***
Seminggu lamanya Shani menjadi tahanan rumah karena Shiren melarangnya untuk keluar sama sekali. Alasannya tak lain dan tak bukan karena Shani harus banyak istirahat dulu. Belum lagi Alaric yang selalu menjadi kompor agar Shani menjadi tahan rumah.
Entah sejak kapan Shani merasa Alaric selalu ada diantara dirinya dan Mamihnya. Contohnya dua hari lalu, saat Shiren janji akan makan malam berdua dengan Shani, dengan tampang lempengnya Alaric ikut bergabung. Belum lagi sekarang tiba-tiba Alaric ada di depan pintu Shani, tersenyum ke arahnya dan menyapa dengan cukup ramah walaupun Shani memasang wajah datar.
"Hi" Sapa lagi Alaric sambil melambaikan tangannya ke arah Shani yang masih menatapnya dengan datar.
"Jutek amat, pantes aja bisa jadi anaknya Shiren" Gumam Alaric pelan, tapi masih terdengar oleh Shani.
"Hah?"
"Gak, ini saya gak dibolehin masuk?" Tanya Alaric meminta jalan untuk masuk karena sampe detik ini Shani masih tetap saja berdiri di hadapannya.
Saat Alaric menunggu jawaban dari Shani, mata Shani malah tertuju pada hal lain. Dia melihat ke belakang Alaric dimana ada sebuah mobil yang dia kenali. Tanpa mempedulikan Alaric sama sekali, dia mendorong Alaric untuk menyingkirkan dari tempatnya dan berjalan menuju ke mobil.
"Hi sayang" Sapa Shani saat pengemudi keluar mobil, siapa lagi kalau bukan Gita. Satu-satunya yang bisa Shani panggil sayang.
Gita menatap Shani dengan tatapan bingung, dia merasa akhir-akhir ini Shani beda. Wanita yang ada di depannya ini lebih enteng untuk memanggilnya dengan embel-embel sayang, kadang juga yang memulai skinship di depan banyak orang.
Seperti sekarang baru saja Gita keluar dari mobil sambil membawakan satu buket bunga, Shani langsung berhamburan memeluknya. Otomatis dia harus membalasnya, walaupun dia sedikit malu karena dilihat oleh Alaric yang sudah bersama dengan Shiren di depan pintu sana.
"Kamu kok dateng gak ngabarin dulu?" Tanya Shani dengan manis, tangannya dia gantungkan pada leher Gita dan matanya menatap lekat kearahnya.
"Aku dari kampus langsung kesini, jadi gak sempet ngabarin" Balas Gita sambil tersenyum, satu tangannya yang bebas terangkat untuk merapikan rambut Shani dan menyelipkannya di belakang telinga.
Selalu saja seperti ini, Shani yang memulai, walaupun Gita sedikit ragu diawal dia selalu terbawa suasana dan pada akhirnya membalas apa yang Shani mulai. Lihat saja sekarang, mereka benar-benar memainkan perannya dengan benar. Menjadi pasangan untuk satu sama lain, semua orang mungkin akan berpikir jika mereka benar-benar sepasang kekasih, tapi kenyataannya sampe sekarang status mereka masih pacar pura-pura saja.
"Guess what?" Tanya Gita dengan mata berbinar membuat Shani penasaran, "Aku dapat acc buat maju sidang skripsi!!" Lanjutnya dengan nada kegirangan.
"Woahhh selamat!!" Timpal Alaric yang mendengar itu dari belakang, hampir saja Alaric menghampiri Gita dan Shani untuk ikut bergabung berpelukan. Namun, Shiren lebih dulu menarik Alaric dan membawanya ke dalam agar tidak menganggu putrinya dengan Gita.
Gara-gara Alaric sekarang keadaan sedikit berbeda, Shani yang ingin menyambut bahagia berita tadi, malah sedikit kesal dengan Alaric yang seenaknya mengambil momen-nya itu.
Sedangkan Gita terkekeh pelan melihat wajah datar Shani, dia mengusap punggung sang pacar bohongnya itu.
"Dia itu kenapa sih? Nempel terus sama Mamih dan aku, gimana ya caranya ngusir dia dari hidup kami!" Keluh Shanh diikuti oleh helaan nafas dari Shani.
Gita mengangkat bahu tanda tidak tahu, dia sendiri tampaknya kadang tak sadar ada Alaric disekitar dia dan Shani. Kadang juga berpapasan dengannya yang keluar dari ruangan Shiren, entah Shani tahu itu atau tidak. Sepertinya dia menyadari sesuatu dari pria bernama Alaric.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different World
FanfictionGita Sekar, mahasiswa sastra Inggris semester akhir yang sedang disibukkan dan dipusingkan dengan skripnya, tetap mencoba waras dengan melampiaskan rasa lelah dan stressnya pada mainan. Gita yang memang sedari dulu suka sekali mainan dan punya kein...