The Lady | Jaesoo

24. never love your own target

“Kemana aja lo? Kok baru inget pulang? Keenakan ya hari-hari pacaran terus sama Jarvis?”

Sonya menghentikan langkah kakinya tatkala dia mendengar sindiran yang keluar dari mulut Taavi. Sonya lantas melirik Taavi yang terduduk di sofa ruang tengah, Taavi nampak menatapnya dengan tatapan sinis. Sementara itu Sonya hanya memicingkan matanya. Dia juga tidak merasa tersindir dengar kalimat itu, namun tidak ada tanda-tanda pembelaan juga yang akan Sonya keluarkan dari bibirnya.

Kemudian Taavi pun berdiri, menghampiri Sonya. Taavi siap akan menceramahi Sonya atas kesalahan apa yang sudah wanita itu perbuat, tidak bisa dibiarkan terus-menerus sebelum ada suatu hal yang fatal akan terjadi nantinya. Taavi sudah menyelidiki segalanya, dia merasa janggal akan sikap Sonya akhir-akhir ini. Dan dia juga merasa curiga bahwa sebenarnya Jarvis mengetahui identitas asli Sonya.

Tidak ada hal kuat yang membuat Taavi menyelidiki hal ini, hanya saja feeling-nya mengatakan bahwa sebenarnya Jarvis sudah mengetahui identitas asli Sonya. Maka dari itu, untuk menjawab semua pikiran yang berkecamuk diatas kepalanya, Taavi pun memilih menyelidiki hal ini sendiri tanpa konfirmasi dulu kepada Sonya. Rupanya Sonya mulai kesem-sem sama targetnya sendiri. Meskipun Sonya tidak mengatakan hal itu secara langsung, namun semua itu dapat dilihat dari bagaimana sikap Sonya belakangan ini.

Wanita itu sering mengabaikan panggilan telepon dari Taavi. Tidak hanya itu, Sonya juga akhir-akhir ini terlihat ogah-ogahan diajak membahas bagaimana kelanjutan misi mereka.

Saat langkahnya sudah berada tepat dihadapan Sonya, Taavi pun berhenti. Menunduk sedikit dikarenakan Sonya lebih pendek darinya. Dia menatap Sonya serius, serius ingin meminta penjelasan dari saudarinya itu.

“Kenapa, Sonya? Lo akhir-akhir ini kenapa? Udah mulai jatuh cinta ya sama Jarvis? Emang ya, manusia itu bakalan jadi tolol kalau udah masalah perasaan. Itulah kenapa gue nggak pernah setuju lo jadi orang yang perasa, Sonya! Bahkan sama gue sekalipun, lo bebas ngebunuh gue kalau sampai suatu saat nanti gue berkhianat sama lo. Itulah dunia lo Sonya! SADAR!!”

Dicerca secara tiba-tiba seperti itu, membuat Sonya memilih terdiam. Dia pun juga bingung, Taavi bertanya kenapa? Sonya pun bingung harus menjawab apa. Karena kata itulah yang selama ini juga sedang dia pikirkan, kenapa dia jadi seperti ini? Apakah benar dia sudah mulai mencintai Jarvis? Mana mungkin? Mana bisa? Tidak boleh!

“Lo tahu nggak? Tanpa sepengatahuan lo gue nyelidikin sesuatu yang ngebuat gue curiga. Dan lo yang selalu berada disekitar dia bahkan nggak sadar akan hal ini, lo tuh orangnya cerdik. Tapi kenapa bisa-bisanya lo nggak pernah sadar?! APA KARENA LO UDAH NYAMAN?!”

“Sadar? Sadar apa yang lo maksud? Gue nggak ngerti, Taavi..” Jujur dia juga tidak mengerti tentang sadar apa yang sedang dibicarakan oleh Taavi. Mengarah kemana pembicaraan laki-laki itupun Sonya tidak sadar.

“Bahkan lo nggak ngerti sama hal apa yang gue bilang. Karena lo udah cinta sama dia Sonya! Lo kemakan jebakan dia.”

“BILANG KE GUE ANJING!!”

“Jarvis tahu siapa lo sebenernya! PUAS LO?!”

DEG!

Sonya terkejut, kalau memang apa yang dikatakan oleh Taavi adalah suatu hal yang benar. Maka ini akan menjadi kali pertamanya ada target yang mengetahui identitas aslinya. Namun bodohnya kenapa disini Sonya tidak pernah sadar dari awal kalau Jarvis sebenarnya sudah tahu identitas aslinya. Padahal dia selama ini selalu berada di sisi laki-laki itu. Apa memang benar kata Taavi dia sudah mulai terbawa perasaan dengan Jarvis? Ini bahaya.

“Lo serius? Tahu darimana? Kenapa gue bisa nggak sadar?”

“Punya otak tuh dipake!” Jarvis menunjuk-nunjuk jidat Sonya dengan jari telunjuknya. Kalau berbicara sopan santun, tentu saja apa yang dilakukan oleh Taavi adalah hal yang tidak sopan secara Sonya ini adalah kakaknya. Namun karena kebodohan yang Sonya perbuat, Taavi mau tidak mau harus melakukan hal ini agar Sonya mau buka mata.