Never Met At One Point

302 38 1
                                    

( 5 Tahun lalu saat perusahaan Ayah Kaspia Bangkrut)

Kaspia saat itu sudah menjadi salah satu atlet nasional, dia menjadi salah satu pemain yang memberikan banyak mendali untuk Thailand.
Namun, tiba-tiba berita ayahnya yang diturunkan secara paksa dari perusahaanya membuat semua orang kaget. Ayah Kaspia dikhianati rekan-rekan kerjanya.

Ibu Kaspia yang mendengar berita itu terkena serangan jantung dan dilarikan ke rumah sakit. Namun, naas ibu Kaspia tidak bisa diselamatkan hari itu.

Kaspia yang sedang berlatih mendapat kabar buruk bertubi-tubi hari itu.

Mr.Kornnaphat : Jangan menangis dan panik, cepatlah kerumah sakit ibu mu sudah tidak ada.

Mendengar kabar itu, Kaspia mencoba menghubungi Ravina untuk memintanya menemani Kaspia ke rumah sakit namun Ravina tidak bisa di hubungi. Akhirnya Kaspia pergi sendiri dengan kondisi yang buruk dia menangis sepanjang jalan.
Sesampainya dirumah sakit badan Kaspia lemas dengan air mata yang terus bercucuran.

Kaspia : buu... bangun buu. Orm ga bisa bu. Ibu bangun ya bu.
Mr.Kornnaphat: sudah tenanglah *memeluk Kaspia*

Keadaan semakin kacau berita pemberhentian ayah kaspia juga dimana-mana. Banyak media yang melebih-lebihkan dan memfitnah ayah Kaspia. Wartawan juga sudah standby di rumah Kaspia untuk meminta pernyataan Kaspia karena dia salah satu atlet muda yang berpengaruh di Thailand.

Mr.Kornnaphat : Ayah akan membawa ibumu ke Pattaya kerumah nenekmu karena kondisi disini tidak memungkinkan. Kau bisa tetap disini, ayah bisa menitipkan orm ke Ravina atau kenalana ayah yang lain.
Kaspia : engga yah, aku ikut ayah ibu ke pattaya.
Mr.Kornnaphat : Tapi bagaimana dengan pekerjaanmu? Orm ada pertandingan sebentar lagi.
Kaspia : Pertandingan? Ayah tidak melihat berita semua orang memintaku berhenti!
Mr.Kornnaphat : *memeluk Kaspia* maafkan ayah.

Petang itu semua berita terus-terusan mengkaitkan keberhasilan Kaspia dengan kekuatan ayahnya saat masih menjadi pimpinan perusahaan.

"Di Duga Atlet Kaspia Kornnaphat Mendapatkan Banyak Keuntungan Dari Posisi Ayahnya"
"Ayah Atlet Kaspia Kornnaphat di Berhentikan Secara Paksa di Duga Korupsi"
"Masyarakat Meminta Pemberhentian Atlet Kaspia Kornnaphat Segera di Keluarkan"
"Ribuan Orang Mengisi Petisi Pemberhentian Atler Kornnaphat"

Berita-berita itu terus beemunculan. Akhirnya setelah beberapa jam Ayah Kaspia dan Kaspia akan meninggalkan Bangkok.

Mr.Kornnaphat : Apa orm tidak ingin berpamitan dulu ke Lingling, dia pasti khawatir.
Kaspia : eumm bisakan ayah mampir ke apartemen P'Ling.
Mr.Kornnaphat : Tentu.

Ayahnya mengantar Kaspia ke kediaman Ravina. Sesampainya disana ayahnya hanya menunggu di mobil, Kaspia pergi ke apartemen Ravina sendiri. Namun belum sampai ke pintu kamar Ravina, Kaspia melihat Ravina sedang berpelukan dengan seorang lelaki, Ravina memegang bunga.
Kaspia menangis sejadi-jadinya dia langsung lari kembali tanpa menemui Ravina.

Kaspia tidak bisa menahan air matanya, dia mendapat banyak pukulan hari itu, dia kehilangan semuanya harta, ibunya bahkan orang yang sangat dia sukai, semua berakhir di hari yang sama.

Kaspia : Kenapa semua harus aku terima diwaktu yang sama tuhan..

Dia menangis di tangga yang gelap, setelaha hampir 20 menit dia kembali ke mobil ayahnya. Dia sudah sangat siap meninggalkan Bangkok, tidak ada alasan lagi untuk dia bertahan di Bangkok.

Mr.Kornnaphat : Apa orm sudah menemui lingling, bagaimana? Dia tidak akan menemui ayah?
Kaspia : Emm dia menangis mendengar kabar ini, aku melarangnya turun aku takut ada wartawan, dia akan mendapatkan masalah jika tertangkap kamera sedang bersama kita.
Mr.Kornnaphat : ahh iya itu lebih baik dia bisa bermain ke pattaya nanti saat kondisi sudah membaik.
Kaspia : eumm mari pergi yah hari makin gelap.

GROW UP 👭GETHERWhere stories live. Discover now