01.

8 2 0
                                    

Tak terasa sudah 1 tahun setelah kepergian Fella.

Araya kini menjadi anak yang paling diam, cuek, cool, dan Rajin.

Araya sering menghabiskan waktunya untuk tidur dan melamun di asrama sambil menatap ranjang atas milik Fella yang belum di isi siapapun.

Pernah ada orang yang mau mengisi ranjang itu, namun Araya membentaknya dan menyuruhnya pindah ke kamar lain. Guru juga bingung mau berbuat apa lagi. Araya sungguh menyeramkan, keras kepala, dan pendiam.

Kepergian Fella telah merubah Araya menjadi jauh berbeda dari sebelumnya.

"Wahhh, Kenzi! Tolol lo!!" Ilham membentak lelaki itu Dnegan keras karena Kenzi terus menyusahkan tim di dalam game online nya.

Bugg

Ilham melempar bantal pada Kenzi karena geram sedaritadi Kenzi diam tak menyaut.

"Bebebbbbb." Panggil Kenzi manja.

"Ututututu kenapaaaa." Chelsa mencubit kedua pipi pacarnya yang jauh lebih tinggi darinya.

"Ilham ya tuhhh, aku di lempar bantall" Kenzi mengadu pada pacarnya dengan manja.

Ilham di sana melihat adegan itu sambil menahan dirinya untuk tidak muntah di tempat.

Saat sedang asik mengobrol, tepat pukul jam 20:33. Chelsa tiba-tiba merasa merinding, sekujur tubuhnya merasa hawa yang aneh. Pencampuran rasa dingin dan panas.

Cekk

Sontak seisi ruangan kaget melihat daun pintu seperti ada yang ingin membukanya. Semua masih mencoba berpikir positif, namun suara itu muncul lagi untuk yang ke 2 kalinya.

Cekkk

Kali ini suaranya makin keras.

Chelsa langsung bersembunyi di balik Kenzi. Sedangkan Sisil dan Ilham tengah melotot menatap pintu dari ranjang Ilham yang memang dekat dengan pintu. (Ranjang Ilham di bagian kiri pintu).

"Apa itu?" Sisil berbicara perlahan, sangat kecil suaranya.

Semuanya saling menatap, kini suara itu nampak sudah berhenti, namun tiba-tiba ada suara seseorang yang tengah menyeret-nyeret sesuatu di lantai 11. Apa itu?

Srek

Srekk

Hening

Srekkkkkk

Chelsa dan Ilham langsung berlari ke arah Araya yang tengah duduk di ranjang nya. Ranjang Kenzi ada di bagian kanan pintu, sedangkan Ilham di kiri, dan ranjang Araya ada tepat di depan pintu. Jarak ranjangnya Dnegan pintu itu sekitar 2 M, atau bahkan bisa lebih.

Ilham dan Sisil masih di tempatnya, kini mereka berdua naik ke ranjang atas dan mengambil gelas beling.

Bagian bolong Gelas beling itu di tempelkannya di atap-atap dan ujung gelas itu di tempelkan di telinga Ilham.

Lelaki itu tengah mendengar suara apa itu? Tiba-tiba ia mendengar suara.

"Tooolhoonggg."

Sontak mata Ilham membulat, suara itu persis di tempat gelas itu di tempelkan.

Drekkk

MISTERY LANTAI 11Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang