BAB 25

21 1 0
                                    

(Pov Helen)

Aku berada di kamarku, para pekerja mendesain kamarku dengan baik, meja kerja dan lemari lemari semuanya tertata rapi.

Aku diminta untuk menyiapkan menu menu makanan untuk pesta, tak hanya itu, aku harus menandai siapa orang yang boleh dan tak boleh berkunjung, tema dari pesta dan lain sebagainya.

Untung saja aku memiliki asisten pribadiku, Gerla.

Dia membantuku membawakan kertas kertas atau dokumen, aku berterimakasih banyak padanya. Walau wajahnya selalu datar, tapi dia mau diajak berbicara dan ramah.

Untuk menu makanan aku sudah menyiapkan semuanya, sekarang adalah orang yang tidak bisa kuundang dan juga desain undangan pesta.

'Orang yang tidak boleh kuundang..'

Aku termenung, apa aku harus menambahkan nama Mr L? Tetapi itu pasti hanya akan menambahkan rasa curiga dari orang orang, lagi pula Ryan bilang bahwa itu bukanlah nama aslinya.

Pernikahanku berjalan sekitar delapan hari lagi, aku akan segera bertemu dengan adikku dan juga keluargaku, apa Felix juga datang untuk mengunjungi ku?

***

Tak kusangka seminggu belalu begitu saja, aku duduk santai diayunan dan memandang indahnya langit di sore hari, aku memikirkan semua masalah hidupku, entah mengapa aku seperti terbiasa berada disini.

Aku merasakan seseorang di belakangku yang membuatku menoleh, Kyran.

"Menaiki ayunan? berhentilah bersikap kekanak kanakan."

"Memangnya salah menaiki ayunan?"

Aku tidak tau apa yang dipikirkan pria ini, dia sok sekali mengaturku, padahal mempunyai hubungan saja belum. Fellencia memasuki taman tempat aku dan Kyran berada, dia melambaikan tangannya pada kami dan menghampiri kami.

"Maafkan aku sudah menganggu waktu kalian berdua."

"Tidak, aku tidak sengaja datang kesini."

Seperti biasa, alasanmu sangat jelek tuan.

"Ada apa?"

"Yang mulia Kaisar Frederick beserta yang mulia putri dan putra kaisar sudah berada dikota MoonWave, apa kakak tidak ingin menyambut mereka?"

Mataku berbinar seketika mendengar ucapan Fellencia, aku beranjak dari ayunan yang kududuki sebelumnya dan berlari keluar dari taman.

"Terimakasih atas informasinya, Fellencia!"

Dua kakak beradik yang ada di taman itu hanya menatapku sekilas, Kyran dengan wajah datar dan Fellencia yang tersenyum lebar. Ah ya tadi Fellencia mengatakan putra, berarti Felix datang mengunjungiku juga ya, senang mendengarnya.

Aku berada diluar istana kerajaan, dan disanalah aku melihat bayang bayang dari ayah, saudari dan saudaraku, aku tersenyum lebar melihat Yelen yang menunggangi kudanya, entah perasaan bangga dari mana ini.

"Kakak!" Yelen berteriak memanggil namaku dan turun dari kudanya, memelukku erat erat

"Yelen, akhirnya aku melihatmu lagi." Aku membalas pelukan dalam adikku.

"Berkat kakak, aku dapat menguasai sihir itu, aku juga dapat menyalakan bola bola magis yang diberikan guruku!"

Aku hanya terkekeh dan menepuk kepala adikku, aku mengalihkan pandanganku pada ayah dan saudaraku yang melembut, bukan pandangan tajam lagi. Kurasa itu tatapan untuk Yelen.

"Selamat sore, Ayahanda, Kakak."

Walau canggung, aku berusaha memanggil mereka layaknya keluarga, terutama orang orang disekitar memperhatikan kami, aku melihat ayahku tersenyum. Terakhir Kali aku melihatnya tersenyum padaku adalah saat aku berusia 11 tahun.

Tragic FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang