☆ Chap 8 »

34 10 2
                                    

→« ᵎᵎ (⁠つ⁠•⁠˕•)つ☆ » ←

"Eh Hyunjin! Disini lo. Pulang yok, ntar lo dicariin bokap lo," ucap Seungmin.

Hyunjin masih sedikit bingung dengan tingkah Karina tadi. Dengan sadar tak sadar ia mengiyakan ucapan Seungmin dan hendak kembali.

Namun saat berbalik, ia melihat suatu benda yang cukup berkilau ditanah. Karena penasaran, Hyunjin memungut benda itu dan memasukkannya kedalam saku jaketnya.

Ia langsung kembali menuju motornya dan kembali melajukannya kerumah bersama Seungmin. Pastinya setelah berpamitan dengan banyak pembalap lainnya.

Sementara itu,

"Huhh huhhh huhhhh..... Capek," gerutu Karina dengan nafas terengah-engah.

Setelah melihat Seungmin tadi, ia langsung berlari tergesa-gesa. Meskipun kelelahan tapi Karina berterimakasih karena dengan datangnya Seungmin, ia bisa membuat alasan untuk kabur dari pertanyaan Hyunjin.

"Huh gue harus mikirin jawaban pertanyaan tadi. Ntar disekolah dia nanyain lagi," putus Karina.

Ia kembali berjalan santai menuju rumahnya. Sebelum ia sengaja mampir ke Supermarket. Ya, itu alasannya untuk keluar malam kali ini.

"Bundaa, Karina pulang," sapanya sembari membuka pintu.

Nayeon yang tengah asik membaca majalah langsung menoleh kearah Karina yang membuka pintu.

"Baru pulang? Lama banget ke supermarket aja?" tanya Nayeon.

Karina tertawa kecil, "Karina ambil jalan muter Bun. Lihat bulannya cantik," ucapnya.

Ia menunjukkan poto langit yang sempat ia poto saat di sirkuit balapan Hyunjin tadi.

"Hm bagus. Udah istirahat yaa, jangan lupa buat tugas sekolah," pesan Nayeon.

Karina langsung menuju kamarnya. Ia mengeluarkan isi kantong plastik dari supermarket yang mana isinya hanya sekedar camilan malam yang enak.

"Enaknya buat ramen nihh," gumamnya saat memegang bungkus mie instan ditangannya.

Namun niatnya terhenti saat tak sengaja lengannya menggaruk tengkuknya. Seketika wajahnya panik.

"Kalung gue? Mana kalung gue?" tanya Karina panik.

Ia langsung berdiri dihadapan cermin besar dikamarnya. Namun yang ia tidak dapat menemukan kalung miliknya itu.

"Kalung gue mana? Masa jatoh? Benda itu penting banget," rengek Karina. Sebisa mungkin ia berusaha mencari dikamarnya, berharap jika kalung itu hanya terjatuh dikamarnya.

Namun setelah beberapa lama mencari, Karina semakin yakin jika kalungnya terjatuh diluar rumah. Mungkin sirkuit balapan?

"Masa gue keluar lagi?! Keluar tadi aja susah banget," Karina memutar otak mencari cara untuk menyelinap keluar rumah tanpa sepengetahuan Nayeon.

Ia mengendap-endap keluar kamar. Diruang tamu ia masih melihat Nayeon yang tengah sibuk dengan majalah dan televisinya.

Karina mencoba untuk kabur dari pintu belakang. Ia harus menuju dapur tanpa sepengetahuan Nayeon.

Dengan penuh hati-hati, Karina berjalan menuju dapur. Ia bahkan memperhatikan Nayeon agar tak menoleh saat ia hendak kabur.

Namun sayangnya keberuntungan sedang tak berpihak pada Karina. Kakinya justru tersandung pada kaki meja makan. Alhasil tubuhnya terjatuh di lantai yang tentunya membuat suara yang cukup besar.

Brukk!

"Apa itu? Karina?"

Suara itu pasti menyadarkan Nayeon dari kesibukannya. Ia langsung mengedarkan pandangan. Kedua matanya menangkap Karina yang tengah mengerang kesakitan.

Our Secret || Hyunrina [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang