Chapter 1

18 1 0
                                    

⚠️Awas banyak typo⚠️

Fyi, cetak miring = kata hati
Sandhya = matahari baru terbenam
Dikara = indah
Asa = harapan
Manusa = seseorang
Nabastala = langit
Nayanika = mata yang indah
Bianglala = pelangi
Kirana = sinar
Dersik = desir angin
Larik = mulut

Sore yang cerah di tepi pantai, sandhya tampak begitu dikara yang penuh asa, Dengan manusa yang duduk dan mengaguminya.

Entah apa yang dipikirkannya tetapi semua tantang keindahan nabastala yang selalu ia kagumi.

Saat dia berdiri, dia berjalan sambil belihat hpnya dan tidak fokus pada jalan, tanpa dia sadari dia menabrak seseorang

"Aduh maaf maaf ngga sengaja" ucapnya

"Ga papa" ucap seseorang yang dia tabrak

Seiring dersik berhembus, aku menatap nayanika itu dia sangat sempurna, perasaan ini, perasaan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya.

"sekali lagi maaf ya" ucapnya

"ya" ucap orang itu langsung pergi

Aku tidak pernah bertemu orang yang sedingin itu, tapi dia sangat menarik, dia itu sempurna, dia bagaikan bianglala yang menghiasi senja.

Andai saja aku menanyakan namanya, tapi aku takut dia marah apalagi tadi aku menabrak nya.

Saat Eilin pulang dia masih memikirkan seseorang yang dia tabrak itu, ya namsnya adalah Eilin pengagum senja dan pengagum nayanika yang baru saja ia temui

"Siapa dia? dia sangat berbeda degan perempuan lainnya, aku harap besok saat akuu kepantai aku bertemu dengannya lagi" ucap Eilin







Keesokan harinya

Eilin datang kepantai yang dia datangi kemarin, dia mencari cari seseorang yang barusaja kemarin dia temuni, berharap orang itu masih kembali di pantai yang sama.

Saat Eilin menoleh kekanan dan kekiri dia melihat orang yang tidak asing, orang yang pernah dia temui, orang yang dia kagumi. dia mulai berjalan mendekati orang itu.

"Maaf kamu masih ingat aku?" tannya Eilin

"Ya, kenapa?" ucapnya

"Gak apa apa, maaf ya yang kemarin" ucap Eilin

"Gapapa sans aja" ucapnya

"Nama kamu siapa?" tannya Eilin

"Gua Nanda, lo?" ucapnya

"Aku Eilin, salam kenal" ucap Eilin sambil berjabat tangan

"Bisa kita berteman?" lanjutnya

"Kenapa tidak" balas Nanda

"Boleh minta nomor kamu?" tannya Eilin

"Boleh, nih" ucap nanda sambil memberikan nomornya

"Makasih, ayo main bareng" ucap Eilin

"Ya" balas Nanda

Walaupun dia masih tetap sama dingin tetapi ini lebih baik, aku bisa berteman dengannya, aku harap ini akan berlangsung lama, kirana nayanika itu selalu menarikku untuk mengaguminya, wajah nya sangat tampan untuk seorang perempuan.

"Dari tadi jalan mulu, kagak haus lu?" tannya Nanda

"Haus" ucap Eilin

"Yaudah ayo beli" ucap Nanda

Mereka berduapun menuju toko yang ada di pantai tersebut, membeli 2 minuman dam beberapa jajan snack.

"Makasihh udah dibayarin" Ucap Eilin

"Ya, sama sama" balas Nanda

"Ayo duduk kesana" ucap Eilin dengan menunjuj tepi pantai yang indah langsung menghadap ke senja.

Sedangkan nanda membalasnya dengan berdehem, lalu mereka menuju ke tepi pantai tersebut.

"Kamu suka senja?" tannya Eilin

"Suka, kenapa?" ucap Nanda

"Tannya aja hehehe,btw umur berapa om?" tannya Eilin

"Om om, gua cewe, dan gua masi muda" ucap Nanda

"Tapi kamu ganteng" ucap Eilin

"jelasss"ucap Nanda denga pd

"Kaya lagi, kaya setan HAHAHAHA" ucap Eilin dengan tertawa keras

"Hah apa lu bilang" ucap Nanda dengan serius

"Kaburrrrrr ada setan ngamuk" ucap Eilin sambil berlarian

Dan berakhir mereka bermain kejar kejaran, saat itu menjadi saat saat seru bagi Eilin karena dia bisa bermain dan bercanda bersama seseorang yg ia kagumi.

"Hah lu kagak cape apa lari mulu" ucap Nanda

"kagak, kmu udah cape yaa? kok lemah banget sih" ucap Eilin

"Terserah gua" jawab Nanda

"Udahlah ayok duduk di sana" lanjutnya sambil menunjuk tempat duduk yang tak jauh dari mereka.

Mereka pun menuju tempat yang di tunjuk oleh Nanda. Mereka berbincang bincang, bercanda dan tertawa bersama di tempat itu.

"Lu kok bisa suka senja" tannya Nanda

"Karena senja membuat ku merasa nyaman dan" jawab Eilin

"Dan?" ucap Nanda

"Ada dehh, kamu sendiri kenapa suka senja" ucap Eilin

"Senja mengingatkan gua pada seseorang hahaha" ucap Nanda

"Siapa itu?" ucap Eilin penasaran

"Ada dehh" ucap Nanda dengan menirukan yang di katakan Eilin tadi

"Apalah apalah" ucap Eilin

Eilin mentap lekat pada wajah yang sedang tertawa yang terhias oleh senja di depannya.

Dia lebih dikara dari sandhya, dia bersinar bagaikan arunika siapapun tidak bisa menolak pesonanya.

Walaupun larik ku tidak bisa berbicara yang sebenarnya, tetapi sifat dan perlakuanku yang berbicara.








Tbc
makasih banyakk kalian semua yang udah baca ceritaku😘😘
yaa walaupun kagak nyambung sih wkwkwkwk
Sedikit dulu yaa soalnya author lagi sibuk bigitssss
jangan lupa vote dan komen yaaa💋👉🏻👈🏻
yang gak vote tidur di cium popo oh iya lupa lupada sukanya yg segender ya? kslo gitu di cium lucinta luna💋

tunggu chapter selanjutnya yaaww
papayyy ketua izin undur diri🙏🏻
sekian terima Eilin yang camtikq😘😘😍😍

oh iya mau ngasi tau aja UPDATE NYA 2 MINGGU SEKALI YA, KALO SEDNAG MOOD 2 MINGGU 2X, KALO NGGA MOOD BISA 2 MINGGU LEBIH NGGA UP YAA
kenapa 2 minggu sekali? karena kalo 1 minggu sekali tu ketua sibuk yaa, sibuk main dengan teman tercintahh🤗🖕🏻🙏🏻👉🏻👈🏻

Asmaralana Atma DikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang