Hidup tanpa membuat masalah itu tidaklah indah -Clara Putri Aditya.
---------
Di Pagi yang cerah terlihat seorang gadis berpenampilan nerd memasuki gerbang sekolah dengan senyum yang mengembang dibibir tipisnya.
Gadis itu adalah Clara, ia berjalan dengan penuh percaya diri dengan mengangkat dagunya tinggi tinggi.
Saat ini Clara tengah menginjak kelas duabelas.
"muehehe saatnya membuat masalah," batinnya.
Semua siswa dan siswi di sekolah yang ada di halaman memusatkan perhatian padanya, dan hal itu membuat Clara semakin percaya diri.
Bagaimana tidak menjadi pusat perhatian, siapa yang tidak tau pada Clara si gadis culun dengan kelakuannya yang membuat semua orang geleng geleng kepala.
"haha ternyata aku terkenal juga," batinnya.
"Oy culun!!" teriak seorang siswa yang sedang berkumpul dengan teman temannya.
Clara pun berbalik dan sedikit menurunkan kaca mata bulatnya.
"Apa!!" Balasnya ikut berteriak.
"Sini kamu!!" teriak siswa itu yang diketahui bernama Boby.
"Kamu siapa ngatur ngatur aku hah? hanya emak ku yang berhak, dasar babi," ketus Clara.
"Nama ku Boby Cok bukan babi!" Kesal Boby.
"Nah iya itu maksudnya" ujar Clara cengengesan.
"Cih, buruan sini!" ujar Boby.
"Ck iya iya," ujar Clara. ia pun berjalan menuju gerombolan pemuda itu.
"Apaan?" tanyanya dengan ketus setelah sampai di kumpulan itu.
"Nih nih bawain tas kita," ujar Romi salah satu teman Boby, ia menyodorkan tasnya pada Clara.
"Jadi kamu manggil aku ke sini cuman buat disuruh suruh hah!" pekik Clara tidak terima karena dia diperlakukan seperti babu.
"Namaku Boby Ra," ujar Boby membenarkan karena Clara selalu salah memanggil dirinya.
"Bodo amat, terserah aku lah, mau aku panggil kamu monyet kek, mau panggil kamu kucing kek. Lagian nih ya, kamu itu pantasnya dipanggil babi ya bukan Boby karena kamu selalu menghinaku, walaupun aku jelek, aku itu tetap manusia tau gak, gak seharusnya kamu perlakukan aku kayak gitu. Oh atau lo udah merasa jadi yang paling baik! Ngaca brader lu aja kayak preman komplek sok soan hina orang," ujar Clara membuat Boby terdiam, ia tidak berkutik dan merasa bersalah karena perkataan Clara barusan sangat menusuk.
"Udah Ra udah, gak malu apa dilihat orang orang?" ujar Rendi mencoba menenangkan Clara karena mereka saat ini menjadi tontonan gratis seluruh murid.
"Diam lo rembo!" ucap Clara lantang. Bagaimana tidak dipanggil rembo, rambut Rendi saja sudah warna warni seperti bulu rembo ayamnya atok dalang di kartun Upin Ipin.
Tapi entah mengapa Rendi selalu saja lolos saat ada razia.
"Gue Rendi bukan rembo, lagian nama bagus bagus kok main diubah ubah sih," ujar Rendi yang diakhiri cibiran.
"Anggap aja panggilan kesayangan dari gue, soalnya rambut Lo itu udah warna warni kayak rembo, ada hijaunya, ada hitamnya, ada merahnya, ada birunya, persis lah pokoknya," ujar Clara menghitung warna bulu rembo dengan jarinya.
"Sialan lo, ini tuh keren tau," ujar Rendi bangga.
"Apanya yang keren orang kayak kemucing warna warni gitu," cibir Clara.
"Ck, lo bisa gak sih jangan cari gara gara sama kita Ra?" tanya Boby.
"Hello bukannya lo ya yang cari masalah sama gue, gak sadar ya?" sindir Clara. Mereka bertiga terdiam karena apa yang di ucapkan Clara ada benarnya.
"Cih, cari masalah sendiri malah nyalahin orang lain, ingat ini baik baik, lo diam gue diam lo nantang gue lawan, tapi jangan pernah bawa bawa kekuasaan bokap lo," tekan Clara.
"Kenapa?, takut kalah Lo?" Tantang Boby.
"Iya, karena jika sudah mengandalkan kekuasaan yang benar bisa jadi salah dan yang salah bisa menjadi benar" ujar Clara.
"Maksud lo?" Bingung Rendi.
"Pikir sendiri, makanya otak tuh dipake, modal tampang doang tapi otak kosong, gak guna!!" Sarkas Clara, Clara hendak pergi namun matanya bertubrukan dengan mata tajam seseorang yang sedari tadi diam.
"Apa Lo liat liat mau gue congkel mata Lo?" Pekik Clara dengan mata melotot.
Orang yang dipelototi Clara bernama Albara Haidar Bagaskara, ketua OSIS SMA Garuda.
Bara yang dipelototi oleh Clara mengangkat sebelah alisnya dengan wajahnya yang senantiasa datar.
"Sok cool, bilang aja kalo anak mami," cibir Clara lalu pergi dari sana.
"Duh gini nih kalo udah Deket deket sama tu cupu, jadi kena ulti gue," celetuk Boby.
"Bukan lo doang kali, gue juga," ujar Rendi merespon ucapan Boby.
Sedangkan Albara dan satu orang lagi sedari tadi diam, orang itu adalah Samuel Geovano Rajasthan. Panggilannya begitu banyak, Sam tidak dingin seperti Bara dan hanya cuek serta pendiam.
Perkenalan dulu dengan teman teman Bara.
Pertama, ada Albara Haidar Bagaskara, seorang ketua OSIS. Wajahnya datar, dibalik sikapnya itu ada sebuah rahasia besar. Yaitu rahasia tentang sebuah obsesi besar.
Kedua, Samuel Geovano Rajasthan, ketua tim basket SMA Garuda. Sifatnya cuek, namun perhatian terhadap kekasihnya.
Ketiga, Rendi Smith, pemuda yang sedikit lebih tampan dari Sam. Memiliki ego tinggi dan sedikit tsundere. Iya adalah anggota tim basket.
Keempat, Romi Abian Steve, anggota OSIS si SMA Garuda.
Ke lima, Dodit Anzar Abimanyu, anggota tim basket SMA Garuda, memiliki.
Kembali ke posisi Clara saat ini. Gadis itu berjalan dengan menghentakkan kakinya kesal, di sepanjang jalan banyak pasang mata yang menatapnya.
"Halo Clara, apa kabar?" Sapa seorang gadis yang sedikit berisi, namanya Mia.
"Eh iya Mia, kabar gue baik." Ujar Clara dengan sedikit kaget.
"Aku duluan ya Mia, lagi buru buru soalnya," Clara bergegas pergi dari sana, jangan sampai dirinya meluapkan kekesalannya pada gadis itu.
Sebelum Mia dapat menjawab perkataannya, Clara terlebih dulu pergi dari sana. Mia hanya menatap kepergian Clara dengan intens, entah apa yang sedang dipikirkan gadis itu.
"Kamu orang yang baik Clara, cuma kamu yang mau aku sapa, dan cuma kamu yang mau terima hadiah dari aku waktu itu," ujar Mia dengan menatap sendu kepergian Clara.
"Andai kakakku mau Nerima aku," ujar Mia.
Clara berjalan dengan cepat, hingga tanpa sengaja dirinya menabrak seseorang.
"Eh kalau jalan itu lihat lihat dong, jangan cuma jalan doang," Clara mendorong bahu pemuda itu. Pemuda dengan rambut gondrong itu menatap Clara dengan tatapan aneh.
"Ha? Situ waras? Jelas jelas yang salah itu Lo, jalan kok buru buru, mana gak lihat sekitar lagi," ujar pemuda itu.
"Bisa diem gak sih Lo? Gue lagi kesal sekarang, mau gue gosok mulut Lo pakai sepatu kesayangan gue?!" Pekik Clara.
"Dah lah, males gue," Clara benar benar pergi dengan perasaan lebih kesal dari sebelumnya.
Bersambung.....
Gimana cerita yang ini?
Lanjut gak?
Awalannya emang agak gak menarik dan banyak kata kata kasar, tapi ke depannya lebih sedikit kata kata kasarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Girl
JugendliteraturMenceritakan tentang kisah Clara, si ketua dari perkumpulan orang orang culun namun tak mudah ditindas. Suatu rahasia membuat dirinya bermusuhan dengan kakaknya sendiri. Akankah mereka berbaikan? Bagaimana jika teman abangnya menyukainya, sehingga m...