~•°•°•~
Happy reading
....
Ara berjalan di antara keramaian pasar malam,
tapi semua gemerlap lampu, suara riuh tawa dan aroma makanan kaki lima yang biasanya membangkitkan semangatnya malah terasa hampa malam ini.Ia sendirian, ditangannya ada sebotol minuman dingin yang isinya tinggal separuh
tangannya yang satunya lagi sibuk mengantongi hp,
seperti takut hp itu tiba tiba bergetar karena pesan dari sahabatnya—meskipun dirinya tau, tak ada pesan yang masuk disana.Ara menatap jauh ke wahana bianglala yang berputar lambat,
melihat dirinya yang duduk bersama seseorang disanamembayangkan kembali kenangan yang sudah lama antara dirinya dan juga Chika
sialnya khayalan itu membuat dadanya kian sesak.
Setelah pertengkarannya dengan Olla,
ia memilih bolos dn tak mengikuti KBM,
menghabiskan waktunya di luar hingga malam hari, tanpa berniat mengganti seragam sekolahnya
namun itu tak kentara karena dirinya memakai hodie.Ara memilih melangkah sendirian karena memang sejak awal dirinya sendiri disana,
mencari tempat yang cukup sepidi salah satu sudut pasar malam,
ada bangku panjang dekat permainan lempar cincindirinya mendudukan diri di sana, memperhatikan anak anak kecil tertawa kegirangan saat berhasil memenangkan permainan
sementara itu, di dalam kepalanya, ada banyak suara yang terucap begitu saja tanpa bisa di redam
"kenapa semua jadi gini"
"gue ngga bermaksud buat hancurin persahabatan kita" dirinya menggumam pelan, memandang hp–nya lagi, berharap ada pesan masuk dari sahabatnya,
namun lagi lagi itu hanya menjadi angan angannya saja"semuanya berantakan, sial"
ia menghembuskan napasnya kasar, memijit alisnya dengan punggung yang tersandar,
memperhatikan sepasang kekasih lewat di depannya "ah sial" dirinya menutup matanya dengan kedua telapak tangan.Hembusan angin malam membawa aroma gula kapas, tapi entah kenapa malah membuat hatinya berat
ia menggenggam botol minumannya kuat kuat, seolah itu bisa membantu meredakan keresahan yang menumpuk
"gimana sih, Chik? apa Lo pernah mikirin gue kayak gue mikirin Lo?"
"..."
Ara tersenyum pahit, menertawakan pertanyaan bodohnya yang tentu saja jawaban dari pertanyaan itu tidak akan pernah ia temukan jawabannya.
Sekarang ia hanya bisa duduk di bangku pasar malam ini, termenung diantara hiruk pikuk yang kian asing.
*****
Sesampai dirinya dirumah,
suasana sepi menyambut kepulangannyaia membuka pintu dn melempar tasnya ke sudut ruangan
ruang tamu terasa dingin dn kosong seperti hatinya saat ini.
Dirinya jatuh di sofa, tatapannya kosong menatap langit langit yang gelap di atas sana
kesunyian itu seolah menyikut membuatnya terasa asing
rasa kecewa terhadap dirinya sendiri menyelimuti pikiran dn hatinya,
seharusnya dia bisa mengontrol dn mengendalikan ucapannya dn seharusnya juga ia sudah benar benar move on.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm expecting you
Fanfiction"Pada akhirnya kita kembali pada dunia kita sendiri, saling berpindah kelain hati, saling mencoba jatuh cinta kembali, tapi bedanya kamu berhasil dan aku gagal mencintai orang lagi." Konten ini mungkin akan mengandung adegan dewasa so buat yang boci...