#23 Persembunyian

129 15 0
                                    

Malam ini di wilayah pinggiran hutan Dessere, ia mengamati ribuan bintang yang terpapar jelas diatas langut yang gelap.

Semilir angin membuat beberapa helai rambut coklat itu tertiup, manik emerald itu terpejam. Menikmati hembusan angin yang tenang, yang membuat setidaknya mengurangi rasa penuh khawatir di dalam benaknya.

   
  Kgakk! Gakk!

Ia membuka mata saat mendengar suara burung gagak disekitar nya. Benar, ada satu burung gagak yang menghampirinya.

Wajahnya mengerut, ia melihat burung gagak itu membawa sepucuk gulungan kertas.

Tangannya terulur, burung gagak itu hinggap disana. Satu tangan yang lain mengambil gulungan kertas itu, lalu kembali menerbangkan sang burung gagak.
  

  Srak..

Dibuka nya gulungan kertas ditangannya itu, dan membaca nya secara teliti.

Ia mengerutkan alis untuk kedua kali nya. Tangannya menggenggam lebih erat pada kertas yang sedang ia baca.

Ia gulung lagi kertas itu, lalu memasukkannya kedalam saku.

Dan kembali menatap bintang diatasnya. Cahaya bulan menerangi manik emerald yang membuatnya sedikit bersinar. Dalam keremangan cahaya bulan, ia tersenyum tipis.

"Aku mempercayaimu."

***

Dua iblis penjaga gerbang tengah fokus mengamati keadaan sekitar. Jikalau ada sesuatu yang mencurigakan, tentu nya mereka akan bertindak dan meningkatkan kewaspadaan.

Namun, malam ini sepertinya tidak akan ada sesuatu yang terjadi. Salah satu dari mereka berdua mengeluh karena lelah berjaga sepanjang waktu.

"Hey, aku sangat lelah. Ayo istirahat dahulu, disini tidak ada sesuatu yang mencurigakan."

Iblis satu yang lain mengangguk, "Baiklah, ayo."

Mereka pun pergi beristirahat kedalam wilayah dan meninggalkan gerbang yang masih tertutup.


Melihat adanya kesempatan, sesosok bertudung hitam mendekati pintu gerbang. Sebelum membuka pintu gerbang, ia menengok ke kanan dan kiri nya. Sepi.

Ia menggigit bibir bawahnya, tangannya mengcengkeram erat pada ujung pembuka pintu. Pikiran sesuatu yang nanti nya akan terjadi setelah ia kabur menghambat pergerakannya.

Suara ketukan lirih di sudut pojok bangunan dekat dengannya terdengar, membuat ia menoleh.

Ed tersenyum, sambil melambai kecil tangannya. Seakan berkata pergilah, aku tak apa.

Lawan bicara mengangguk kecil dan sedikit tersenyum. Sesaat setelahnya ia berhasil keluar dari gerbang dunia iblis, dan menutupnya rapat seperti semula.

Begitupun Ed, ia kembali menjalankan tugas nya.
     

***


Hosh.. hosh.. hosh..

     Drap! Drap! Drap!

Tuhan, tolonglah bantu aku.
Bulan purnama.. Jangan pelit untuk membagi cahaya mu padaku.
Sial, aku kehabisan nafas.

Eh?! Aku sudah berada di atas bukit?
Baguslah, perjalananku akan sedikit bebas dari sini.

 

Malam masih belum selesai, sekira nya masih ada tiga jam yang tersisa sebelum fajar muncul.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My only siblings | Cruel DeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang