.
.
.
-Jam pulang sekolah sudah berbunyi, alka berusaha berbaur dengan teman-temannya yang lain, walaupun ia tau melakukan itu hanya membuat hatinya sakit. alka mendekati meja nana, mengajak gadis itu untuk pulang bareng bersamanya seperti kebiasaan mereka dulu.
Ketika alka memasuki kelas nana sudah tidak lagi duduk di bangku yang dekat dengannya. perlakuan simple tetapi bisa membuat hati alka sakit, gadis itu tetap berusaha mendekat dan bermain seperti biasanya, tidak peduli seberapa keras dirinya di acuhkan oleh semua teman-temannya.
"Na mau pulang bareng nggak?." alka menawarkan tumpangan dengan senyuman manisnya, walau tatapan mereka membuat hati alka gentar. tetapi itu tidak akan membuatnya semakin terlihat buruk di mata teman-temannya.
Nana berdiri dan berjalan melewati tubuh mungil alka begitu saja. meninggalkan alka seorang diri di kelas, gadis itu terduduk menutup wajah cantiknya. masalah ini begitu serius, nana marah padanya karena kesalahpahaman ini. fikiran alka mulai melayang menerka-nerka, siapa yang tega melakukan semua ini, sehingga membuat pertemanan mereka hancur.
Alka kemudian berdiri dan berjalan keluar kelas menuju parkiran motor. langkahnya terhenti mendengar notif masuk dari benda pipih yang canggih itu. raut wajah yang sedih berubah menjadi ceria, ketika membaca pesan dari nana. tanpa jeda kaki itu membawanya ke tempat dimana nana sudah menunggu kedatangannya.
Keceriaan alka tidak kunjung sirna, senyumnya kembali lagi. pikirannya memikirkan sesuatu, setelah sampai gadis itu berniat untuk meminta maaf, ia yakin nana akan memaafkan dirinya. dan jika kemarahannya di sebabkan oleh uangnya yang mungkin hilang, alka sanggup menggantinya kembali agar suasana bisa seperti semula dan semua teman-temannya bisa akur lagi.
Akhirnya gadis itu sampai ditujuan, dimana nana telah menyuruhnya untuk datang ke tempat tersebut. kening alka berkerut matanya terus menelusuri tempat itu, tidak ada orang di sana begitu sepi dan sunyi. alka mulai mundur dan ingin berbalik badan, tetapi gadis itu kaget melihat dua orang yang sudah ia kenali memegang pergelangan tangannya.
"Wow buru-buru banget, mau kemana hem?." alka berusaha memberontak, ia menatap manda dengan nyalang. kedua pergelangan tangannya terkunci rapat.
"Brengsek lo bisanya main keroyokan!!." kali ini manda yang tertawa, menjambak rambut indah itu.
"Gue pastiin lo nggak akan lolos lagi kayak waktu itu." manda menepuk pipi alka yang mendongak karena rambutnya dijambak.
"Hemm gue dengar-dengar lo nyuri dompet temen lo ya? segitu miskin nya lo sampai-sampai mau nyuri." kembali manda bersuara melanjutkan kegiatan pemasarannya sebelum inti sarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Alkala
RomanceNama gue Alkala kamansara, panggil gue alka. okey seperti yang kita tau pada umumnya. seseorang nggak akan pernah tau gimana merasakan yang rasanya jatuh cinta, nah kalau kalian tau pasti kalian udah ngalamin. oke semua cerita tentang "dia" . dan gu...