Sepulang dari rumah sakit, Bayu, Miko dan Ali bergegas mengendarai motornya menuju ke suatu tempat. Mereka nggak bisa diam saja. Zaki dan gengnya sudah bikin si Rio masuk ruang UGD. Mereka harus balas perbuatan Zaki sekarang juga.
"Elu yakin ini tempatnya?"
Miko mengangguk menanggapi pertanyaan Bayu. Mereka baru saja tiba di sebuah gudang kosong yang berada cukup jauh dari pemukiman warga.
"Menurut si Beni, dia pernah lihat si Zaki dan teman-temannya di sini. Gimana kalo kita periksa aja?" ujar Miko.
Bayu mengangguk. Dua orang pemuda itu bergegas menuju sebuah bangunan tua di hadapan mereka.
Ali yang berjalan di belakang tampak memindai ke sekitar. Tiba-tiba saja bulu kuduknya terasa meremang. Jangan-jangan ada hantu di sekitar dia. Ali bergidik. Buru-buru dia menyusul Miko dan Bayu.
"Apaan sih, lu?" Miko kaget sekaligus kesal karena Ali tiba-tiba menabrak punggungnya.
Ali meringis, "Gue takut!" katanya sambil melihat ke sekeliling.
Miko geleng-geleng. "Kalo takut pulang aja sana! Tadi segala pingin ikut! Bikin repot orang aja lu!"
Ali masih ketakutan. "Pulang sama siapa?"
"Sendiri!"
"Ogah!"
Wajah ketakutan si Ali bikin Miko jengah. Masa bodoh sama temannya yang penakut itu, dia segera menyusul Bayu dan meninggalkan Ali.
"Mik, tungguin!"
Ali menjerit ketakutan. Bergegas dia menyusul.
Bayu memindai ke sekitar bangunan setelah mereka masuk. Dengan senter di tangan, dia membidik ke semua arah. Sepertinya tempat ini kosong.
Dahulu bangunan itu dipakai untuk tempat penyimpanan barang-barang dari pabrik kopi yang dulu sempat beroperasi si sekitar Desa Kali Deres.
Namun, pada tahun 1990 telah terjadi
kebakaran besar di gudang tersebut yang menewaskan sekitar 20 orang.Menurut kesaksian beberapa pedagang keliling yang tak sengaja melintas di depan bangunan itu, mereka sering mendengar suara-suara aneh yang berasal dari dalam bangunan.
Warga menganggap bangunan itu angker dan dihuni oleh arwah penasaran para korban kebakaran di tahun 1990. Sejak saat itu, warga tidak ada yang berani mendatangi tempat tersebut.
"Kok gelap banget? Gue merinding nih!"
Miko berdecak jengah mendengar ocehan si Ali. Bergegas dia menoleh ke arah temannya itu. "Bisa diem nggak sih, lu?"
Ali nyaris menangis ketakutan, "Gue takut, Mik! Pulang aja yuk!"
"Pulang aja sendiri sono! Ribet banget lu!"
Mendengar keributan di belakangnya, Bayu pun menoleh. Sinar terang senter membidik muka si Ali. Bayu kaget lihat si Ali mau nangis.
"Jangan berisik!" perintah Bayu.
Ali yang sedang terisak-isak langsung senyap. Miko cuma geleng-geleng. Dia segera menyusul Bayu.
Mereka nyaris tiba di ruang tengah bangunan. Bayu mencium aroma yang kurang sedap. Miko dan Ali pun demikian. Mereka jadi saling pandang.
"Bau apaan nih?" tanya Miko sambil menoleh ke arah Bayu.
Ali buru-buru maju. "Ini pasti bau Genderuwo! Pulang yuk, Bay! Gue takut!" ringisnya sambil memegangi lengan Bayu.
Bayu menoleh ke sekeliling. Dia tahu itu aroma apa. Ali dibuat terkejut dan heran saat pemuda itu bergegas lari menuju sebuah pintu besar di depan mereka.
"Bay, jangan dibuka pintunya! Bisa jadi itu sarang Genderuwo!"
Ali menggigil ketakutan. Betisnya jadi lemas. Dia kesulitan berjalan untuk menyusul Miko. Hingga suara aneh di belakangnya membuatnya langsung lari blingsatan.
"Setan!"
Brak!
Sinar terang terpancar tajam sewaktu Bayu dan Miko berhasil membuka pintu di hadapan mereka. Ali melotot. Buru-buru dia menyusul kedua temannya itu.
"Brengsek!"
Zaki dan teman-temannya sangat terkejut dan murka melihat tiga orang pemuda yang datang dan mengganggu pesta mereka. Sebagai ketua geng, dia bergegas bangkit meninggalkan serbuk putih yang masih berserakan di lantai.
Mata Bayu menatap ke arah sekumpulan pemuda di depannya. Rupanya Zaki dan gengnya sedang pesta ganja?
"Bajingan! Ngapain lu ke sini? Mau mampus lu?!" Zaki yang geram segera menyambar bagian leher kaus hitam Bayu. Matanya menatap tajam.
Miko dan Ali saling pandang dengan mimik cemas sekaligus marah. Sial betul! Mestinya mereka bawa pasukan ke sini. Bisa mati kalau nekat tawuran sama Zaki dan gengnya sekarang.
Bayu menanggapi dengan tenang kemarahan yang terpancar dari manik hitam Zaki. "Orang seperti lu memang pantas berada di sarang setan begini."
"Shit!"
Zaki yang murka segera mengangkat tinjunya ke depan wajah Bayu. Namun dengan cekatan Bayu menangkap tangan pemuda itu lalu memutar dan berhasil mengunci pergerakan Zaki.
"Bangke! Lepasin gue!" ringis Zaki kesakitan.
Melihat sang ketua berhasil dilumpuhkan, sepuluh orang pemuda yang tadinya sedang pesta ganja segera bangkit. Miko dan Ali mulai cemas. Bisa-bisa mereka bertiga menyusul si Rio ke ruang UGD!
"Serang!"
Sepuluh orang itu segera maju sambil mengacungkan Sajam. Miko dan Ali ketar-ketir mau kabur. Tapi mereka tidak bisa meninggalkan Bayu begitu saja.
"Mampus lu sekarang," desis Zaki ke wajah Bayu. Dia menyeringai licik saat mata pemuda itu menatapnya.
Bayu tahu, dia mungkin tidak akan bisa menang melawan Zaki dan gengnya itu. Namun, dia tidak bisa mundur atau kabur seperti seorang pengecut. Hidup atau pun mati, dia harus maju.
"Hajar!"
Miko dan Ali saling pandang lalu mengangguk. Mereka segera maju setelah mendengar perintah dari Bayu.
"Serang!"
Tiga lawan sebelas orang?
Apa Bayu akan menang dan berhasil membuat Zaki dan gengnya kapok?

KAMU SEDANG MEMBACA
MELTING ME SOFTLY (series)
Romance(New Adult) Setelah lama menjomblo gara-gara diselingkuhin sama pacarnya, Bayu kembali berpetualang mencari cinta sejatinya. Namun, ternyata susah juga jatuh cinta dan percaya sama cewek lagi. Kayaknya Bayu trauma dan males pacaran lagi. Hingga kemu...