Chap 3 : Aku bukan barang

140 14 6
                                    

Rafayel menunggu Maya dengan cemas di apartementnya.
"Maya kok tidak ada kabar ya?" Dia terus memperhatikan smartphone nya dengan cemas.

.

.

.

Maya melihat beberapa pesan dari Rafayel dengan lesu,
'Bagaimana?'
'Kenapa tidak ada kabar?'
'Kau baik-baik saja?'
'Kau tak apa?'
'Hei'
'Mayaaa, kau tidak disekap bajingan itu kan?'
'Apa aku kesana?'
'Maya. Jika kau tidak mengabariku hingga jam 12 nanti aku akan kesana!'
...

"Huhh...bagaimana ini...malah kemarin aku sudah menyetujui menjadi asisstennya Rafayel...siapa yang tak tergoda dijanjikan gaji 2x lipat dari sini? Dan juga Rafayel mana mungkin mengingkari janjinya. Jika aku bekerja dengan Rafayel aku bisa melepaskan salah satu pekerjaanku kalau gajinya segitu." Gumam Maya pelan, dengan lesu sambil mengetik balasan untuk Rafayel, dia tidak menyadari kehadiran Sylus yang tengah menyilangkan tangannya dengan tatapan kesal.

"Ehem! Permisi, kau berdiri didepan mesin kopi."

Maya mematung ketika mendengar suara Sylus, entah mengapa dia sangat bodoh sekali tidak menyadari kehadiran Sylus dan saat ini dia hanya berharap semoga Sylus tidak mendengar ucapannya tadi.

"Aku sudah tau semuanya, maaf soal kemarin...aku tidak tau bahwa kau sangat kesulitan, aku akui kesalahanku. Dan...kau merendahkanku dengan masih mencari pekerjaan diluar sana, kau seperti membuat onychinus seakan seperti perusahaan kecil dengan gaji kecil saja. Aku akan menawar gaji 4x lipat. Bagaimana? Jadi kau tak perlu meratapi nasib dengan tidak jadi asisten si kepala ikan itu." Tawar Sylus.
"Eh?! Sungguh?!!...ahh...maaf pak..." Maya kelepasan.
"Ya, dan kau tak perlu bekerja di Bar itu lagi atau sebagai terapis pijat ditempat Spa....Ah tidak, 4x terlalu kecil, aku akan menaikan gajimu menjadi 6x lipat bagaimana? Tapi kau tak hanya menjadi sekretarisku saja."
Tentu saja dengan gaji 6x lipat itu tidak dengan hanya menjadi Sekretaris saja. Maya pun sadar jika kenaikan gaji yang sangat besar itu tentunya juga ada hal lain yang harus ia kerjakan.

"Kau pernah berpengalaman membersihkan rumah dan memasak kan?" Tanya Sylus lagi, Maya mengangguk.
"Bagus, aku ingin sepulang kerja nanti kau memasak dan membersihkan apartementku. Bagaimana? Untuk Transportasi juga kau bisa menumpang padaku, jadi tak perlu khawatir, dan sabtu-minggu kau bisa libur." Tanya Sylus, tanpa pikir panjang tentunya Maya pun mengangguk setuju.

Bagaimana jika tidak setuju? Gaji nya sebagai sekretaris di perusahaan Onychinus sudah besar, lalu gajinya dinaikan menjadi 6x lipat, itu sudah melampaui semua gajinya dari bekerja sambilan dimana-mana, tentunya dia mau, dan juga dia tidak perlu repot kesana-kemari ketempat kerja karena dia menebeng Sylus, juga sabtu-minggu libur, AKHIRNYAA LIBURR!!
"Baik pulang dari sini, kita langsung kerumah bersamaku ya."

.

.

.

'Hutangku sekitar 9.7M, dengan gajiku ini hitung saja mungkin bersihnya 330jt jika kenaikan 6x lipat gajiku sebelumnya, itu sudah dipotong dengan biaya hidupku...maka aku bisa melunasinya selama—'
pikiran Maya terpotong karena Sylus menarik dagunya kearahnya.
"Kau memikirkan apasih? Kita sudah sampai." Ucap Sylus.
"Ohh...maaf pak." Maya melihat sekelilingnya sudah di parkiran apartement.
"Ayo turun."

.

.

.

Apartement milik Sylus tentunya berada dikawasan elit dimana para artis dan konglomerat juga tinggal disana, bahkan koridornya saja sudah terlihat sangat mewah, sangat berbanding jauh sekali dengan apartement kumuh dan kecil milik Maya.

GOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang