Aku bangun lebih awal karna ada janji dengan adikku Yelen, aku menerima permintaannya untuk mengajarinya cara mengendalikan sihir.
Kyran juga sudah keluar duluan, sebagai seorang putra mahkota yang akan meneruskan raja, dia juga orang yang memimpin pasukan dan juga prajurit, aku penasaran sekali dengan keterampilan pedangnya.
Aku keluar dari kamarku. Aku sempat menatap lukisan sebelumnya, ciri ciri dari lukisan itu benar benar mirip seperti buyutku, jika dia memang Galency mengapa lukisan itu berada disini?
Aku juga tidak lupa membawa bola magis yang diberikan kakek Edwolls padaku sebelumnya. Aku harus menunjukkannya pada Yelen karna dia juga anak kandung Valency yaitu ibuku.
Aku tak sengaja menatap seorang pembantu mengintip di balik tangga, aku tidak tau dia siapa tapi sepertinya lebih baik aku pura pura tidak menyadari keberadaannya.
Aku berada diluar istana dan mihat Yelen yang dikelilingi oleh kelinci, aku menghampirinya.
"Apa yang sedang kamu lakukan?"
"Bermain dengan kelinci kak, lihatlah mereka terlihat enak untuk dipanggang."
Sulit dipercaya dia mengatakan hal itu dengan senyum polosnya, itu sedikit kejam tapi aku setuju bahwa daging kelinci lebih lezat jika dijadikan sup.
Aku hanya menghela nafas dan mengeluarkan bola magis. Yelen menatapku dengan tatapan kebingungan, matanya memperhatikan bola bercahaya itu.
"Ini adalah warisan turun temurun dari ibu. Bisa dibilang, dari banyaknya bola bola yang kau lihat, inilah yang asli dibuat oleh nenek buyut kita."
Mata Yelen berbinar pelan mendengar penjelasanku, aku menjelaskan lebih lanjut tentang semuanya, aku bersyukur karna ia mengerti bahwa akulah yang berhak memegang bola magis ini karna aku anak perempuan pertama, aku khawatir karna biasanya adik orang lain akan iri dan berusaha menjatuhkan yang lebih tua.
"Jika kau ingin sejarah lengkap tentang Galency, aku bisa membawakanmu satu buku yang kubawa dari perpustakaan istana ini."
"Apa buku itu tebal?"
"Iya?"
"Tidak deh, aku tidak punya niat untuk membaca pula, lebih seru jika kakak saja yang menceritakan."
Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, memang Yelen adalah seorang gadis yang tidak suka membaca dan lebih suka bersantai, tetapi dia tetap pintar dan berbakat di akademik.
"Saat aku membaca keseluruhan buku itu, aku menemukan beberapa halamannya sobek, buku itu memang tak layak untuk dibaca lagi."
"Tapi pasti ada beberapa informasi tentang Buyut kita kan?.. Kak, aku merasa ada hal yang janggal dari apa yang kau ceritakan sebelumnya."
"Apa?"
"Kematian nona Galency, nenek dan juga ibu, semuanya telah tiada saat mereka menginjak usia tiga puluh keatas, apa ini hanya kebetulan?"
"Aku sempat mencurigai ini, tetapi alasan kematian mereka cukup masuk akal, Nyonya Galency di eksekusi, Nyonya Serena kecelakaan parah, dan ibu meninggal saat melahirkanmu. Kita tidak bisa menentang ini Yelen."
Yelen mengangguk mengerti, sedikit perasaan bersalah muncul saat Helen menyebutkan hal tentang kematian ibunya sendiri.
Aku merasa canggung melihat wajah bersalah anak itu, aku dengan lembut membelai bahu mungilnya itu.
"Tidak perlu merasa bersalah, ini bukanlah salah mu kok."
Yelen hanya tersenyum lembut, setelah perbincangan yang manis itu, kami memulai pelatihan kami, bagaimana cara mengendalikan sihir dengan lancar dan juga menggerakkan benda dari jarak jauh, ada banyak yang harus kami pelajari sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tragic Fate
Fantezieseorang remaja yang saat itu sedang pulang dari pekerjaannya. pada pukul 11 malam tanpa ia sadari sebuah truk melaju kencang didepannya. badannya berhenti bergerak dan brak! ------ Kini sekarang bukannya mati dia malah bereinkarnasi menjadi putri an...