1

92 6 3
                                    

"Terimakasih semuanya..."

prok prok prok *Dorrr*

Ratusan tepuk tangan yang menggema dari kursi hadirin tiba tiba terhenti karena suara letupan timah panas dari arah podium.

Kericuhan terjadi, setiap orang berlari untuk menyelamatkan dirinya sendiri, meninggalkan sesosok pria yang telah jatuh terkapar diatas podium, warna merah segar merembes membasahi jas putih miliknya.

Netra biru itu memandang kabur, mencoba menajamkan pandangannya, ketika yang Ia lihat adalah bayangan hitam dari sudut podium yang tersenyum bahagia ke arah dirinya.

"sialan..."

Itulah kata-kata terakhir Levi Cavill sebelum bintik-bintik hitam memenuhi pandangannya.

tik tak tik tak

"AAHHH MATI KAU PENGUNTIT SIALAN!!"

"oh lord, jantungku"

Keduanya tersentak kaget ketika melihat satu sama lain, bagaimana tidak, Levi melihat sesosok mungil bertubuh naga dengan 6 sayap di punggungnya, lalu makhluk tersebut juga terkejut akibat teriakan Levi yang baru saja terbangun.

"pasti aku bermimpi, aku akan melanjutkan tidurku lagi"

"tunggu!"

Makhluk tersebut segera menghentikan Levi yang hendak memejamkan matanya lagi.

"bangun Levi, kau tidak bermimpi!! sekarang kita sedang berada di alam baka!"

Levi segera meluruskan punggungnya lagi, segera berhadapan dengan makhluk yang tampak seperti mitologi Yunani kuno.

"jadi aku benar-benar mati? oleh seorang penguntit sialan? astagaa, malangnya hidupku"

Wajah Levi menjadi suram.

"...sejujurnya akupun tidak tahu siapa sosok itu, aku terkejut bahwa mendengar berita kematian mu dari lord-ku"

"aku tidak mengerti maksudmu, tunggu, tolong jelaskan dulu siapa kamu dan mengapa aku disini"

kepakan sayap makhluk itu merendah, wajah imutnya memelas dan tampak ragu untuk menjelaskan sesuatu.

"Namaku Uno.. harap kau tahu, aku itu bukan malaikat... ya bisa dibilang aku makhluk penjagamu."

Tatapan Uno beralih untuk melihat respon Levi, sementara Levi masih diam, menunggu Uno melanjutkan kalimatnya.

"Aku sudah bersamamu sejak kau lahir, mungkin lebih lama dari itu, Jadi aku dapat mengetahui segala hal tentangmu. Dan peranku disini adalah melihat masa depan mu, juga memberikan insting ketika kamu menghadapi sebuah sesuatu.."

Levi masih belum memberikan komentar apapun, Ia sedikit kasihan ketika melihat Uno tergagap ketika berbicara.

"lalu?"

"M-maaf, maaf ini salahku... ketika kamu berdiri di podium, aku meninggalkan mu karena mendapat panggilan dari Lord-ku.. dan ketika kembali, aku melihat dirimu yang sudah tidak bernyawa, hiks"

Uno menangis, mata biru yang nampak persis seperti milik Levi menghilang dan air mata membasahi pipinya yang gembul.

Levi yang baru pertama kali berhadapan dengan hal ini sedikit kebingungan, sejujurnya Ia tidak menyalahkan Uno akan kejadian tersebut, seperti yang Levi tahu bahwa kematian tidak ada yang memprediksi.
Ia malah sedikit terkejut bahwa ada makhluk seperti ini di dunia, ah bukan di dunia tepatnya, alam baka.

"baiklah, berhenti, aku tidak marah, jangan menangis okay?"

Ia berusaha menenangkan tangisan Uno yang terlihat seperti anak kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terjebak harem 21+ [bl harem]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang