BAB 23 - latihan sihir Yelen

18 1 0
                                    

(Yelen POV)

"Ini.. aura magis?"

"Tepat nona, jika anda bisa melihat aura magis anda, maka yang perlu anda lakukan hanyalah mengontrol magisnya. Apa anda masih mau melanjutkan latihan?"

"Tidak, aku akan beristirahat sejenak."

"Saya mengerti, saya akan keluar sebentar."

Guruku yang mengajariku telah keluar dari ruangan, aku menghela nafas Pelan dan mengambil sebuah kertas dan menulis diatasnya, aku membuat surat untuk Kak Helen.

'Halo kak, bagaimana keadaan kakak disana?? aku benar benar merindukan kakak, aku baru tau kalau aku mempunyai sihir magis, bagaimana cara mengendalikannya? Apa kakak bisa memberiku saran? Jaga dirimu baik baik kak!'

- Yelen.

Aku meletakkan penaku diatas meja, dan melihat kearah luar jendela, terlihatlah petugas pos surat, yang berada di ujung jalan, sedang mengambil surat surat dari rumah warga.

Aku berlatih diluar istana, bisa dibilang aku latihan pribadi dengan sang guru, aku bergegas keluar dari ruangan itu dan menuruni anak tangga, rumah kayu yang bersih dan rapi membuatku nyaman disini, walau terlihat kecil rumah ini sebenarnya cukup luas.

Aku meletakkan suratku di kotak surat, aku harap surat ini dapat sampai ke kakak, aku harus segera kembali memasuki ruangan karna guru bilang tidak baik berada diluar rumah terutama aku adalah seorang bangsawan.

Tetapi sebelum aku masuk, aku sempat dikejutkan dengan teriakan para warga, aku memusatkan perhatianku sejenak kearah para warga, aku penasaran sehingga aku menghampiri mereka.

"Ada apa? mengapa kalian berteriak?"

"Nona Yelen? Maafkan kami jika kami menganggu anda, tetapi tadi ada seorang pria yang memakai mobil dengan kecepatan tinggi, ini bisa membahayakan yang lain nona."

Aku hanya mengganguk mengerti, tapi memangnya ada yang berani melanggar aturan ayahku? secara kepala mereka akan terpenggal jika membuat kerusuhan seperti ini.

"Aku akan melapor soal ini pada yang mulia kaisar, tetapi apakah kalian melihat ciri ciri orang tersebut?"

"Dia memakai topi dan mantel yang tebal berwarna hitam, kami bahkan tak bisa melihat wajahnya, tapi yang satu kami tak pernah melihatnya disekitar kerajaan."

"Jadi kalian menyangka bahwa dia bukanlah asal sini?"

"Iya nona."

Aku kemudian segera pergi dari sana, lingkungan disana cukup berbahaya, pikiran bahwa kota ini akan diacak acak segera muncul, aku gila. Jika kak Helen disini mungkin dia akan menjambakku sampai aku tak memiliki sehelai rambut.

"Anda dari mana Nona?"

Suara datar menyambutku saat aku memasuki rumah guruku, aku melihat guruku dengan ekspresi datar tetapi aku dapat merasakan kekhawatiran di dalamnya.

"Aku tadi sedang menaruh surat di kotak pos, agak lama karna aku harus berbicara dan menyapa para warga."

"Jangan membuat saya khawatir, menjaga anda sama saja dengan menjaga nyawa."

Iya benar, ayah akan membunuhmu jika aku menghilang, tapi akan kupastikan kau aman guru!.

Aku mengikuti guruku dan kembali keruangan awal sebelumnya, kini aku melihat sebuah benda aneh didepanku. Bola? warnanya kuning dan juga biru tapi anehnya tak menciptakan warna hijau.

"Ini adalah contoh bola magis turun temurun, walau bukan magis asli, tapi bola magis ini masih laku dan menjadi pajangan masyarakat. Saya ingin nona menjalurkan magis anda kedalam bola ini sehingga bola ini bercahaya."

Tragic FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang