Chapter 27

64 10 0
                                    

Hanya fiksi, murni dari otak halu Author. Cerita ini mengandung unsur kekerasan dan pembunuhan, tidak diperkenankan untuk yang masih dibawah umur. Harap bijak dalam membaca.

Soo, Enjoy with my new story.

Petir bergemuruh, hembusan angin cukup keras membanting pintu dan menyeruak masuk, namun ajaibnya, tak satupun lilin padam karenanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Petir bergemuruh, hembusan angin cukup keras membanting pintu dan menyeruak masuk, namun ajaibnya, tak satupun lilin padam karenanya.

Satu langkah lagi Alaska akan menaiki Altar.

"Tunggu dulu!" cegah Garaga, ia beranjak dari duduknya kemudian berjalan menuju Altar.

"Kita semua tau, jika setiap upacara hanya bisa di pimpin oleh seorang Moirai. Lagi pula, Morrigan, bukankah dahulu kau sudah mengambil jalan mu sendiri?" Ujar Garaga seraya menaiki Altar.

Tatapannya dingin pada wanita yang dulu menjadi selingkuhan nya itu.

Farah mengepalkan tangannya erat, matanya memerah dan juga berkaca-kaca. Pria yang kini berdiri di hadapannya adalah manusia paling menjijikkan yang telah merusak kehidupannya.

Farah menyeringai, "Kita semua juga tau jika aku adalah seorang Morrigan, sudah tugas ku menggantikan tugas Moirai yang sudah tiada bukan?" balasnya menantang.

Desas desus mulai terdengar samar.

"Bodoh sekali!" Garaga berjalan mendekati patung Atlantis, "Lihatlah putra kita Farah, akulah yang menjadikannya simbol Black Eye," ucap Garaga semakin memancing emosi Farah.

Alaska cukup terpukul mendengar nya langsung dari mulut Garaga, Alaska memang tak pernah bangga menjadi putra Garaga, namun mengetahui jika Sarah bukanlah ibunya adalah hal yang sulit ia terima.

Garaga menunjukkan sebuah kotak yang berisi bola mata Atlantis, "Malam ini, aku umumkan jika Moirai yang baru telah hadir. Akulah penguasa Black eye detik ini!" ucap Garaga dengan lantang nya.

Farah tampak merengut marah, "TIDAK! APA-APAAN KAU!"

"Yaaah, kami butuh Moirai!" teriak Mr. Johan memancing semua orang yang ada disana memihak pada Garaga.

"TERIMALAH AMPUNAN KAMI MOIRAI!"

Sorakan mereka kian ramai, Farah melotot berselimutkan amarah melihatnya. Perlahan Garaga mendekatinya dengan senyum puas yang terukir lebar, namun ia melintasi Farah dan malah menghampiri Alaska.

Ia memegang kedua pundak Alaska, menatap nanar pada putra sahabatnya yang sudah ia sayangi melebihi putranya sendiri, "Kau lihat kan, Ayah sudah mengatakan jika segalanya akan berakhir."

Alaska menatap lekat netra Garaga, baru kali ini ia melihat kasih sayang dari mata Garaga.

"Ayah sudah tau dari awal, jika takdir juga akan mempermainkan mu. Maka dari itu Ayah memutuskan untuk menjadi seorang Moirai, dan kau akan bebas Alaska!"

THE EXTRACURRICULER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang