingky.

"Lalu membiarkan keluarga Agra yang mendapatkan darah suci itu? Tidak bisa!" Tolak Amel sengit. Tentu saja ia tak mau kehilangan kesempatan untuk mendapatkan darah suci itu.

"Apa perlu, gue menghabisi Thea? Supaya lo menurut lagi sama gue."

Wingky menggeleng ribut. Ia tak mau terjadi sesuatu pada Thea, "Gue mohon Amel! Jangan sakitin Thea. Lo boleh abisin gue, tapi jangan sakitin Thea."

Amel tersenyum miring, "Gue gak mungkin menghabisi lo, Wingky. Karna lo merupakan bagian dari keluarga Vallen. Tapi, kalo lo sampe gak nurut sama gue, gue akan memberitahu Thea soal rahasia besar lo."

"Rahasia besar apa maksud lo?" Tanya Wingky bingung.

"Memangnya gue gak tau, kalo lo itu yang telah merubah Thea menjadi vampir karna ambisi lo terhadap Thea?"

Deg

Wingky menegang. Bagaimana bisa Amel tau? Melihat respons Wingky, Amel tertawa keras.

"Kenapa? Lo takut Thea bakal membenci lo karna lo telah merubah dia menjadi vampir? Gara-gara itu, Thea harus berpisah dengan keluarganya yang dari bangsa serigala?" Tanya Amel mengejek.

Wingky menyatukan kedua tangannya memohon, "Amel, gue mohon! Jangan kasih tau Thea."

"Gak akan! Kalo lo mau menuruti gue." Ucap Amel yang membuat Wingky sedikit tenang.

"Iya! Gue bakal menuruti elo." Ucap Wingky membuat Amel tersenyum senang.

Sesaat kemudian, Amel melirik pada vampir perempuan yang berdiri disamping Nico. Keduanya saling mengangguk dan melemparkan senyuman. Amel pun kembali menatap Wingky.

"Viola bilang, cara mudah untuk mendekati darah suci tanpa kesakitan adalah membuatnya jatuh cinta. Gue yakin lo bisa membuat gadis darah suci itu jatuh cinta sama lo." Jelas Amel yang membuat Wingky tersentak. Membuat Nayla jatuh cinta padanya? Bagaimana bisa? Dirinya saja mencintai Thea.

"Tapi Amel, gue gak bisa!"

"Kalo lo gak bisa, inget ancaman gue tadi! Gue gak mau tau! Gue sudah mendaftarkan lo untuk bersekolah di Sekolah yang sama dengan gadis itu. Inget! Lo harus ambil hati gadis darah suci. Gue menyuruh lo, karna gue yakin, lo mencintai Thea. Jadi gak mungkin lo bakal mencintai gadis darah suci itu seperti Tristan." Ucap Amel tanpa bisa diganggu gugat. Ternyata vampir wanita itu sudah melangkah lebih jauh dari perkiraan Wingky.

"Dan inget! Lo jangan macam-macam! Viola akan terus mengintai perkembangan lo." Ucap Amel memperingati.

Sementara vampir perempuan yang bernama Viola itu pun hanya menyeringai. Rupanya dia yang sejak tadi berdiri disamping Nico.

Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang